Connect with us

Kabar

Rofi dan Dua Temannya, Penyandang Disabilitas, Berkarier di Instansi Ternama

Published

on

PALEMBANG, JAYAKARTA NEWS – Arofiul Kafid melangkah pasti menuju tempat kerjanya. Dia mengenakan kaos merah, dengan aksen kuning di ujung lengan. Celana panjang, kerudung, dan sepatu hitam. Gadis 22 tahun ini bekerja di toko Alfamart, kawasan Kelurahan Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang. Di sini ia mengais rejeki, memantapkan hati, menata karir.

Sudah sejak Juli 2022, perempuan penyandang disabilitas ini bekerja di toko retail modern tersebut. “Alhamdulillah bisa diterima baik di sini. Lingkungan kerjanya baik dan mendukung,” katanya, sebagaimana dikutip dari Laman Kemensos, Selasa (17/1/2023).

Rofi– begitu ia biasa dipanggil, menghabiskan masa kecilnya di Batam. Selepas lulus SMAN 16 Batam, ia mengisi waktu dengan membantu sang ayah di tempat tinggalnya di kawasan Duri Angka, Kecamatan Sungai Beduk, Kota Batam.

Perjalanan hidupnya beralih saat petugas dinas sosial setempat datang ke rumahnya, Oktober 2020. Rofi ditawari mengikuti pelatihan khusus untuk penyandang disabilitas di Sentra Budi Perkasa di Palembang.

Setelah mendapatkan ijin ayah, Rofi mengurus berkas dan terbang menuju kota mpek-mpek, Maret 2021. Di Sentra Budi Perkasa, Rofi bersama-sama penyandang disabilitas lainnya, Muhammad Luthfie Kusumaputra (20) mengikuti pembinaan.

Pada periode berbeda, penyandang disabilitas lainnya, Fitri Laila juga mendapatkan kesempatan menjalani pembinaan di Sentra Budi Perkasa.  Warga Talang Bubuk, Kecamatan Plaju ini, mengikuti jejak Rofi, bekerja di Alfamart, di kawasan Plaju, dekat tempat tinggalnya.

Rofi, Luthfie, dan Fitri, mendapatkan pelayanan setara di Sentra Budi Perkasa. Pada pagi hari, setelah sarapan, mereka mengikuti apel pagi. Di sini mereka mendapatkan motivasi dan penguatan mental, oleh para pendamping. Sekitar jam 09.00 sampai siang mereka mengikuti pelatihan komputer.

Meninggalkan tanah kelahiran di Batam dan hidup merantau di Palembang, awalnya tidak mudah bagi Rofi. Kini ia tidak bisa membantu sang ayah yang hidup tanpa didampingi ibunya yang telah wafat.

“Di sentra, saya mendapatkan suntikan semangat. Ada teman yang juga ikut pelatihan. Saya dan teman-teman dibimbing dengan sabar dan penuh perhatian,” kata Rofi.

Ditemui di lokasi berbeda, hal senada disampaikan Fitri. “Bimbingan bapak ibu di Sentra Budi Perkasa membuat saya lebih ingin mandiri. Tidak membebani orangtua dan malah ingin meringankan beban mereka,” kata Fitri.

Teman seperiode Rofi, Muhammad Luthfie juga merasakan hal sama dengan dua rekannya. Bekerja di BPJS Kesehatan di Kota Palembang, Luthfie merasakan mendapatkan banyak bimbingan selama menempuh pelatihan di Sentral Budi Perkasa.

“Terimakasih atas semua bimbingan, perhatian, dan ilmu yang diberikan. Saya berharap, lebih banyak teman-teman disabilitas yang memperoleh kesempatan sama dengan kami,” kata warga Kelurahan Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Kota Pelembang, ini.

Merujuk arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kepala Sentra Budi Perkasa Pelembang Wahyu Dewanto menyatakan, Kemensos melalui unit pelayanan teknis (UPT) seperti sentra memberikan akses setara bagi para penyandang disabilitas untuk mengembangkan kemandirian ekonomi.

“Melalui UPT seperti Sentra Budi Perkasa, anak-anak seperti Rofi, Luthfie dan Fitri, diberikan kesempatan untuk berkembang. Sesuai arahan Ibu Mensos, penyandang disabilitas seperti mereka bertiga, sejatinya memiliki kelebihan di sisi berbeda,” kata Wahyu.

Sesuai arahan Mensos, Sentra Budi Perkasa mengadopsi model multilayanan bagi semua jenis pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial.***/mel

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *