Connect with us

Kabar

Prioritas Perjalanan Angkutan Umum Mudik

Published

on

Oleh Djoko Setijowarno

JAYAKARTA NEWS – Memprioritaskan perjalanan mudik yang menggunakan angkutan umum sudah saatnya dilakukan. Caranya dengan pengawalan atau pendampingan khusus oleh Polri atau Ditjen Hubdat/Dishub terhadap rombongan bus umum yang mengangkut pemudik mulai dari terminal keberangkatan hingga terminal tujuan. Waktu perjalanan lebih terjamin,  lebih cepat tiba di tujuan ketimbang menggunakan kendaraan pribadi,  sehingga transportasi umum dapat menjadi pilihan utama.

Di tengah tingginya minat mudik tahun ini yang diperkirakan 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran, perlu ada upaya khusus untuk mengurangi kemacetan di luar kebiasaan. Hasil survei ketiga Badan Litbang Perhubungan (Maret 2022), menunjukkan angka cukup besar pilihan menggunakan kendaraan pribadi sekitar 46,6 persen atau 39,8 juta orang, yakni mobil pribadi 26,8 persen (22,9 juta orang) dan sepeda motor 19,8 persen (16,9 juta orang).

Keengganan menggunakan transportasi umum saat mudik karena tidak tersedia sarana transportasi umum di daerah. Namun dalam dua tahun belakangan ini untuk daerah tujuan mudik sudah ada perkembangan fasilitas angkutan umum di Yogyakarta, Semarang, Solo, Banyumas dan Surabaya.

Sepeda motor bukan sarana transportasi jarak jauh. Saran dari KNKT maksimal untuk 3 jam perjalanan. Belum lagi aturan angkut barang tidak boleh lebih 90 cm dari sadel, lebar barang tidak lebih dari stang kemudi dan maksimal ditumpangi 2 orang. Anak-anak jangan dibawa menggunakan sepeda motor. Angka kecelakaan lalulintas yang melibatkan korban pengguna sepeda motor masih cukup tinggi,  di kisaran 80 persen.

Mudik dengan transportasi umum juga dinilai paling tepat saat ini agar lebih memudahkan pengawasan dan pengaturan. Keberangkatan mudik lewat simpul transportasi umum, seperti terminal, dinilai lebih mudah diawasi dan diatur.

Penyediaan bus gratis dengan berangkat dari terminal dirasa sangat tepat. Mayoritas pemudik memilih naik bus dari terminal (50,8 persen). Selanjutnya memilih berangkat dari pool PO Bus 21,7 persen, agen bus 15,3 persen dan di pinggir jalan 12,2 persen.

Dalam upaya mengantisipasi kemacetan di jalan tol, Korlantas Polri akan menerapkan kebijakan arus berlawanan (contra flow), searah (one way) dan ganjil genap di Jalan Tol Trans Jawa. Pilihan utama pemudik adalah menggunakan Tol Trans Jawa 24,1 persen. Berikutnya jalur lintas tengah Jawa 9,7 persen, Tol Cipularang 9,2 persen, jalur lintas pantai utara (pantura) Jawa 8,2 persen, Trans Sumatera (non tol) 4,7 persen, Tol Jagorawi 4,2 persen, jalur lintas pantai selatan (pansel) Jawa 3,7 persen, Tol Jakarta-Merak 3,5 persen dan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) 0,7 persen, sisanya jalan lainnya 31,8 persen.

Bus di terminal Mangkang Semarang/foto: Djoko Setijowarno

Namun hal itu juga belum bisa sepenuhnya menjamin lancar. Studi yang pernah dilakukan Kemenko Ekonomi tahun 2008, agar lancar saat mudik Lebaran perlu disediakan 8 lajur. Namun, tentunya hal itu tidak memungkinkan. Walaupun sudah ada tambahan jalan tol dengan 4 lajur.

Masih perlu dipertimbangkan sejumlah kendaraan terutama Bus AKAP yang akan menjemput pemudik setelah mengantarkan ke tujuan sebelumnya. Pemudik berikutnya, tentunya menunggu armada penjemput untuk mengangkutnya ke tujuan.

Harus ada upaya baru untuk menarik pemudik beralih menggunakan angkutan umum dari kendaraan pribadi terutama pesepeda motor. Melarang sepeda motor untuk perjalanan jarak jauh. Pemerintah sudah menyediakan kapal, bus dan KA gratis beserta sepeda motornya.

Di daerah, setidaknya di Jawa Tengah sudah tiga kota tersedia layanan transportasi yang cukup memadai. Layanan transportasi umum berskema pembelian layanan (buy the service) sudah ada di Semarang, Solo dan Purwokerto.

Di Semarang sejak 2009 beroperasi Bus Tran Semarang. Sekarang sudah beroperasi 8 koridor utama dan 4 angkutan penumpang (feeder) mendekati kawasan perumahan dan pemukiman. Ditambah lagi3 koridor Bus Trans Jateng rute Semarang-Kendal, Semarang-Bawen dan Semarang-Gubug.Layanan Bus Trans Semarang di Terminal Mangkang mulai pukul 05.00 hingga 23.00.

Di Solo, sejak Juli 2020 sudah beroperasi Bus Batik Solo Trans skema buy the service yang melayani wilayah Perkotaan Solo (Subosukowonosraten). Hingga sekarang sudah beroperasi 6 koridor utama dan 6 layanan angkutan pengumpan (feeder). Masih ditambah satu jaringan Bus Trans Jateng layanan Terminal Tirtonadi – Sumber Lawang (Sragen). Masih ada lagi layanan Bus Trans Jateng Kutorajo – Borobudur untuk Kawasan selatan Jateng.

Sementara itu di Purwokerto terdapat Bus Trans Banyumas yang beroperasi sejak November 2021 dengan tiga koridor. Cakupan layanannnya wilayah Kab. Banyumas. Masih adalagi Bus Trans Jateng yang melayani rute Purwokerto-Purbalingga.

Demikian pula keberadaan terminal di tigakota tersebut juga sekarang sudah memadai sebagai tempat tujuan dan keberangkatan bus umum antarkota. Terminal Mangkang di Semarang, Terminal Tirtonadi di Solo, Terminal Bulupitu di Purwokerto. Belum lagi ada sejumlah terminal tipe A lain yang sudah memadai secara operasional, seperti Terminal Bawen, Terminal Bobotsari (Purbalingga), Terminal Ir. Soekarno (Klaten), Terminal Tingkir (Salatiga), Terminal Pemalang, Terminal Pekalongan, Terminal Kudus, Terminal Kebumen, Terminal Cilacap, Termonal Wonosobo, dan Terminal Purworejo.

Di Yogyakarta selain sudah ada 17 trayek Trans Yogya yang dioperasikan Pemprov. DI Yogyakarta, sejak tahun 2020 ada tambahan 3 koridor Trans Yogya yang mendapat bantuan operasional Ditjen Hubdat, Kemenhub.

Di Surabaya, Ditjen Hubdat sudah mengoperasikan Bus Trans Semanggi Surabaya sejak 1 Januari 2022. Selain sudah beroperasi Suroboyo Bus dengan anggaran Pemkot Surabaya.

Bus Trans Banyumas, Bus Batik Solo Trans, Bus Trans Yogya dan Bus Semanggi Surabaya melayani mulai pukul 05.00-21.00.

Memang kebutuhan fasilitas transportasi umum di daerah belum dapat menjangkau ke seluruhan wilayah, terlebih ke pedesaan. Paling tidak, sejumlah fasilitas transportasi umum yang sudah terbangun dua tahun terakhir di daerah sudah dapat membantu para pemudik melakukan mobilitas selama masa mudik di daerah. ***

Penulis adalah Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *