Connect with us

Kabar

Saatnya PPAD “Berperang” untuk Kesejahteraan

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Tarian angngaru menyambut kehadiran Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo di aula Kodam IV/Hasanuddin, Selasa (6/12/2022). Hari ini, Doni mengukuhkan pengurus DPD PPAD Provinsi Sulawesi Selatan hasil Musyawarah Provinsi sehari sebelumnya.

Brigjen (Purn) A. Baso Amirullah secara aklamasi kembali terpilih memimpin PPAD untuk periode 2022 – 2027. Pengurus baru dilantik di aula Makodam XIV/Hasanuddin, Jl. Urip Sumoharjo, Panaikang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Hadir dalam acara tersebut, Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Dr Totok Imam Santoso, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana, perwakilan dari TNI-AL, TNI-AU, Sekda Provinsi Sulsel, para akademisi, serta unsur-unsur lain di Sulawesi Selatan seperti Hipakad, FKPPI, dan PPM.

Penyerahan pataka PPAD dari Ketum PP PPAD Letjen TNI Purn Doni Monardo kepada Ketua DPD PPAD Sulawesi Selatan, Brigjen TNI Purn A Baso Amirullah, di aula Kodam XIV/Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/12/2022). (Foto: egy m)

Kenangan Sulsel

Dalam kesempatan itu, Doni Monardo menyampaikan kesannya yang mendalam terhadap kota Makassas khususnya, dan wilayah Sulawesi Selatan pada umumnya. “Setiap medan tugas selalu meninggalkan kesan. Dan Makassar adalah sedalam-dalamnya kesan,” ujarnya.

Bentang waktu antara 2006 sampai 2008, Doni mendapat penugasan sebagai Komandan Brigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti (2006—2008), atau sering disebut Brigif Kariango. Di sinilah ia jatuh cinta dengan pohon trembesi.

Mak comblangnya adalah tokoh lingkungan, mendiang Andi Tenri ‘Onny’ Gappa (Semoga almarhum tenang di sisi Tuhan). Sejak itu pula, Doni mencanangkan tekad “Dari Kariango Ikut Hijaukan Indonesia”. Tak kurang dari 26 titik di Sulawesi Selatan telah ditanami trembesi, saat itu.

Tidak hanya di Markas Brigif Kariango, tetapi juga di Pangkep, Maros, Barru, Pare-pare, Luwu, Gowa, Sidrap, Mamuju, Toraja Utara, dan tentu saja Makassar. Termasuk Lapangan Karebosi. Karenanya, setiap Doni mengunjungi Sulsel, tak ubahnya seperti mengunjungi “anak-anak” trembesi yang sekarang sudah rindang.

Bukan hanya itu. Di Makassar pula Doni menyekolahkan anak-anak di SD dan SMP Athirah milik Bapak Jusuf Kalla.

Doni merasa gembira bisa kembali menginjakkan kaki di bumi Ujung Pandang. Bukan saja “reuni trembesi”, tetapi juga reuni dengan teman-teman purnawirawan TNI-AD yang sekarang tergabung dalam wadah Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat.

Diingatkan, biarlah yang lain berperang di bidang politik. PPAD akan berperang untuk meningkatkan kesejahteraan. Ia mengucapkan terima kasih kepada pengurus PPAD yang lama, dan mengucapkan selamat kepada pengurus baru. Doni mengingatkan, bahwa purnawirawan hanyalah soal administrasi. Prinsipnya, pengabdian kepada bangsa dan negara tidak mengenal batas ruang dan waktu.

Semangat pantang menyerah dan terus berjuang, hendaknya menjadi landasan aktivitas pengurus. Perjuangan kita saat ini jauh lebih luas, yaitu pada bidang kesejahteraan. Hanya bangsa sejahtera yang bisa melahirkan sebuah peradaban maju.

Pesan yang sama selalu saya ulang di setiap pengukuhan pengurus PPAD Provinsi yang baru terbentuk. Bahwa, politik PPAD adalah politik negara dan politik kesejahteraan. Semua kegiatan yang dirancang, hendaknya paralel dengan garis-garis besar program Pengurus Pusat PPAD.

Sulawesi Selatan, sebagai provinsi dengan luas 46.717 km² dan jumlah penduduk sekitar 9 juta jiwa, adalah salah satu provinsi paling potensial di Indonesia. Dari sekian banyak potensi daerah, setidaknya saya mencatat potensi laut dan agro yang luar biasa.

Selain menjadi penghasil kakao terbesar di Indonesia, Sulawesi Selatan juga terkenal dengan kopinya. Sejak zaman Belanda, perkebunan kopi yang terkenal ada di Tana Toraja dan Enrekang. Belum lagi potensi rumput lautnya.

Sebagai Komisaris Utama di PT MIND ID, sebuah konsorsium BUMN Tambang milik negara, Doni Monardo juga mengetahui besaran potensi tambang di sini. Selain minyak bumi, juga ada gas alam, besi, zeolite, seng, kaolin, dan batu gamping.

Sedangkan di bidang pariwisata? Siapa tak kenal film “Senja di Pantai Losari”. Masih banyak objek wisata eksotik di sini.

Semua potensi tadi, adalah peluang yang bisa dikerjakan oleh PPAD Sulsel, melalui kolaborasi pentahelix. Libatkan pemerintah daerah, komunitas masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media.

Pesan saya: PPAD Sulawesi Selatan harus segera “tancap gas” berkarya bagi anggota, masyarakat, bangsa dan negara. Inilah pengabdian kita yang tak kan pernah berhenti sebagai prajurit. Status purnawirawan hanyalah masalah administrasi.

Tahun Politik

Hal lain yang ditegaskan adalah perihal “Tahun Politik” yang segera menyongsong di depan mata. Untuk kesekian kalinya pula, ditegaskan bahwa pengurus PPAD tidak boleh berpolitik praktis, sesuai AD-ART. Jika ada anggota pengurus yang ingin terjun ke politik praktis, dipersilakan mengundurkan diri.

Sebaliknya, anggota PPAD bebas berpolitik praktis. Anggota PPAD, sebagaimana warga negara lain memiliki hak konstitusional untuk dipilih dan memilih.

Terkait hal itu pula, PPAD Pusat sudah melakukan 3 (tiga) kali Diskusi Panel sosialiasi politik dengan menghadirkan para anggota DPR RI dari semua parpol. Tujuannya adalah, agar kita tidak buta politik. Purnawirawan harus melek politik. Barangkali program yang sama bisa dilakukan dalam skala provinsi.

Tak Mau Kalah

Sementara itu, Ketua DPD PPAD Sulsel, Brigjen (Purn) A. Baso Amirullah dalam sambutannya sempat menyentak perhatian hadiri, dengan pembawaannya yang lugas, serta tutur kata yang cadas, dalam usia yang menginjak 70 tahun.

Baso siap menyatukan langkah dengan program kesejahteraan yang digulirkan PP PPAD. Ia juga mengagumi karya-karya besar yang telah dilakukan sekaligus diwariskan Doni Monardo. Ia menyebut penghijauan trembesi dari Brigif Kariango, kemudian program emas biru dan emas hijau saat menjabat Pangdam XVI/Pattimura, sampai penanaman trembesi di hampir seluruh pelosok negeri.

Yang tak kalah fenomenal adalah prestasi Ketua Umum PPAD menjadikan sungai terkotor di dunia, Sungai Citarum, menjadi sungai yang bersih dengan program “Citarum Harum”.  Termasuk gelar Silaltnas PPAD 2022 yang mendapat rekor dunia. “Beliau juga yang mengajukan usulan peningkatan gaji purnawirawan,” tambah Baso Amirullah.

Kabar terbaru kiprah Ketua Umum PPAD yang menyumbangkan tak kurang dari 140 ribu bibit pohon untuk IKN Nusantara, pun telah didengar oleh Baso Amirullah dan seluruh purnawirawan di Sulsel. “Karena itu, kami tak mau kalah. DPD Sulawesi Selatan pun akan ikut menyumbangkan pohon untuk IKN,” tambah Baso.

Arahan Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso. (foto: mukti)

Teman Jogging

Sementara itu, Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso dalam sambutannya mengawali dengan rasa senang dan antusiasnya menyambut kehadiran Doni Monardo. Ini seperti reuni baginya. Totok adalah Irdam XVI/Pattimura saat Doni menjadi panglima di sana.

“Kalau pagi, saya sering menemani beliau jogging. Yang lain tidak ada yang berani,” ujarnya mengenang kisah 2015-2017 di Ambon. “Dan kalau jogging, setidaknya ada sepuluh perintah baru yang harus saya catat dan laksankaan. Begitu hampir tiap hari. Beliau begitu detail dan perfect,” tambahnya sambil tertawa.

Doni Monardo pun menjadi inspirasi ketika Totok menjabat Pangdam. Ia mengikuti jejak Doni untuk tidak motong anggaran, bahkan tidak menerima setoran atau dana operasi. Semua dikembalikan untuk pekerjaan. “Saya ingat, di Kodam Pattimura, beliau mengharuskan semua satuan menempel anggarannya di depan, supaya bisa dibaca oleh para asisten. Jadi spirit yang saya tangkap adalah transparansi. Dan di Kodam Hasanuddin, saya terapkan itu, pak Doni,” ujar Totok disambut tepuk tangan hadirin.

Kepada PPAD Sulsesl, Mayjen Totok mengucapkan selamat. Ia pun akan meminta para Danrem, para Dandim di wilayah Kodam Hasanuddin untuk bergandeng tangan dengan PPAD. “Tahun depan kita masuk tahun politik. Akan banyak riak-riak. Kalau kita kompak dan membangun komunikasi dengan stakeholder lain, niscaya kita bisa melewati tahun politik dengan aman dan damai,” harapnya.

Mengubah nmijnset, kodam irdam, tidak ada satu pun yang dipotong. Semua gunakan utk kepentinan epruntukannya, kalau ketahuan saya copot. Dana operasi juga. Dana ops tidak disalurkan secara ketentuan, ketahuan saya laporkan, balgikan semuanya.  Semua anggaran ditempel di depan kantor masing masing. Pencantuman semua anggota ilakan melihat. Tranparansi.

Arahan Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo. Saat memberi sambutan, Doni meminta Tigor, seorang pengusaha sukses Sulsel untuk naik ke podium dan menyampaikan gambaran potensi industri makanan yang bisa dikerjasamakan dengan PPAD. (foto: egy m).

Undang Tigor

Ada hal menarik. Di tengah sambutan, datang Tigor dari PT Boma. Doni langsung memintanya naik ke atas panggung, berdiri di sebelah Doni. Tigor mengelola industri yang terintegrasi, dari hulu sampai hilir. “Saya minta pak Tigor menyampaikan apa yang dikerjakan, sehingga bisa menginspirasi kami,” ujar Doni.

Tigor menyampaikan industri yang dikembangkan. “Produk kami ditekankan pada bagaimana memberi nilai tambah. Hanya dengan begitu kami bisa menyerap tenaga kerja. Jadi kami tidak menjual komoditas, tetapi memproduksi yang siap makan. Ingat, populasi kita nomor 4 terbesar di dunia, jelas butuh lapangan kerja,” katanya.

Salah satu yang disampaikan adalah ihwal pembibitan udang. Teknologi yang diterapkan, membuat para petambak udang semakin makmur. “Kalau bapak-bapak terjun ke industri ini, bisa-bisa yang belum pensiun juga ingin cepat pensiun. Bayangkan, penghasilannya bisa mencapai 15 juta per bulan,” ujar Tigor.

Di akhir sambutannya, Doni minta Ketua DPD PPAD Sulsel dan Pangdam XIV/Hasanuddin mengalokasikan waktu untuk bisa mengunjungi pabrik milik Tigor, dan belajar banyak dari sana. Jika memungkinkan, bisa dijalin kerjasama untuk peningkatan kesejahteraan prajurit dan purnawirawan ke depan. (roso/egy)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *