Connect with us

Feature

Setelah Kebakaran Hebat, Vihara Dharma Bhakti Kembali ‘Bersinar’

Published

on

Ilustrasi para pekerja sedang memasang lampion di bagian depan bangunan Vihara Dharma Bhakti–foto ebn

Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan, Pecinan Kota, Jakarta Barat, sudah bersolek cantik. Aneka pernak pernik Imlek seperti lampion berbagai ukuran sudah terpasang baik di bagunan depan maupun di langit-langit dalam vihara. Kondisi ini berbeda dengan tahun 2017 lalu. Ketika itu sisa-sisa kebakaran besar yang melanda Vihara Dharma Bhakti tahun 2015 masih terlihat di sana sini, khususnya pada bagian dalam vihara dimana umat beribadah.

Dua tahun ternyata belum berhasil memulihkan kondisi vihara seperti sebelumnya. Mulai dari tiang-tiang dan langit-langit yang hangus dilalap api hingga patung-patung suci, sebagain hangus terbakar. Tapi tahun 2018 ini, kondisi sudah jauh lebih baik, renovasi tinggal sedikit. Vihara Dharma Bhakti kembali kinclong bersinar.

foto ebn

Rasa syukur umat juga terucap dengan kembalinya kondisi hampir pulih. Tapi bukan itu penyebab umat yang datang berdoa menjelang Imlek tahun ini terlihat lebih banyak. Kalau tahun lalu, tiga hari menjelang Imlek jumlah pengunjung yang datang tak terlalu banyak.

Tapi kali ini berbeda. Terkesan Vihara  lebih ramai dari biasanya. Bukan saja oleh umat yang terus mengalir, baik yang datang sendiri maupun berkelompok, tapi juga sejumlah wisatawan asing datang untuk melihat persiapan Imlek di vihara tertua di Jakarta.

tempat sembahyang–foto ebn

Sementara pemandangan di luar vihara, seperti tahun-tahun sebelumnya, dipenuhi oleh para pengemis. Jumlah pengemis ini akan semakin banyak hingga Imlek tiba. Mereka datang bukan hanya dari wilayah Jabodetabek, tapi banyak juga pengemis yang datang dari luar Jabodetabek, seperti Indramayu, dll. Ini memang sudah seperti ‘tradisi’ para pengemis, setiap Imlek mereka kumpul di luar halaman vihara.

Dalam catatan sejarah wihara ini dibangun tahun 1650 oleh seorang letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng. Konon, klenteng ini pernah terbakar hebat dalam peristiwa pembantaian etnis Tionghoa pada tahun 1740, kemudian dipugar kembali pada 1755 dan diberi nama Kim Tek le.

Para pengemis di halaman luar Vihara Dharma Bhakti jumlahnya akan semakin banyak pada malam Tahun Baru dan Imlek–foto ebn

Pada abad ke-18, seiring dengan perkembangan kota yang semakin pesat, Kim Tek le dikenal sebagai tempat ibadah masyarakat Tionghoa yang terpenting di Batavia.  Setelah peristiwa 1965, oleh Dewan Wihara Indonesia nama kelenteng Kim Tek le diubah menjadi Wihara Dharma Bhakti yang artinya Kelenteng Keutamaan Emas.

Nah, bagi yang ingin jalan-jalan dan mengengok Vihara Dharma Bhakti maka yang termudah adalah lewat Petak Sembilan, Pancoran, dimana banyak penjual pernak-pernik Imlek. Jika nanti mendapati gang kecil, susuri jalan itu. Jalan

kecil itu mirip pasar dimana kanan-kiri banyak kios-kios yang menjualan aneka barang, bukan hanya perlengkapan imlek tapi juga makanan seperti kue bulan, dll. Di ujung jalan, pasti akan terlihat jelas penampakan Vihara Dharma Bhakti.***

 

 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *