Connect with us

Sosial Budaya

4 Desa Tanpa Listrik dan Internet, Berkunjung dan Liburan ke Sini Laksana Kembali ke Masa Lampau

Published

on

Kampung Gedong di Kabupaten Bangka. (wowbabel.com)

JAYAKARTA NEWS – Ketika banyak orang berkompetisi membangun daerahnya dengan fasilitas modern, ada desa yang menolaknya.

Desa-desa ini menolak menggunakan listrik maupun internet dan masih hidup seperti di masa lampau.

Semua tradisinya pun masih dipertahankan. Dan ini yang membuatnya jadi unik.

1. Kampung Naga
Kampung Naga berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

Desa ini masih mempertahankan unsur tradisional yang berlaku sejak zaman nenek moyang.

Masyarakatnya menolak masuknya aliran listrik masuk ke kampung.

Begitu juga penggunaaan gas LGP untuk masak.

Aturan adat masyarakat di sini juga melarang musik dari luar.

Dan terdapat sejumlah tempat keramat yang tidak boleh dipotret dan dikunjungi orang luar.

2. Kampung Baduy
Di antara desa lain, Kampung Baduy salah satu yang paling terkenal menjaga tradisi lamanya.

Penduduknya sudah dikenal tidak pernah menggunakan barang elektronik dan hidup tanpa listrik.

Penduduk setempat juga secara khusus meminta agar tidak ada koneksi internet di daerahnya.

Mereka hidup dari bercocok tanam, membuat kain untuk bajunya sendiri, dan obati penyakit dengan tanaman.

Kebutuhan sehari-hari pun diambil dari alam. Tidak ada penggunaan sabun, odol, deterjen, dan lainnya.

Kemana-mana masyakarat Baduy masih berjalan kaki dan menolak menggunakan kendaraan.

Warga Desa Adat Ammatoa hanya mengenakan baju berwarna hitam. Hitam dipercaya sebagai gelapnya rahim di kandungan dan gelapnya kuburan saat meninggal. (sulsel.jadesta.com)

3. Desa Adat Ammatoa
Desa adat ini berada di Tana Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumbang, Sulawesi Selatan.

Rumah penduduknya masih mempertahankan model rumah panggung dari kayu.

Dan sangat biasa melihat rumah yang ditempati bersama hewan peliharaan bahkan ternaknya.

Di sini semuanya masih serba tradisional. Tidak ada listrik, barang elektronik dan ponsel.

Masyarakat Ammatoa pun tidak punya kendaraan bermotor. Ke mana-mana berjalan kaki.

Masih memegang utuh tradisi nenek moyang, masyaraat ini selalu menggunakan baju warna hitam.

Hitam dipercaya sebagai gelapnya rahim di kandungan dan gelapnya kuburan saat meninggal.

4. Kampung Gedong
Inilah perkampungan tradisional Tiongkok di Indonesia.

Lokasinya ada di Kampung Gedong, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.

Dipercaya penduduk yang tinggal di sini keturunan Tiongkok daratan yang pertama datang ke Bangka.

Diperkirakan rumah-rumah di Kampung Gedong umurnya lebih dari 100 tahun.

Seluruh rumah terbuat dari kayu dengan gaya arsitektur Tiongkok, lengkap dengan meja pemujaan di depan rumah.

Di beberapa rumah pun dilengkapi dengan kelenteng.

Sejak tahun 2000, Kampung Gedong sudah berubah jadi desa wisata dan bisa dikunjungi pelancong.***/mel

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *