Connect with us

Kabar

Longsor Telan Satu Korban Jiwa Warga Karangasem

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Tanah longsor mengakibatkan satu warga Karangasem, Provinsi Bali, meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (10/10), satu warga lainnya menderita luka ringan. Warga meninggal dunia telah berhasil dievakuasi, sedangkan korban yang mengalami luka ringan telah dirawat di Puskesmas Rendang.

Informasi Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, kejadian berlokasi di Desan Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem melakukan penanganan darurat setelah mendapatkan informasi atas kejadian tersebut.

foto BPBD Karangasem

Di samping berdampak pada korban jiwa, tanah longsor mengakibatkan dua rumah warga mengalami rusak berat. BPBD juga melaporkan adanya satu ruas jalan antar desa tertimbun longsor. BPBD dan dinas setempat telah mengerahkan alat berat untuk pembersihan material longsor maupun pohon yang tumbang.

Pascakejadian, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Karangasem segera melakukan kaji cepat di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Pejabat sementara Bupati Karangasem yang ditemani Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karangasem meninjau lokasi terdampak bencana.

Wilayah Karangasem merupakan salah satu kawasan dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori kelas sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, total kecamatan dengan potensi tersebut berjumlah 8 kecamatan dengan jumlah cakupan luas hingga 36.722 hektar.

Selain tanah longsor, Kabupaten Karangasem juga berpotensi bahaya hidrometeorologi lainnya seperti banjir, banjir bandang dan cuaca ekstrem, dengan kategori kelas bahaya sedang hingga tinggi.

Sementara itu, untuk wilayah Provinsi Bali sebanyak 8 kabupaten memiliki potensi dengan kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor. Potensi populasi terpapar untuk bahaya ini di Provinsi Bali hingga 250 ribu jiwa.

Menyikapi potensi bahaya yang ada dan kondisi yang memasuki musim penghujan, masyarakat diimbau untuk membangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem dan banjir bandang. Langkah ini tidak hanya untuk bahaya hidrometeorologi tetapi juga potensi bahaya geologi maupun bencana nonalam, Covid-19.

Terkait dengan Covid-19, lakukan protokol Kesehatan dalam keseharian maupun saat darurat. Terapkan langkah 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, bagi Anda dan seluruh anggota keluarga.***/ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *