Connect with us

Feature

Doni Monardo, “Manusia Bersayap”

Published

on

Jayakarta News – Jamak manusia berkias, “seandainya aku punya sayap”. Tujuannya adalah, agar ia bisa bebas terbang kian-kemari. Tapi itu mustahil, bukan?

Kiasan “manusia bersayap”, laik disandangkan kepada Kepala BNPB, Doni Monardo. Enam hari terakhir, persisnya sejak tanggal 1 Januari 2020, hampir setiap hari Doni Monardo keliling daerah yang tertimpa musibah.

Doni terbang bersama Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, para menko, sejumlah menteri, dan tentu saja wartawan. Benar-benar bak manusia bersayap, Doni “hinggap” dari satu titik musibah ke titik musibah yang lain. Sepanjang tahun 2020 yang sudah berjalan enam hari, nyaris tiada hari tanpa Doni terbang.

Sebagai Kepala BNPB, Doni ingin bersama para korban, di mana pun berada. Hanya dengan begitu, Doni mengetahui dengan persis kondisi masyarakat dan lingkungan di mana mereka tinggal. “Sebagai Kepala BNPB, pak Doni biasanya menyumbang Dana Siap Pakai. Tapi yang terpenting di lokasi musibah beliau bisa menelisik lebih dalam tentang sumber bencana dan mencarikan solusinya,” kata Egy Massadiah, Staf Khusus Kepala BNPB.

Jangan heran, jika subuh tadi, Senin (6/1/2020), Doni Monardo sudah menjejakkan kaki di Sulawesi Utara. Ia terbang dinihari.

Kepala BNPB Doni Monardo, ditemani Bupati Jabes E Gahhana, Kepala BNPB mendatangi lokasi longsor dan banjir bandang di Desa Lebo, Kecamatan Mangahitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut. (foto: egy massadiah)
Situasi longsor di Desa Lebo, Kecamatan Mangahitu, Ssangihe, Sulut. (foto: egy massadiah)

Usai membasuh muka sejenak di bandara Sam Ratulangi, ia melanjutkan perjalanan ke lokasi bencana. Menggunakan helikopter satuan Penerbad yang dipiloti Kapten Faris Afandi, Doni terbang dan mendarat di Lapangan Gesit, Kelurahan Sawangbendar, Kecamatan Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Kepulauan Sangihe terletak sekitar 250 km utara kota Manado. Dengan helikopter tempur Mi-35-P buatan Rusia, jarak itu mampu ditempuh dalam waktu satu jam penerbangan.

Setiba di lokasi, Doni langsung menuju lokasi banjir bandang yang memporakporandakan sejumlah rumah di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat pagi (3/1/2020). Banjir bandang itu sedikitnya menerjang tiga desa, yaitu Desa Lebo di Kecamatan Manganitu, Desa Belengang di Kecamatan Manganitu, dan Desa Ulung Peliung di Kecamatan Tamako.

Desa Lebo paling parah. Puluhan rumah hanyut dan tiga orang meninggal dunia. Satu sudah ditemukan dan dua masih tertutup longsor. Selain itu, 6 orang luka-luka sudah dibawa di rumah sakit.

Ditemani Bupati Jabes E Gahhana, Kepala BNPB mendatangi lokasi longsor dan banjir bandang di Desa Lebo, Kecamatan Mangahitu.

Tak pelak, awal tahun 2020 adalah hari-hari padat melelahkan bagi Doni Monardo. Tanggal 1 dan 2 Januari fokus mengkoordinasikan penanggulangan banjir Jabodetabek, kemudian Sabtu tanggal 4 Januari berkunjung ke lokasi bencana di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Bogor. Pada hari Minggu 5 Januari kembali mendampingi Presiden Jokowi ke Kecamatan Sukajaya, meski kemudian heli kepresidenan gagal mendarat setelah beberapa kali approach karena cuaca buruk.

Ditanya apakah tidak lelah? Egy menjawab, “Manusiawi jika pak Doni lelah. Tapi sepertinya beliau tidak merasa lelah. Baginya ini adalah tugas dan kewajiban. Begitulah tipikal pejabat prajurit. Jika bisa saya menilai, beliau tidak lelah fisik, tetapi lelah hati karena merasa sedih dan prihatin atas jatuhnya korban jiwa dalam bencana-bencana itu,” ujar Egy Massadiah. (rr)

Staf Khusus Egy Massadiah dan Kepala BNPB Doni Monardo di kabin helikopter tempur Mi-35-P. (foto: egy m)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *