Connect with us

Feature

Memburu Tersangka Pemilik Nomor 11

Published

on

Menelisik Pemilik Email Lima Tahun Lalu (3)

KARENA berbagai upaya gagal, saya pun mulai fokus ke pencarian identitas pemilik nomor 11. Data semua karyawan tahun 2013 – 2014 dikumpulkan. Lalu diteliti nomor selularnya.

Hanya ada 1 orang yang memiliki nomor selular berakhiran angka 11. Namanya Erwan Widyarto. Tinggal di Yogya. Jangan-jangan dia?

Dari mobil Grab menuju kantor, saya telepon Erwan. ‘’Apa nomor telepon berakhiran angka 11 masih dipakai?’’

Kegembiraan saya lenyap seketika, saat mendapat kabar dari Erwan, tidak ada notifikasi dari Google yang masuk ke handphone-nya. Berarti bukan nomor Erwan yang digunakan untuk pemulihan. Berarti bukan Erwan yang menjadi pemilik atau pembuat email itu.

Siapa lagi? Hanya 1 orang dalam data karyawan lama yang tercatat memiliki nomor selular berakhiran 11. Kebetulan nomor itu masih digunakan.

Rully Irmawan yang sejak awal membantu saya mengungkap pemilik email misterius itu, tiba-tiba mengirim kabar. ‘’Sudah ada titik terang! Kalau bisa segera ke kantor,’’ katanya dengan penuh semangat.

Usai meeting dengan distributor lampu hemat energi di Kalibata City, saya kembali ke kantor di Tebet. Rully langsung tertawa lebar begitu melihat saya nongol dari balik pintu.

‘’Tersangkanya sudah ketemu!’’ katanya berapi-api. Setengah berteriak.

‘’Oh ya? Siapa dia?’’ tanya saya penasaran.

‘’Dari penelusuran saya, email Anda ada hubungannya email misterius itu,’’ jelas Rully.

Hari itu saya memang memberikan akses kepada Rully untuk meneliti arsip email saya. Email lawas yang pernah saya buat tahun 2009. Dan saya gunakan hingga pertengahan 2013.

Ada 39 ribu arsip dalam storage email itu. Sebanyak 17 ribu di antaranya tersimpan dalam primary storage. Sisanya di social dan promotion storage.

‘’Saya memang berstatus teman dengan kanal itu. Hanya itu hubungannya. Tidak pernah saya lihat siapa pemiliknya,’’ jawab saya.

Tapi Rully masih ngotot kalau saya adalah ‘’tersangka’’ pemilik atau pembuat email itu. ‘’Ada nomor telepon yang menjadi alamat pemulihan email Anda. Nomornya xxxxxxxxxx11,’’ jelas Rully.

‘’Alamat email yang membuka kanal di Youtube itu tidak pernah saya kenal sebelumnya. Saya hanya menjadi subscriber kanalnya saja,’’ kata saya.

Mendadak saya merasa pusing. Berbagai pertanyaan berputar-putar di otak saya. Apa benar saya yang membuat email itu? Mengapa saya tidak pernah ingat? Mengapa nomor pemulihan email saya berakhiran 11? Nomor siapa?

‘’Ini nomor selular istri Anda,’’ kata Rully.

‘’Bukan. Nomornya beda,’’ jawab saya.

‘’Ini nomor lama yang pernah digunakan pada tahun-tahun itu,’’ jelas Rully.

‘’Buktinya apa?’’ tanya saya.

‘’Saya sudah konfirmasi melalui whatsapp, apa pernah punya nomor xxxxxxxxx11. Ternyata memang pernah punya. Tapi sejak tahun lalu tidak digunakan lagi,’’ jawab Rully.

Satu ‘’penyakit’’ saya memang pelupa. Itu sebabnya saya gunakan nomor istri saya untuk pemulihan email. Kalau memakai nomor saya sendiri, terlalu berisiko. Tidak cuma nomornya yang sering ganti. Handphone-nya juga. Semua karena hilang!

Kepala berdenyut-denyut semakin kencang. Apa iya waktu itu saya yang bikin email, kemudian mencantumkan nomor telepon istri saya sebagai alamat pemulihan? Kemudian membuka kanal Youtune? Kemudian mengunggah video-videonya?

Tidak mungkin! Kata saya dalam hati. Tapi siapa tahu saya lupa?

Meski tidak yakin, pagi harinya saya ke Grhapari. Pertama, ingin mengecek apakah nomornya yang berakhiran 11 masih bisa dihidupkan? Kedua, kalau sudah mati, apakah masih bisa dibeli kembali?

Jawaban petugas Grhapari ternyata memupus harapan. Karena berjenis prepaid dan batas tenggangnya telah habis, nomor tidak bisa diaktifkan lagi. Juga tidak bisa dibeli kembali.

Kelak mungkin akan dijual lagi. Tapi entah kapan. Itu pun isinya kosong. Walau nanti nomornya sama, sudah tidak ada hubungan dengan nomor sama versi lama.(bersambung)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *