Connect with us

Feature

Kuda-kuda Manis Kesenangan Para Balita di Wistrop

Published

on

Fatkul siap mengantar anak yang berkeliling naik kudanya(foto: poedji)

SIDOARJO, JAYAKARTA NEWS— Kuda-kuda yang parkir didepan Gereja Perum Wisma Tropodo(Wistrop), Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, setiap hari itu, seakan menjadi magnet bagi anak-anak bawah lima tahun (Balita).

Apalagi seperti di bulan Ramadan ini anak2 yang sengaja dibawa ayah ibunya itu berebut ingin naik kuda dan minta berputar-putar di jalanan sekitar gereja tersebut.

Keberadaan anak-anak itu seakan menjadi langganan para pembawa kuda karena sangat sering bahkan hapal dengan sebagian nama-nama anak tersebut.

Biasanya ayah ibu mereka mencari jajanan takjil terlebih dahulu sebelum berbuka puasa. Memang disekitaran gereja banyak pedagang yang menawarkan takjil seperti lompia, tahu isi, tempe medoan, pastel, kroket dan lain-lain.

Nah kalau sudah membeli takjil sesuai kebutuhan, mereka mengajak anaknya di depan gereja di mana disana sudah ada kuda2 yang siap mengantar anak-anak berkeliling.

Selasa(19/3) sore dua orang anak muda Fatkul dan Muklis sudah menunggu anak-anak yang akan menaiki kudanya. Sambil menunggu mereka pegangi kudanya dan memberikan senyuman kepada orang tua yang sedang membawa anaknya.

Muklis dan anak yang sudah siap berkeliling menikmati naik kuda (foto: poedji)

Tidak seberapa lama sudah berdatangan orang tua memakai kendaraan roda membonceng istri dan anaknya. Tanpa menunggu waktu lama 2 orang pembawa kuda itupun sudah mengajak anak-anak yang menyewa kudanya berkeliling jalan-jalan kecil di kawasan gereja tersebut.

Tampak wajah ceria dari anak-anak yang berkeliling di atas kuda dan saat berangkat merrka tidak lupa melambaikan tangannya kepada kedua orang tua.

Pembawa kuda seakan sudah hapal akan sifat anak-anak. Sambil menuntun kuda yang membawa anak-anak tersebut mereka mengajak berbicara sehingga anak-anak itu semakin senang.

Menurut Fatkul, untuk jasa naik kuda sekali putaran itu ia memarik tarip Rp 10 ribu. Kalau anak-anak yang dibawanya kurang puas maka bisa menambah beberapa putaran lagi. “Kami siap untuk menyenangkan anak-anak sekaligus memperkenalkan kuda karena mereka juga bisa mengelus-ngelus,” tuturnya kepada Jayakartanews.com.

Saat ditanya berapa hasil untuk jasa naik kuda, ia menyebut tidak bisa ditentukan karena hari menentukan banyak tidaknya anak-anak yang ingin naik kuda.
“Paling laris hari libur Sabtu atau Minggu,” katanya.

Ia juga mengakui kalau Ramadan tahun ini lumayan banyak penghasilannya. Dikemukakan, kalau semua hasil itu nantinya 40 persen adalah haknya dan yang 60 persen untuk pakdenya yang punya kuda.

Sisa 60 persen itu diantaranya untuk beaya pemeliharaan kuda yakni memberi makan dan vitamin agar hewan-hewan tersebut tetap sehat dan bisa melaksanakan tugas serta tidak sakit-sakitan.

Fatkul juga menyebutkan kalau dirinya juga harus selalu sehat karena untuk menuntun kuda bersama anak dibutuhkan fisik prima.

Secara terbuka dia mengatakan kalau pekerjaan itu sangat disenangi. Waktu kerjanya kurang lebih 2 jam yakni mulai standby di depan gereja jam 15.30 dan jelang jam 17.00 sudah beres-beres untuk pulang.

Dalam pada itu Muklis menambahkan, kalau pihaknya juga menawarkan kuda bisa dinaiki 2 orang. “Bisa orang tua dengan anaknya atau 2 anak,” ujarnya.

Soal tarip menyesuaikan yang jelas 2 orang taripnya 2 kali harga 1.anak yaitu Rp 20 ribu. Tapi kadang ditawar misalnya Rp 15 ribu. “Kalau sepi saya gak apa-apa tapi kalau ramai saya bertahan 2 anak yang naik tetap taripnya Rp 20 ribu,” demikian Muklis.

Di depan gereja perumahan wisma tropodo itu memang setiap sore selalu penuh dengan kuliner berbagai macam makanan dan minuman. Selain itu juga ada jasa naik kuda dan juga pengamen yang menghibur warga yang sedang menikmati jajanan di tempat tersebut. (poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *