Kabar
Seorang Wanita Meninggal setelah Tertular Virus Langka

KELUARGA seorang wanita warga yang meninggal karena virus yang disebarkan kutu yang langka mengingatkan tentang bahaya virus tersebut, yang hanya dikonfirmasi menyerang di beberapa pasien sejak ditemukan pada tahun 2014. Tamela Wilson, yang meninggal pada 23 Juni 2017 akibat komplikasi dari virus Bourbon, pernah bekerja di Meramec State Park di Sullivan. Dia menyingkirkan dua kutu dari tubuhnya beberapa minggu sebelum jatuh sakit, demikian laporan The St. Louis Post-Dispatch.
Ibu tiri wanita berusia 58 tahun itu, Kathy Potter, mengatakan bahwa dokter tidak mengetahui untuk menguji penyakit ini, dan mendiagnosisnya dengan infeksi saluran kemih sebelum mengirimnya pulang dengan antibiotik.
“Setiap hari kita pergi ke rumah sakit dan dia malah bertambah parah,” kata Geoff Potter, seorang kerabat lainnya, kepada Fox 6 Now. “Tidak ada perbaikan.”
Dia akhirnya dirawat di Rumah Sakit Barnes-Jewish pada tanggal 31 Mei 2017 dan darahnya diuji untuk penyakit kutu lainnya sebelum dikirim ke Centers for Disease Control and Prevention (CDC), yang mengkonfirmasi virus Bourbon.
Belum ada obatnya

Penampakan virus Bourbon
Sampai sekarang ini tidak ada obat yang dapat untuk mengobati virus Bourbon. Beberapa orang yang terkena virus ini mungkin memerlukan rawat inap untuk mengatasi beberapa gejala. Menurut CDC, karena hanya ada beberapa kasus virus yang teridentifikasi, komunitas medis masih belajar tentang gejala potensial, namun di antara pasien yang terkena virus ini mungkin mengalami gejala demam, kelelahan, ruam, sakit kepala, nyeri tubuh, mual dan muntah. Mereka mungkin juga menunjukkan jumlah sel darah rendah.
Putri Wilson, Amie May, mengatakan bahwa ibunya mengalami infeksi sekunder, termasuk pneumonia dan hemophagocytic lymphohistiocytosis. Selain itu, ibunya juga telah menerima pengobatan untuk limfoma non-Hodgkin sejak tahun 2012.
“Anda tidak menginginkan ini untuk musuh terburuk Anda,” kata Kathy Potter kepada Fox 6 News untuk menggambarkan betapa buruknya dampak dari virus ini.
May mengatakan bahwa ibunya bekerja full time sebagai asisten pengawas di taman nasional —yang pada sepekan setelah Wilson meninggal– menurut Departemen Sumber Daya Alam taman itu sebagai “daerah yang sangat diminati”. Departemen tersebut mengumpulkan kutu untuk menguji virus tersebut, demikian laporan The St. Louis Post-Dispatch.
“Saya ingin agar orang di luar sana tahu,” kata May. “Bahwa kita memiliki virus yang tidak punya obat penyembuhannya, dan itu menakutkan.”
Kasus Wilson merupakan kasus pertama yang dilaporkan di negara bagian Missouri, dimana korban mengalami ruam dan demam Rocky Mountain dan kasus Ehrlichiosis. Hal ini telah mendorong pejabat kesehatan untuk memperingatkan tentang bahaya gigitan kutu.
“Ini adalah kesempatan untuk mengatakan bahwa ada hal-hal yang kita hadapi setiap hari yang jauh lebih merepotkan,” kata Dr. Steven Lawrence, seorang spesialis penyakit menular, seperti disampaikan The St. Louis Post-Dispatch.
“Saya melihat pasien yang sakit dan meninggal karena infeksi yang tertularkan penyakit ini, yang sebenarnya dapat dicegah jika orang merawatnya sejak dini dan para dokter mengetahuinya,” tambah Lawrence.***