Connect with us

Kabar

Ketika Ekspresi Diri Menghadirkan Risiko yang Mengerikan

Published

on

Wanita paling bertato di Australia, Amber Luke, mengatakan dia tidak menyesali atas modifikasi pada tubuhnya. [Foto: BLUE EYES WHITE DRAGON/Instagram]

JAYAKARTA NEWS – Di Australia, ada seorang wanita yang dikenal sebagai “wanita paling bercorak tato.” Tubuhnya dihiasi dengan tato mencapai 98 persen, sebuah perjalanan panjang yang tak terlupakan. Namanya adalah Amber Luke.

Mungkin Anda heran, kagum atau apa pun kesan Anda, karena yang pasti dia tidak menyesali apa pun tentang modifikasi tubuhnya yang dilakukannya, bahkan setelah pengalaman yang mengubah hidupnya.

Salah satu pilihan modifikasinya adalah menato bola matanya dengan warna biru yang mencolok. Namun, apa yang membuatnya begitu mengejutkan adalah fakta bahwa ia buta selama tiga minggu akibat tindakan ini. Amber Luke berbicara kepada The Mirror dan dengan mantap mengungkapkan bahwa penampilannya adalah sebuah perjalanan menuju diri sejatinya.

Selama perjalanan hidupnya yang penuh dengan tato dan modifikasi, Amber telah menghabiskan lebih dari $180,000. Penampilannya yang unik telah membuatnya menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan dan menerima banyak komentar negatif. Meski begitu, Amber Luke dengan bangga menjalani perjalanan hidupnya untuk menemukan “diri sejatinya.”

Satu hal yang unik tentang Amber adalah dia tidak pernah menghapus tato-tatonya. Jika ia merasa tidak menyukai salah satu tato lagi, ia hanya menindihnya dengan tato baru. ia pernah mencoba penghapusan tato dengan laser, Amber tidak akan melakukannya lagi, mengingat risikonya.

Tapi di balik perjalanan Amber yang penuh dengan pengalaman ini, penting untuk diingat bahwa ada bahaya yang besar terkait dengan modifikasi tubuh yang ekstrem, terutama yang melibatkan organ sensitif seperti mata. Asosiasi Oftalmologi Amerika telah memberikan peringatan keras terkait bahaya menato bola mata, yang dapat menyebabkan penurunan penglihatan, pelepasan retina, infeksi, peradangan, sensitivitas terhadap cahaya, atau bahkan kehilangan seluruh mata.

Kisah Amber Luke bukanlah satu-satunya yang mengingatkan kita tentang risiko ini. Dari belahan dunia yang berbeda, ada Anaya Peterson, seorang mahasiswa hukum di Irlandia, yang terinspirasi oleh Amber Luke. Peterson memutuskan untuk menato bola mata kanannya dengan warna biru terang, meniru idolaanya itu.

Awalnya, prosedur ini berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa masalah seperti sakit kepala dan mata yang kering. Tapi, delapan bulan setelahnya, ia mengalami pembengkakan mata yang menghantui.

Anaya Peterson akhirnya merasa menyesal atas keputusannya. Dia berkata, “Saya seharusnya mendengarkan kata-kata anak saya yang berkata, ‘Apa yang terjadi jika kamu buta?’ Dia sama sekali tidak setuju.”

Ini adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya berpikir panjang sebelum melakukan modifikasi tubuh yang ekstrem. Apakah itu tato bola mata, membelah lidah, atau tindakan lainnya yang melibatkan organ sensitif, risikonya sangat tinggi. Kita perlu memahami konsekuensi dari keputusan tersebut dan selalu mendengarkan nasehat medis.

Jangan lupa, ekspresi diri adalah hak kita, tetapi keamanan dan kesehatan juga harus menjadi prioritas utama. Jika Anda berpikir untuk melakukan modifikasi tubuh yang ekstrem, selalu berkonsultasilah dengan ahli medis terlebih dahulu dan pertimbangkan risiko serta konsekuensinya dengan sangat serius. [dari berbagai sumber/sm]

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *