Connect with us

Entertainment

Addie MS Ogah Jadi Menteri

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Pemusik Addie Mulyadi Sumaatmadja (MS), 59 tahun, akan menolak secara tegas jika ada tawaran yang menginginkannya masuk dalam jajaran birokrasi, sekalipun tugasnya mengurus musik atau kebudayaan.

Dalam kontestasi Pilpres 2019, Adi MS adalah salah satu seniman yang aktif di medsos yang ikut memperjuangkan terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo.

Kalau pun dia aktif ‘berkampanye’ untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin, di antaranya melawan berita hoax, Adi MS ogah jika didaulat jadi menteri yang spesial ngurusi musik atau bidang Film. Dia bahkan lakukan hal serupa jika ditawari posisi jabatan setingkat menteri seperti menjadi Kepala Bekraf, yang kini dijabat oleh Triawan Munaf).

“Saya enggak mau masuk di birokrat. Saya orang bebas, jadi pemusik saja dan mengconduct banyak musisi di Twilite Orchestra,” kata Addie. Dia adalah pendiri dan konduktornya.

Jika ada Menteri Musik atau Menteri Film, menurut Addie, tidak harus dijabat oleh musikus handal dan pintar. Menteri bidang ini pun bisa dijabat oleh orang non-musik atau pengamat yang peduli terhadap musik dan film.

“Tapi ini baru prediksi. Kalau ada Menteri Musik dan Menteri Film, apa insan dari Drama (Teater), Tari, Kriya dan Senirupa enggak protes minta jatah Menteri juga ? Kan banyak sekali. Sebaiknya, dikotomi ini disatukan saja menjadi Menteri Kebudayaan Nasional seperti yang sudah-sudah. Lebih enak ngurusnya,” ujar Addie ketika memberikan donasi kepada beberapa veteran yang tergabung dalam Legian Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang digagas oleh Sanitaryware di Bekasi, menyongsong HUT Kemerdekaan RI ke 74 tahun ini. Perlu diketahui, Addie MS adalah Brand Ambasador Sanitaryware.

Alasan utama kenapa Addie tak mau masuk kedalam birokrat adalah ia ingin jadi orang yang merdeka, tidak terikat dalam satu sistem.

“Saya ingin membahagiakan keluarga lebih dahulu, tahun ini. Saya ingin menimang cucu. Anak saya pertama, Kevin Aprilio sudah resmi melamar calon isterinya, Vicy Melanie dan dijadwalkan akan menikah Januari tahun 2020 mendatang. Semula perhelatan pernikahan akan digelar November tahun ini, tapi diundur ke tahun depan saja. Ini sudah disetujui kedua pihak,” kata putra Mulyadi Sumaatmadja yang pernah jadi Kepala LVRI di Semarang beberapa tahun silam.

Di kantor Sanitariware, diputar video hitam putih ihwal perjuangan kaum veteran yang berperang melawan penjajah Belanda dan Jepang hingga diproklamirkannya Kemerdekaan RI pada tanggal 27 Agustus 1945.

“Saya sampai meneteskan air mata, saya terharu. Betapa sulitnya kita mencapai kemerdekaan kala itu. Belanda dan masuknya Jepang masih jadi kendala bagi kita. Kita generasi muda milenial tinggal menikmati buahnya saja,” ungkap Addie lagi.

Baru saja kita mengadakan pilpres dan nantinya bakal dihelat Pilkada di beberapa daerah. “Tiba-tiba tercetus kegalauan pada diri saya. Kemarin-kemarin mencuat ancaman , Pancasila akan diganti dengan paham dan ideologi lain. Bagi saya, NKRI harga mata dan harus dipertahankan sampai titiik daerah penghabisan. Kita dulu dijajah fisik, kini proxy war dan hoax marak,” paparnya.

Pada acara HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara tanggal 17 Agustus 2019 mendatang, apakah Addie MS dan keluarganya (isterinya, biduanita Memes dan 2 anaknya) akan hadir ?

“Sejak zaman Soeharto sampai Presiden Joko Widodo sekarang, saya selalu diundang dan menyempatkan hadir di Istana. Jujur, saya mendukung Jokowi melanjutkan pembangunan infrastruktur dan merealisasikan Revolusi Digital 4. 0. Tapi jangan salah, saya pun beberapa kali mengeritik Jokowi, kalau enggak sesuai dengan nurani saya. Dan Jokowi pun menerima kritik dan saran saya dan teman-teman sesama musikus dan budayawan guna melanjutkan pembangunan ini,” urai Addie.

Di sisi lain, Addie merasa salut atas rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo Subianto. “Perdamaian itu perlu di zaman sekarang. Bagaimana mau membangun bangsa dan memberikan pendidikan yang berguna bagi bangsa dan negara, kalau kita ribut dan berperang kata terus ? Lebik baik kalau kita enggak setuju, salurkan ke DPR. Jangan menggelar aksi turun ke jalan dan menyulut kengerian bagi masyarakat,” sarannya.

Ngomong-ngomong di bidang film, bagaimana pendapat Anda ihwal perkembangan industri perfilman di negara kita ?

“Belakangan, sudah banyak tema-tema film yang lebih beragam dan bahkan, karya sastra yang berbobot pun, diangkat ke film (seperti ‘Bumi Manusia’ karya Pramudya Ananta Toer). Ada beberapa film nasional yang mencapai ‘box office’, berhasil meraih di atas sejuta penonton. Di peredaran, saya bangga sudah banyak film yang disukai dan diputar di negara jiran, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Kebangkitan perfilman nasional harus terus kita jaga agar jangan terjadi lagi dunia perfilman kita mati suri selama 13 tahun,” tandas Addie MS yang ikut mengisi ilustrasi musik beberapa judul film nasional, diantaranya ‘Dealova’, ’10’, ‘In the Name of Love’, ‘Biola tak Berdawai’ dan lain-lain. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *