Kesehatan
Ibu Hamil Konsumsi Lemak Tinggi, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak
PAPARAN diet tinggi lemak ibu hamil selama masa gestasi dan awal perkembangannya, dapat mengganggu perkembangan neuron yang mengandung serotonin –neurotransmiter yang sangat penting dalam mengembangkan otak. Di sisi lain, mengenalkan anak pada pola makan sehat di usia dini, juga sangat sulit untuk membalikkan efek diet tersebut, kata periset.
Bayi yang ibunya mengkonsumsi makanan berkandungan lemak tinggi selama kehamilan, mungkin berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kegelisahan dan depresi, demikian peringatan yang disampaikan sebuah penelitian.
Temuan, dari penelitian hewan, menunjukkan bahwa pola makan yang tidak sehat, bukan hanya menciptakan masalah kesehatan bagi ibu hamil, tapi juga mengubah perkembangan otak dan sistem endokrin anak-anak yang dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan mental yang terus berlangsung lama.
“Mengingat tingginya konsumsi makanan dan obesitas ibu di negara maju, temuan ini memiliki implikasi penting bagi kesehatan mental generasi mendatang,” kata Elinor Sullivan, asisten profesor di Oregon Health and Science University (OHSU) di AS.
Selanjutnya, paparan diet tinggi lemak selama masa gestasi dan awal perkembangannya mengganggu pengembangan neuron yang mengandung serotonin – neurotransmiter yang sangat penting dalam mengembangkan otak. Untuk diketahui, gestasi adalah periode waktu bayi berada di dalam rahim; lama penuh periode gestasi adalah antara 38 dan 42 minggu (dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir/ HPMT). Masalahnya, usaha mengenalkan anak pada pola makan sehat di usia dini, ternyata juga gagal untuk dapat membalikkan efek konsumsi lemak tinggi, kata periset tersebut.
“Ini bukan tentang menyalahkan ibu,” tapi “tentang mendidik wanita hamil tentang potensi risiko diet tinggi lemak pada kehamilan dan memberdayakan mereka dan keluarga mereka untuk membuat pilihan yang sehat dengan memberikan dukungan.
Kita juga perlu membuat kebijakan publik yang mempromosikan gaya hidup sehat dan makanan, ” kata Sullivan menggarisbawahi.
Untuk penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Endocrinology, tim tersebut menguji efek diet tinggi lemak ibu terhadap primata non-manusia, mengendalikan diet mereka dengan ketat sehingga tidak mungkin terjadi pada populasi manusia. Periset mengelompokkan total 65 kera Jepang ke dalam dua kelompok, satu diberi diet tinggi lemak dan satu diet kontrol selama kehamilan.
Mereka kemudian mengukur dan membandingkan perilaku seperti kecemasan di antara 135 keturunan dan menemukan bahwa baik laki-laki dan perempuan yang terpapar diet tinggi lemak selama kehamilan menunjukkan kejadian kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.***