Connect with us

Feature

Adaptasi KAI di Masa Pandemi: Stasiun KRL Depok Nyaman dan Bersih, Masinis Sehat dan Tangguh Melayani

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Matahari pagi cerah mengiringi langkah Jayakarta News memasuki Stasiun KRL Depok, Kamis pagi (9/9/2021).  Stasiun Depok ini berada di Jl. Stasiun Depok Lama, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Stasiun ini juga lebih dikenal dengan nama Stasiun Depok Lama untuk membedakan dengan Stasiun Depok Baru yang juga berada di Pancoran Mas, Depok.   

Di pintu masuk terlihat para pengguna KRL Commuter Line tertib berbaris. Mereka ada yang memperlihatkan lembaran kertas ke petugas.  Ada yang sedang menempelkan hp-nya ke satu alat dekat petugas. Mereka tentu sedang menerapkan Aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk, di papan pemindai aplikasi.

Bila syarat  terpenuhi, masuk ke dalam menuju peron,  lalu tinggal pilih kereta tujuan. Jika  kereta telah datang, sedikit lari-lari menuju kereta, karena memang hanya sekejap kereta behenti untuk mengangkut para pengguna KRL Commuter Line itu. Lalu, cuuusss … berangkat.

Ada yang  ke Jakarta atau ke  Bogor tanpa ganti kereta.  Bisa juga ke Bekasi, Tangerang dan Serpong. Jika ke Bekasi, transit di Manggarai. Bila ke Tangerang, pindah kereta di Stasiun Duri. Kalau mau ke Serpong, ganti kereta di Tanah Abang.

Pengguna KRL memindai Aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk di papan pemindai aplikasi (Foto:Jayakarta News/Melva Tobing)

Jayakarta News masuk dan menyusuri underpass stasiun menuju Kantor Masinis UPT Crew KA Depok. Terlihat bersih, rapih dan tidak padat dengan pelanggan yang berlalu lalang. Semua orang yang terlihat di dalam stasiun, memakai masker rangkap dua.  

Ada para pekerja kebersihan di beberapa titik. Juga beberapa wastafel lengkap dengan sabun untuk pengguna KRL yang ingin mencuci tangan. Terlihat juga beberapa pelanggan yang sedang mencuci tangannya.

Di peron, sebelum masa pandemi,  pada jam sibuk seperti ini sekitar pk 08.30, biasanya terlihat kerumunan penumpang berdesakan. Tidak terkecuali penumpang   perempuan yang menanti kereta di garis gerbong khusus wanita. Bila kereta tiba, mereka akan berusaha mendahului yang lain. Lompat naik ke dalam kereta dengan sigap. Bukan untuk  mencari tempat duduk  karena memang sudah penuh. Hanya berusaha mendapatkan sedikit  tempat untuk berdiri.  

Pandangan yang menakjubkan itu, kini tak tampak lagi. Gerbong wanita pun terlihat lega. Hanya beberapa penumpang yang duduk di dalamnya.  Di peron tampak lengang. Penumpang  yang masih menanti keretanya tiba, berjaga jarak. Naik turun kereta pun tak tampak saling berebut dan berdesakan.

Di beberapa titik disediakan wastafel lengkap dengan sabun dan terlihat bersih(Foto:Jayakarta News/Melva Tobing)

Ini  sekilas gambaran mobilitas Pengguna KRL dan situasi di Stasiun Depok pada masa pandemi Covid-19 ini.  Terlihat bersih dan nyaman.

Seperti yang dijelaskan VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam rilisnya (10/9),  KAI Commuter selalu mengingatkan para pengguna KRL tentang aturan mengenai pembatasan jumlah pengguna yang dapat naik KRL. Petugas yang melakukan penyekatan dan antrean di stasiun guna mencegah kepadatan di dalam KRL.  Upaya pengetatan protokol kesehatan dan kebersihan  yang terus dimaksimalkan.

KCI juga konsisten melakukan penyemprotan disinfektan di stasiun secara rutin. Rangkaian kereta setiap malam disemprot disinfektan usai beroperasi. Sementara selama beroperasi tim dari On Trip Cleaning juga menjaga kebersihan kereta. “Berbagai upaya dan protokol kesehatan ini tentu akan semakin efektif mencegah kita dari penyebaran Covid-19 dengan dukungan disiplin dari para pengguna KRL,” paparnya.

Ia juga menjelaskan, KAI Commuter  bekomitmen, selama masa pandemi  ini untuk selalu menciptakan transportasi KRL yang aman, nyaman dan sehat untuk seluruh para pengguna dan petugas KAI Commuter sendiri. “Dengan upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini, diharapkan dapat menekan angka penyebaran virus di transportasi publik dan menjamin kesehatan seluruh pengguna KRL dan para petugas di lapangan yang setiap hari melayani para pengguna KRL.”

Sementara itu VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam Siaran Pers KAI, Minggu (12/9) mengatakan,  PT Kereta Api Indonesia (Persero)  selain memberikan perlindungan kepada pelanggannya selama pandemi dan berkontribusi bagi masyarakat secara luas, juga berkomitmen memberikan perlindungan bagi salah satu aset terbesarnya, yakni pegawai KAI.  

Pekerja kebersihan menjadikan stasiun bersih dan nyaman(Foto:Jayakarta News/Melva Tobing)

Dituturkan Joni, selama pandemi, KAI menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat di area perkantoran bagi pegawainya. Penerapan protokol kesehatan diberlakukan baik masuk hingga keluar dari kantor dengan tujuan untuk melindungi para pekerja dari penularan Covid-19.  Per 28 Juni 2021, sebanyak kurang lebih 38.471 pegawai KAI telah divaksinasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah dan sebagai upaya KAI untuk melindungi pegawainya di masa pandemi Covid-19. “PT KAI, sebagai operator perkeretaapian terus berupaya memperlengkapi pegawainya agar tetap sehat dan prima,” jelas Joni.

Kebiasaan Baru Masinis     

Masinis bagi kerta api bisa dibilang ibarat pasangan suami isteri. Kereta api tanpa masinis tentu tidak bisa beoperasi. Bagi alat transportasi massal berbasis rel ini, sangat dibutuhkan ketangguhan sang masinis khususnya di masa pandemi ini. Mereka tetap bertugas seperti biasanya dan harus  memastikan kereta berjalan aman, nyaman, dan lancar.  

Seperti yang dikisahkan Iwan Fauzi, masinis yang bertugas di UPT Crew KA Depok kepada Jayakarta News, bahwa KAI memperlengkapinya agar dia tetap sehat dan prima. Selain tentunya ada kebiasaan-kebiasaan baru yang harus dijalankan.

Pria kelahiran tahun 1990 ini memulai karirnya di KAI sejak Desember 2012. Saat ini melayani rute kereta dengan tujuan Bogor-Nambo-Jakarta-Kota-Jatinegara. Setiap hari kerja maksimal 8 jam. Dengan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi ini.    

Masinis UPT Crew KA Depok beserta jajarannya (Foto:Jayakarta News/Melva Tobing)

Salah satu Kebiasaan baru, seperti mengisi asesmen online atau tepatnya self assessment Covid-19 secara rutin tiap akan bekerja. Secara umum yang ditanyakan seputar apa yang dilakukan sebelumnya dan dirasakan. Seperti apakah telah bepergian ke luar kota, apakah sedang demam/flu atau batuk, apakah baru berkumpul dalam satu ruangan lebih dari 20 orang.  

“Secara rutin juga cek suhu sebelum masuk kantor, cuci tangan sebelum masuk dan saat keluar kantor, jaga jarak ketika di kantor dengan rekan kerja, wajib membawa hand sanitizer,  menggunakan pakaian lengan panjang,  untuk acara meeting hanya lewat daring. Tentu juga harus memakai masker,” ujarnya.  

Untuk sesama masinis pun kata Iwan, ada kebiasaan  yang berubah. Seperti melakukan aplusan saat dinas. “Tidak ada kontak fisik sesama masinis, kami selalu jaga jarak ketika berkomunikasi, di kabin masinis pun dibatasi. Kami lebih sering membahas sesuatu yang menyangkut pekerjaan dengan online.”

Ayah dari satu anak yang baru berusia satu tahun ini, di awal pandemi memang agak takut ketika bekerja. “Takut karena dari awal pandemi kan kereta masih jalan, kita harus dinas dan berinteraksi dengan banyak orang, sedangkan ada keluarga yang harus kita jaga juga di rumah.”  

Kekuatirannya itu tidak berlangsung lama. Dengan berbagai adaptasi yang dilakukan KAI baik untuk  pegawai dan pelanggan, membuat Iwan tetap nyaman menjalankan tugasnya. Bahkan, dia merasa bersyukur dan bangga karena masih tetap bisa bekerja.  “Saya malah bersyukur, saat seperti ini masih bisa bekerja dan bangga bisa melayani orang-orang yang mau beraktifitas menggunakan kereta,” papar Iwan.

Kiri: Iwan Fauzi, masinis yang bertugas di UPT Crew KA Depok dan  Rizkie Ramadhan dari humas KCI  (Foto:Jayakarta News/Melva Tobing)

Ekstra hati-hati juga dilakukan Iwan saat pulang ke rumah. Setiap pulang dinas sampai di rumah, Iwan selalu langsung semprot pakaian dan barang-barang  di luar.  “Lalu langsung ke kamar mandi, mandi sebersih mungkin, baru bisa ketemu anak dan istri,” ujarnya sambil tertawa.

Seperti yang diakuinya, dia memang patut bersyukur. Banyak orang kehilangan pekerjaan di tengah pandemi, Iwan tetap bisa mendapatkan rejeki sebagai pegawai KAI. “Alhamdulilah, saya dan teman-teman masinis lainnya sampai saat ini kami tetap sehat. Kami tetap bisa melayani dengan baik.”

Penumpang Harus Vaksin

Di masa pandemi yang belum kunjung usai ini, sejumlah adaptasi, inovasi, dan kontribusi terus dilakukan KAI. Terkini, seperti yang dijelaskan Joni Martinus,  KAI Group akan menerapkan aturan terkait Surat Edaran Kemenhub Nomor 69 Tahun 2021. Seluruh layanan Kereta Api  yang dioperasikan mulai dari KA Jarak Jauh, KA Lokal, KRL Jabodetabek, KRL Jogja-Solo, KA Bandara Soekarno-Hatta, dan KA Bandara Kualanamu, mewajibkan pelanggan telah vaksinasi Covid-19 minimal dosis pertama.

“Dengan diberlakukannya syarat vaksin tersebut, maka Syarat STRP, Surat Tugas, atau surat keterangan lainnya tidak lagi menjadi syarat bagi pelanggan KA Lokal, Commuter, atau perkotaan,” ujar Joni.

Pada layanan KA Lokal yang dikelola oleh KAI, syarat tersebut baru diberlakukan mulai Selasa, 14 September 2021. Bukti vaksinasi Covid-19 tersebut akan dicek oleh petugas melalui layar komputer petugas boarding sebelum naik kereta.

Data vaksinasi akan otomatis muncul pada layar komputer petugas boarding, karena KAI telah mengintegrasikan aplikasi PeduliLindungi dengan sistem boarding dan mewajibkan calon pelanggan menyertakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada saat pembelian atau pemesanan tiket KA Lokal.

Kereta Khusus Wanita tampak lengang di masa pandemi (Foto:Jayakarta News/Melva Tobing)

“Jika data tidak muncul pada layar komputer petugas, maka pemeriksaan akan dilakukan secara manual dengan menunjukkan kartu vaksin calon pelanggan,” ujar Joni.

Syarat vaksinasi minimal dosis pertama tersebut juga menjadi syarat pada perjalanan KA Jarak Jauh. Bedanya, pelanggan KA Jarak Jauh juga harus menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR maksimal 2×24 jam atau Rapid Test Antigen maksimal 1×24 jam sebelum jadwal keberangkatan.

Joni menambahkan, secara umum pelanggan dengan usia di bawah 12 tahun masih tidak diperkenankan melakukan perjalanan dengan Kereta Api.

Kemudian bagi pelanggan dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang menyebabkan tidak dapat menerima vaksin, wajib melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi Covid-19.

KAI Group, secara konsisten menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai kebijakan pemerintah. KAI hanya mengizinkan pelanggan yang sesuai persyaratan untuk naik kereta api dan memberikan perlindungan kepada pegawainya agar tetap sehat dan prima. Dengan demikian, diharapkan seluruh layanan Kereta Api dapat tetap diandalkan oleh masyarakat pada masa pandemi Covid-19.*** (Melva Tobing)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *