Connect with us

Entertainment

Bismillah, Kunikahi Suamimu: Cinta, Kesetiaan dan Pengorbanan

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Judulnya cukup kontroversial Film baru produksi MD Pictures yang disutradarai Benni Setiawan (ingat Layangan Putus?) ini mengisahkan ihwal cinta dan kesetiaan, cinta dan poligami.

Pasangan suami isteri Malik dan Hanna tengah berada dalam puncak kebahagiaan. Mereka sedang menantikan kelahiran anak pertamanya.

Tepat di hari konsultasi, dokter yang merawat pasutri ini berhalangan hadir dan digantikan oleh dokter spesialis ginekolog dr Cathy. Cathy adalah mantan kekasih Malik.

Malang, Hanna ternyata mengidap kanker otak yang mengancam jiwanya. Saat dekat kelahiran, Hanna harus dioperasi agar anak mereka selamat.

Dalam keadaan sekarat, Hanna mengusulkan agar suaminya yang setia mendampingi dirinya menikahi Cathy. Cathy dan Malik menolak ide gila itu. Mana bisa cinta dibagi dalam sebuah pernikahan poligami?

Namun, menjelang saat-saat terakhir Hanna meninggalkan dunia yang fana ini, banyak pihak menyetujui usul poligami.

Akhirnya, dalam sebuah ijab qabul, Malik menikahi Cathy. Bismillah, sah.
Bagaimana kelanjutan pernikahan poligami ini, dan lika liku bentuk pengorbanan seorang isteri terhadap suaminya menjelang sakaratul maut menghampirinya?

Diadaptasi dari novel karya Vyntiana Itari, sutradara Benni Setiawan lihai menggiring penonton, terutama kalangan wanita, untuk terpaku ditempat duduk dan kemudian menguras air matanya sampai pol, tuntas.

“Saya enggak bergeser dari plot naskah di novel aslinya. Ceritanya sudah bagus dan pas. Jadi enggak perlu ada tambahan dalam cerita drama romantis ini,” lontar Benni Setiawan.
Di sisi seni peran, tiga pemain utamanya yaitu Rizky Nazar, Mikha Tambayong dan Syifa Haju cukup bisa memasuki dunia para tokoh yang diperankannya.

“Peran sebagai isteri yang mengidap kanker otak kronis yang mengakhiri hidupnya baru sekali ini saya dalami. Sebelum take camera, saya kerap berdialog dengan beberapa pasien kanker di Rumah Sakit. Yang saya salut, mereka tetap tersenyum dan bergembira menikmati hidup dan kehidupannya, meski suatu saat, mereka akan dipanggil Tuhan,” ujar Mikha Tambayong berbagi cerita.

Sedih? Terharu? Sudah takdir?

Sediakan sapu tangan sebelum memasuki gedung bioskop. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *