Connect with us

Feature

Cakalang Fufu Rica Rica, Edodoe Pe Sadap Skali

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Cakalang Fufu rica-rica, salah satu  makanan khas  populer asal  Sulawesi Utara. Memang masing-masing punya resep signature sendiri, tetapi kekhasan menu ini yaitu rasa gurih dan pedas tetap dipertahankan.

Kenapa harus pedas? Pasalnya, ada jargon khas orang Manado yaitu, nimbole makan kalo nda ada rica. Artinya tidak bisa makan tanpa cabai rawit. Tak heran semahal apapun harga cabai rawit, bumbu ini wajib ada. Hampir seluruh masakan utama orang Manado menggunakan cabai sebagai bumbu utamanya.

Masakan Manado yang menggunakan cabai rawit, sebut saja; ikan bakar rica yang kemerahan karena disiram bumbu cabai. tinutuan alias bubur Manado yang merupakan olahan berbagai aneka sayuran hijau dan sedikit beras itu akan terasa sangat hambar jika tanpa ditemani oleh rica roa (sambal dari ikan Rowa) atau dabu-dabu yang mirip sambal matah tapi setingkat lebih pedas.

Rasa pedas yang dihasilkan dari cabai itu wajib hadir dalam setiap kali aktivitas makan orang Manado. Rupanya ciri khas masakan seperti ini dipilih bukan tanpa alasan. Ada filosofi dan arti tersendiri yang sudah menjadi bagian dari sejarah kuliner dari ibu kota Sulawesi Utara tersebut.

Menurut sejarahnya, masyarakat Manado merupakan keturunan dari suku Minahasa yang memiliki filosofi hidup cukup unik. Terutama pada hal-hal yang bersifat menyakitkan seperti halnya ketika menyantap sajian bercita rasa pedas. Rasa sakit yang timbul di lidah ketika mencecap makanan pedas, rupanya mengajarkan masyarakat Manado akan hidup bertoleransi terutama pada hal-hal yang menyakitkan.

Maka jangan heran pula bila Anda menyicipi camilan seperti pisang goreng atau singkong rebus. Orang Manado menyantapnya tetap dengan ditemani sambal rica-rica. Dan salah satu menu pedas khas di Manado adalah cakalang fufu rica rica. Edodoe pe sedap sekali.

Bahan baku utama dari menu ini adalah ikan cakalang fufu. Ini adalah jenis ikan calang (katsuwonus pelamis) yang banyak ditemui di perairan Teluk Bitung, Sulawesi Utara. Pasokan yang berlimpah inilah yang membuat warga pesisir terutama Minahasa, Manado dan Bitung mengawetkan ikan ini dengan cara diasap.

Foto manadobaswara.com

Menjaga Kesegaran Ikan

Pusat pengolahan ikan cakalang fufu berada di Kecamatan Girian, Kota Bitung. Sekitar 75 persen penduduk di kampung ini bermata pencarian dari pengasapan ikan. Maka tak heran jika kampung ini disebut sebagai kampung calakang fufu. Ada sekitar 20 pengusaha kecil yang tergabung dalam kelompok usaha ini. Setiap tempat bisa memproduksi sekitar 200 kilogram cakalang fufu. Pasar yang mereka tuju adalah di sekitar Bitung, Manado hingga Minahasa.

Cara pengolahan produk ini terbilang unik. Daging ikan hasil tangkapan dibersihkan dan dibuang sisiknya. Lalu dibelah dua dan dijepit  dengan bambu. Kemudian daging ikan dilumuri garam dan bubuk soda dengan perbandingan 1:1.  Setelah itu mulailah proses pengasapan dengan menggunakan kayu bakar. Proses ini dalam bahasa setempat disebut fufu. Proses pengasapan  terus berlangsung sampai daging cakalang berubah warna menjadi kemerahan,  menandakan sudah matang.

Proses pengasapan yang  menghabiskan waktu sekitar empat jam ini kemudian dilanjutkan dengan pendinginan selama dua jam. Dari sinilah muncul produk cakalang fufu yaitu ikan dengan tekstur yang kering di luar tetapi empuk di dalam, dan tak berair. Bila proses pengolahan tepat, cakalang fufu ini bisa disimpan dalam suhu ruang selama satu bulan, cocok untuk dijadikan oleh-oleh khas kota Manado.

Sesungguhnya ikan cakalang fufu bisa diolah dengan berbagai cara. Mulai dari digoreng biasa, disantan, atau dibuat abon. Tetapi yang paling mengguncang lidah adalah menu Cakalang fufu rica rica. Pada menu ini Anda akan mendapati rasa pedas aromatik yang menggugah selera.

Inilah kekhasan resep rica rica yang merupakan perpaduan dari bawang, serai, jahe, lengkuas, daun jeruk, pandan, dan cabai rawit sebagai bintang utamanya. Jadi jika Anda ke Manado jangan lupa menyicipi menu cakalang fufu rica rica yang menggoyang lidah, menggugah selera. ***indonesia.go.id/ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *