Connect with us

Entertainment

‘Hayya’ – Kisah Seorang Jurnalis yang Mempelajari Cinta dan Keimanan di Palestina

Published

on

JAYAKARTA NEWSNonton film reliji ‘212’ – Power of Love’ yang tayang di tahun 2018 ? ‘Hayya’ adalah sekuel film ‘212’ produksi Warna Pictures dan sutradaranya masih sama, Jastis Arimba.

Namun, bagi yang belum dan tidak menonton film ‘212’, menyaksikan film ‘Hayya’ pun, tidak apa. Karena cerita dalam Hayya sangat berbeda meski beberapa tokohnya ada yang muncul lagi.

Menyinggung ihwal pendapat orang bahwa ‘Hayya’ adalah film tentang politik, Helfy Tiana Rosa (produser) membantahnya.

“Film Hayya berkisah tentang cinta dan kemanusiaan. Tentang pengungsi anak-anak di jalur konflik Gaza di Palestina. Dan kita dari Indonesia yang cinta kemerdekaan dan kemanusiaan sertai anti Zionisme  ikut serta membantu saudara-saudara kita sesama muslim di Palestina. Kita syuting di Palestina, Jakarta dan Jogjakarta,”  urai Helfy Tiana Rosa kepada penulis usai preview Hayya di Epicentrum, Jakarta.

Helfi juga menolak kalau Hayya adalah film tentang Islam. “Palestina adalah negara berdasar nasionalisme. Bukan negara agama. Bagi rekan-rekan sebangsa dan setanah air dari Indonesia, apapun agama dan sukunya, silakan nonton Hayya. Film ini terbuka untuk semua usia, suku dan agamanya,” papar Helfi.

Masiih berkisah tentang perjalanan hidup dan karier seorang jurnalis lepas dari Indonesia bernama Rahmat (Fauzi Baadila). Merasa dihantui perasaan bersalah dan dosa masa lalu,Rahmat yang berusia 32 tahun ingin belajar tentang cinta dan keimanan. Ia ingin melakukan hal yang berbeda dalam proses hijrahnya.

Rahmat akhirnya memutuskan menjadi relawan kemanusiaan  di berbagai wilayah Indonesia yang terkena bencana. Menyadari bahwa kemanusiaan tak pernah mengenal batas agama dan agama, Rahmat ditemani Adin yang berusia 30 tahun (Adhin Abdul Hakim)bergabung menjadi relawan kemanusiaan di wilayah perbatasan Palestina. Dengan kapal kemanusiaan, Rahmat dan Adin berangkat ke jalur Gaza, Palestina.

Saat bertugas menjadi relawan relawan dan jurnalis di daerah tersebut, ia bertemu dengan sosok Hayya (5 tahun, Amna Hasanah Shahab), seorang gadis cilik lugu yatim piatu korban konflik di Palestina.

Hubungan Hayya dan Rahmat menjadi sangat dekat. Hingga suatu hari, Rahmat pun harus kembali ke Indonesia karena tugasnya telah usai dan harus menikah dengan Yasna (27 tahun, Meyda Sefira)sesuai permintaan kedua orangtuanya.

Hayya yang tidak ingin kehilangan Rahmat melakukan aksi nekad di luar dugaan. Ia masuk dan bersembunyi didalam kopor yang kemana-mana dibawa Rahmat didalam kapal. Hubungan Rahmat, Hayya dan Yasna mendadak berubah menjadi kompleks, lucu dan menegangkan.

Selain Fauzi Baadila, Adhin Abdul Hakim dan Asma Nadia Shahab, para aktor lain yang ikut menyemarakkan film bergenre drama religi ini antara lain Hamas Syahid, Meyda Sefira, Fajar Lubis, Erick Yusuf, Ria Ricis, Asma Nadia dll.

Yang patut diberi acungan jempol  adalah Amna Hasanah Shahab yang berperan sebagai Hayya. Aktingnya luar biasa, meski tidak mengucapkan sepatah kata dalam bahasa Indonesia. Juga, kehadiran Ria Ricis, Youtuber terkenal Indonesia yang lihai berimprovisasi dan melucu. Dalam film ini, Ria Ricis didapuk menjadi baby sitter bagi Hayya.

“Semoga film Hayya menjadi berkah dan bermanfaat bagi penonton dan masyarakat secara luas. Insya Allah, sebagian keuntungan dari film Hayya akan disumbangkan untuk dana kemanusiaan, baik didalam maupun di luar negeri,” tandas Helfy Tiana Rosa mengakhiri perbincangan. (ipik tanoyo)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *