Connect with us

Feature

Pengalaman Mengikuti Kirab Pusaka Dalem di Puro Mangkunegaran Solo

Published

on

Menjelang pelaksanaan Kirab Pusaka Dalem. (foto: nin)

Catatan S. Resti Handini

JAYAKARTA NEWS – Bukan hal biasa dan mudah bagi kebanyakan orang untuk berjalan beriringan di malam hari. Apalagi menggunakan kain jarik lengkap dengan kebaya dan dandanan rambut dikonde.

Itulah salah satu tradisi kirab yang sudah ratusan tahun berlangsung di Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran, Solo. Tidak kurang dati 2.000 peserta Kirab Pusaka yang berlangsung tanggal 7 Juli 2024.

Kirab diadakan dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriah. Bagi sebagian masyarakat Jawa di Indonesia, malam 1 Suro merupakan malam sakral. Bulan Suro memiliki makna khusus yang biasa disambut dengan berbagai tradisi dan adat istiadat.

Kirab Pusaka Dalem adalah salah satu tradisi yang melekat dalam budaya Jawa. Puro Mangkunegaran sebagai salah satu pewaris tradisi ini menjaga dan mempertahankan ritual ini dengan penuh pengabdian, kekhusukan, keikhlasan dan kecintaan.

Air bunga mawar untuk ‘jamasan’ pusaka keraton. (foto: dok MN)

Jamasan

Kirab Pusaka Dalem (KPD) dimulai dari Pura Mangkunegaran. Sebelumnya didahului dengan ritual khusus berupa ngumbah atau jamasan. Sebuah ritual memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara pusaka keraton. Beberapa jenis pusaka yang dijamas antara lain keris dan tombak.

Air yang digunakan pun ditaburi bunga setaman, bunga mawar. Usai jamasan, sisa air dan helai bunga mawar itu pun menjadi rayahan masyarakat yang sudah lama menunggu.

Dalam kesempatan itu, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegaran X, atau Gusti Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menyampaikan, bahwa kirap pusaka ini merupakan momen mawas diri, merefleksi diri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME.

Diutarakan pula bahwa rute kirab tahun ini lebih jauh, diperpanjang sampai ke Jalan Selamat Riyadi. Tahun lalu hanya mengitari Kompleks Pura Mangkunegaran.

Acara kirab dimulai pukul 19.30. Diawali dengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA), Mangkunegara X, keluar menuju Pura Mangkunegaran. Gusti Bhre demikian biasa dipanggil, melepas  rombongan kirab yang dipimpin  kakaknya, GPH Paundrakarna Sudjiwo, sebagai Cucuk Lampah. Diikuti GPH Roy Rahajasa Yamin dan sepupu lainnya.

Peserta Kirab Pusaka Dalem. (foto: dok MN)

Larangan Selfie

Di belakang mereka, mengikuti keluarga Mangkunegara, abdi dalem, kerabat serta para undangan. Semua peserta Kirab Pusaka berjalan sangat tertib dan sangat khusuk. Siapa pun yang mengikuti kirab ini dilarang berswafoto atau selfie. Selain itu peserta harus melakukan “tapa bisu”.

Mereka yang terlihat berselfie atau berbicara, langsung dikeluarkan dari barisan, dipindah ke barisan paling belakang rombongan kirab.

Adapun rute Kirab Pusaka Dalem dimulai dari Pendopo Agung Puro Mangkunegaran mengelilingi beberapa jalan besar disekitar PM melewati Jalan Ronggowarsito, jalan Kartini,  jalan RM Said, Jalan Teuku Umar dan beberapa jalan lainnya, sebelum akhirnya kembali ke Pura Mangkunegaran.

Sebagai tamu undangan yang baru pertama kali mengikuti kirab ini, tentu merasakan pengalaman unik mengikuti barisan. Ada perasaan bangga sekaligus haru  berada di dalam iring-iringan malam hari menggunakan jarik Jawa klasik dengan kebaya warna hitam, tanpa alas kaki.

Di kanan kiri jalan yang dilalui peserta kirab, masyarakat tua muda, anak-anak berdiri menyaksikan iring iringan peserta kirab. Panjang rute kireb sekitar 3 kilometer.

Sebuah perjalanan yang lumayan panjang. Meski begitu, di akhir perjalanan kirab kami tidak merasakan lelah. Demikian para peserta yang lain. Itu tampak dari wajah para peserta. Justru keantusiasan peserta yang terpapar di wajah-wajah yang terlihat puas dan bangga.

Usai perjalanan tapa bisu itu, para peserta kirab kembali ke tempat duduk semula, istirahat sambil menyaksikan kegiatan lanjutnya di Pendopo Agung.

Kaesang Pangarep dan Irina Gudono, turut Kirab Pusaka di Solo. (foto: dok MN)

Ada Kaesang Pangarep

Sementara KGPAA Bhre Sujiwo membagi-bagikan berkah berupa helaian bunga mawar dengan pin PM. Semuanya dikemas dalam plastik mungil transparan.

Pada acara yang berakhir dini hari itu tampak hadir putera bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep bersama istrinya Erina Gudono, yang ternyata juga mengikuti kirab. Selain itu hadir pula Wakil Walikota Solo, Teguh Prakosa. Politikus PDIP Ario Bima, Puteri Ketua DPR Puan Maharani, Pinka Hapsari. Juga para pengusaha seperti Dewi Motik, Danarsih Danar Hadi, Riana Kusuma dll.

Usai acara resmi kirab Pusaka selesai semua peserta kirab disuguhi teh hangat dan makan malam berupa Sego liwet lengkap. Tentu saja semuanya menikmati dengan lahapnya.

Usai menyantap suguhan nikmat itu mulai tampak tamu dan kerabat berfoto bersama dan swafoto di berbagai sudut Pura Mangkunegarañ. Tampak sebagian tamu dan peserta mulai meninggalkan area. (*)

Kerabat dan undangan dari Jakarta acara Kirab, di Solo. (foto: dok MN)

*) Penulis adalah jurnalis senior Jayakarta News

GALLERY FOTO KIRAB PUSAKA DALEM

KGPAA Mangkunegara X bersama kerabat. (dok MN)
Danarti Danar Hadi (kanan). (foto: dok MN)
Bapak dan ibu Dorodadi (tengah), sesepuh dari Trah MN IV bersama kerabat dr Jakarta. (foto: nin)
Nasi liwet, hidangan usai Kirab. (foto: nin)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *