Connect with us

Kabar

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto Dinilai Khianat, dan Terancam Gagal Nyalon Lagi

Published

on

Kader PAD PDI Perjuangan se-Kabupaten Kebumen menolak bacalon incumbent Arif Sugiyanto, dan memilih kadernya sendiri untuk maju dalam Pilbup Kebumen 2024. (foto: tangkapan layar)

JAYAKARTA NEWS – Kisah dramatis terjadi di Kebumen, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Alkisah, seseorang bernama Arif Sugiyanto berhasil duduk di kursi bupati Kebumen periode 2021 – 2026 melalui pilkada unik, karena yang dia lawan adalah kotak kosong.

Semua kalkulasi politik –ketika itu—menyebutkan, Arif akan sulit memenangkan Pilkada jika harus bertanding dengan kandidat lain. Pasalnya, sebagai anggota Polri, pangkatnya sebatas bintara. Jauh di bawah kelaziman pangkat bupati yang setingkat perwira menengah senior (Kolonel/Kombes).

Faktor “orang dekat” Menteri Dalam Negeri Jenderal Pol Tito Karnavian, meniscayakan dia berhasil “memborong” semua rekomendasi partai politik. Berpasangan dengan Ristawati Purwaningsih (kader PDI Perjuangan), mereka menang (tipis) melawan “kotak kosong”.

Melawan kotak kosong, Arif – Rista tidak serta merta melenggang mudah. Ada sekitar 40 persen pemegang hak pilih yang justru mencoblos kotak kosong. Hal itu menunjukkan bahwa koalisi sembilan partai politik pengusung melawan kotak kosong, gagal menunjukkan superioritasnya.

Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kebumen (Petahana) serahkan formulir pendaftaran ke DPC PDIP Kebumen, Kamis (16/5/2024). (sumber: TV One)

Mulai Panas

Sesuai ketentuan, Pilkada serentak mendatang, berlangsung November 2024. Karenanya, Arif – Rista harus memungkasi jabatan tahun ini juga.

Tak heran jika suhu politik di Kebumen mulai panas. Sejumlah elit politik dari Kabupaten dengan luas 1.281 km persegi itu, sudah “wira-wiri” rembug-sana-rembug-sini membahas kandidat bupati mendatang.

Manuver politik terjadi beberapa waktu lalu, ketika mantan Sekda Kebumen Adi Pandoyo mengambil formulir pendaftaran untuk posisi Bakal Calon Wakil Bupati. Saat ditanya wartawan mengapa tidak mengambil formulir pencalonan sebagai bupati, ia menepis diplomatis, “Sadar kapasitas dan posisi.”

Adi Pandoyo adalah mantan narapidana yang divonis 4 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jawa Tengah, untuk kasus suap dan gratifikasi. Adi Pandoyo ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) 16 Oktober 2016. Sedangkan vonis hakim Penggadilan Tipikor Semarang, dijatuhkan pada 5 September 2017. Ia pun langsung mendekam di penjara Kedungpane, Semarang, dan baru bebas kurang dari 3 tahun yang lalu.

Menyusul kemudian, incumbent Arif Sugiyanto yang pada hari Kamis (16/5) kemarin menyerahkan berkas bakal calon bupati ke kantor DPC PDIP Kabupaten Kebumen di Jalan Sarbini. Peristiwa ini sontak memantik reaksi keras dari para kader “moncong putih”.

Penyerahan berkas pencalonan ke PDIP didampingi, Ketua DPD Partai Golkar Kebumen Hj Halimah Nurhayati, Ketua DPD PAN Bagus Setiawan, Ketua DPC Partai Gerindra Solatun dan Ketua DPC PPP Kebumen Wahid Mulyadi. (sumber: suara merdeka)

Dijuluki “Pengkhianat”

Seluruh PAC (Pengurus Anak Cabang) PDIP Kebumen, menolak bakal calon bupati Arif Sugiyanto. Dalih mereka kompak: “Pengkhianat”.

Saat melawan kotak kosong 2021 lalu, PDIP menjadi salah satu penyokong utama Arif, sekaligus menjadi partai dengan raihan kursi terbesar DPRD Kabupaten Kebumen, yakni 12 kursi. Akan tetapi, Arif berubah kiblat ada saat Pilpres 2024.

Arif diketahui mendukung pasangan Prabowo – Gibran, melawan kandidat PDIP, Ganjar – Mahfud MD. “Tidak saja keliru secara fatsun politik, tetapi sebuah pengkhianatan terhadap keputusan partai,” ujar Nuryanto Pramudono, Wakil Ketua Bidang Komunukasi Politik, DPC PDIP Kebumen.

Sikap dan pendapat yang sama meluncur dari para kader banteng yang lain, dan sudah terbesar di berbagai akun media sosial yang beredar. Tak heran jika Nuryanto menegaskan, “Kalau sampai DPP PDIP memberikan rekomendasi kepada Arif Sugiyanto, bisa dipastikan PDIP hanya gerbong kosong tanpa  isi.”

Aksi penolakan terhadap Arif menjadi suara bulat ketika semua PAC bersatu. Aksi “menolak pengkhianat Arif” melibatkan antara lain Jaro (Kec. Prembun), Sajim (Kec. Karanggayam), Suratman (Kec. Puring), Triyono (Kec. Pejagoan), Sriyono (Kec. Kutowinangun), Sukardi (Kec. Petanahan), Herry Sunaryo (Kec. Gombong), Nurhidayat (Kec. Buluspesantren), Sapari (Kec. Alian), dan Sukardi (Kec. Mirit).

Selain itu hadir pula Teguh Budi Santoso (Wakil Ketua PAC PDIP Kebumen), Ngadimin (Kec. Prembun), B Kurmadi (Kec. Poncowarno), Rahmat (Kec. Sempor), Slamet (Kec. Ambal) dan Marbani (Kec. Klirong).

Dari aspirasi yang berkembang, mereka tampaknya lebih condong jika PDIP mengusung kadernya sendiri. Meski tidak menyebut nama, tetapi kader Banteng yang dimaksud mengarah kepada Wakil Bupati Incumbent, Ristawati Purwaningsih.

“Jelas, kami lebih memilih calon dari internal dibandingkan harus memilih calon lain, apalagi calon yang sudah terang-terangan berkhianat dan tidak tegak lurus dengan kebijakan partai,” tegas Nuryanto.

Peta Politik

Jika PDIP menolak memberikan rekomendasi kepada Arif dan memilih kadernya sendiri (Ristawati), itu artinya pasangan incumbent akan saling berhadap-hadapan pada kontestasi Pilkada 2024 mendatang. Arif Sugiyanto melawan Ristawati.

Dari kabar yang beredar di wilayah Kebumen, masih terbuka peluang munculnya kandidat alternatif di luar sosok Arif dan Rista. Sejumlah parpol dikabarkan telah membangun komunikasi politik untuk mengusung calon “selain Arif”.

Jika wacana ini terus bergulir, sangat mungkin Arif justru gagal maju karena tidak mendapatkan rekomendasi dari parpol mana pun. Atau kalaupun mendapatkan rekom, datang dari partai dengan kursi kecil, yang tidak punya kemampuan mengusung calon wakil bupati sendiri. (*)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *