Connect with us

Kabar

Tantangan 74 Tahun Indonesia Merdeka: Radikalisme dan Nilai-nilai di Luar Pancasila

Published

on

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo—foto istimewa

JAYAKARTA NEWS—  Selama 74 tahun merdeka, kita menghadapi konteks tantangan yang berupa radikalisme dan nilai-nilai di luar Pancasila. Oleh karena itu sila Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, itu adalah harga mati. Tribrata Polri, Panca Prasetya Korpri, dan Sapta Marga juga sama, menjaga 4(empat) konsensus bernegara.

Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat menjadi pembicara dalam Sespimti Sespim Lemdiklat Polri di PTIK, Jakarta Selatan. “Oleh karenanya mestinya soal.ideologi sudah selesai, agar kita fokus membamgun negara ini dan menjadi negara maju di dunia ,” ujar Tjahjo sebagaimana dikutip dalam rilis Puspen Kemendagri yang diterima redaksi.

Tjahjo mengatakan, Polri dan TNI sangat berperan dalam menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Peran Polri jelas dalam menjaga ketertiban dan keamanan, mulai dari Kapolsek dan strukturnya dalam hal tata kelola dengan Pemerintah Pusat dan Daerah,” ujarnya.

Ia menambahkan, hubungan baik dengan masyarakat dan tokoh masyarakat juga harus dibina dari tingkat Polsek untuk menjaga kestabilan suatu wilayah yang berdampak lada stabilitas nasional.

“Di daerah, Kapolda, Kapolres, Kapolsek harus bekerjasama, jaga hubungan dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama agar keamanan stabil sampai ke tingkat nasional sesuai Nawa Cita,” ujarnya.

 Tak hanya itu, Polri juga diharapkan mampu menjaga empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasalnya, Tjahjo menilai tantangan bangsa era kini menyangkut radikalisme dan nilai-nilai yang mengancam keutuhan bangsa.

“Selama 74 tahun kita merdeka, kita menghadapi konteks tantangan yang berupa radikalisme dan nilai-nilai di luar Pancasila. Oleh karena itu sila Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, itu adalah harga mati, Tribrata Polri, Panca Prasetya Korpri, dan Sapta Marga juga sama menjaga 4(empat) konsensus bernegara. Oleh karenanya mestinya soal.ideologi sudah selesai, agar kita fokus membamgun negara ini dan menjadi negara maju di dunia ,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, bunyi Nawa Cita poin pertama yaitu “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.”  Program prioritas Pemerintah Jokowi-JK tersebut diharapkan dapat diwujudkan oleh Polri dan TNI yang solid.***/ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *