Kolom
Prinsip Hidupnya Mulia, Banyak Belajar dari Cendra Santosa Sekeluarga
“Pak Aqua saat saya meninggal, tidak ada barang-barang yang saya bawa mati. Untuk itu selagi masih hidup lebih baik kepunyaan saya tersebut diberikan ke orang-orang yang membutuhkannya agar bermanfaat. Ini sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada TUHAN Sang Pencipta alam semesta yang menitipkan semua itu ke saya,” ungkap pemilik Santosa Stable Horse Riding Club & Resort Kendal, Jateng, Cendra Santosa berkali-kali ke saya.
Kami kenalan relatif baru yakni sekitar sebulan. Pandangan kami yang sama terhadap hidup ini utamanya pada berbagai kegiatan sosial, membuat kami jadi cepat akrab dan seperti berteman sudah puluhan tahun.
Pertemuan pertama kami di rumahnya di Semarang pada September 2019 lalu memberikan kesan mendalam pada saya. Meski baru ketemu, karena komunikasinya nyambung sekali, kami plus istrinya Anna Santosa dan abang kandung saya Ikhsyat Syukur ngobrolnya sekitar 6 jam. Dari sore sampai malam.
Selama kami diskusi, aneka makanan dan minuman yang semua rasanya enak, disajikan ke kami. Tidak hanya itu, saat mau pulang ke Yogyakarta kami dibawakan banyak oleh-oleh.
“Baru pertama kali ketemu Pak Cendra dan Bu Anna, langsung dibawakan banyak oleh-oleh. Kesannya saya ke sini ‘merampok’ barang-barang Pak Cendra,” kata saya bercanda.
“Nggaklah Pak Aqua. Semua yang saya berikan ke Bapak tidak ada apa-apanya. Itu rezeki dari TUHAN buat Bapak yang diberikan lewat saya,” ujar Cendra.
Koleksi Batu Akik, Merasakan Langsung Kebaikan dan Keikhlasan Cendra Sekeluarga
Kami baru tahu bahwa Cendra yang “kenyang” pengalaman di pasar sehingga sangat matang, memiliki banyak batu akik yang jenisnya beragam. Ke kami, bapak empat anak yang rendah hati sekali itu menunjukkan koleksinya yang beraneka ragam.
“Silakan Pak Aqua dan Pak Ikhsyat ambil cincin yang disukai. Di atas (maksudnya di lantai 2-pen), masih banyak lagi batunya. Lebih baik ini saya berikan ke teman-teman saya daripada saya simpan yang belum tentu bermanfaat. Lagi pula anak-anak saya tidak ada yang hobi pakai cincin,” terang Cendra.
Pengusaha korek api itu melanjutkan, jika dirinya meninggal dunia, semua miliknya akan ditinggal. Hanya amal ibadah saja yang akan dibawa dan harus dipertanggungjawabkan ke TUHAN.
Saya merasakan langsung kebaikan dan keikhlasan Cendra sekeluarga. Istrinya Anna dan anak-anaknya juga juga memiliki sifat yang sama.
Mereka sekeluarga seiring dan seirama menjalani hidup ini. Ingin memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada sesama. Mereka tahu itulah sebaik-baiknya manusia.
Intens Berjumpa, Kesannya Mendalam Sekali
Sesudah pertemuan tersebut, kami intens berjumpa. Minggu lalu saja 3 hari berturut-turut saya ketemu dengan Cendra dan Anna. Semua perjumpaan itu kesannya mendalam sekali. Setiap jumpa saya selalu banyak belajar pada mereka.
Pertemuan pertama pada Jumat pagi, saat saya sharing Komunikasi dan Motivasi dengan puluhan pegawainya termasuk yang bekerja di resto Tiga Durian dan masyarakat yang tinggal di Santosa Stable Horse Riding Club & Resort Kendal. Temanya adalah Hidup yang Berkualitas dengan Rajin Memberi dan Totalitas Melayani.
Waktu itu semua peserta antusias sekali. Dua orang di antaranya Siti dan Muhammad Dahri mendapat hadiah umroh. Mereka akan berangkat tahun depan bersama rombongan umroh The Power of Silaturahim 4 yang dipimpin Nurcholis MA Basyari.
Sorenya bersama saudara-saudara saya, silaturahim ke rumahnya yang megah di Semarang. Suasananya menyenangkan sekali. Selama pertemuan putri bungsu beliau, Ivana yang merupakan atlet berkuda dengan prestasi internasional juga ikut.
Sabtu, 5 Oktober 2019 bersama saudara-saudara yang jumlahnya sekitar 70 orang – dengan naik 2 bus – kami jalan-jalan ke Santosa Stable Horse Riding Club & Resort Kendal. Kami menjadi tamu Cendra sekeluarga.
Selain mendapatkan sajian aneka makanan yang enak, juga dipersilakan naik kuda milik Cendra yang sehari-hari manajemennya diurusi Anna. Selain itu memanah.
Naik Blessing Kesayangan Anna, Layak Diteladani
Koleksi kuda mereka sekitar 30 ekor termasuk kuda-kuda impor yang didatangkan dari beberapa negara Eropa. Saya mendapat kehormatan naik kuda bernama Blessing kesayangan Anna.
“Pak Aqua, ini adalah kuda dari luar negeri yang pertama kali saya beli. Perjuangan untuk mendapatkan kuda ini luar biasa. Mimpi saya untuk memilikinya terwujud. Semuanya bisa terjadi karena kebesaran TUHAN,” ungkap Anna sambil menceritakan secara detil perjuangannya sehingga bisa beli kuda tersebut dari tabungannya sendiri.
Setelah puas bermain di lahan yang luas milik Cendra dan Anna yang sebagian besar pegawainya masyarakat setempat, kami meninggalkan Santosa Stable Horse Riding Club & Resort dengan kesan yang sangat mendalam.
Minggu siang, 6 Oktober 2019 kami kembali ketemu di resepsi pernikahan keponakan saya, Giovanni Prymusa (Yovan) dan Rinindya Wulan Arumandani (Wulan) di Patra Jasa Semarang Convention Hotel. Mereka datang bertiga yakni Cendra, Anna, dan Ivana.
Saya sangat bersyukur karena dalam waktu yang relatif singkat banyak belajar pada Cendra Santosa sekeluarga. Mereka adalah keluarga sukses yang sangat rendah hati sehingga layak untuk diteladani. Alhamdulillah… ***
>>>Dari Yogyakarta saat melayani puluhan orang saudara dari berbagai kota di Indonesia untuk jalan2, saya ucapkan selamat belajar sungguh2 dari orang2 sukses. Salam hormat buat keluarga. 10.15 07102019?<<<
Joko Roesmanto
June 7, 2020 at 8:31 pm
Mohon kiranya saya bisa diberikan kontak sahabat saya Ikhsyat Syukur. Kami pernah ketemu di Pasuruan, dan beliau sekeluarga pernah singgah di rumah kami di Pasuruan. Saya kehilangan kontak beliau, karena hape saya error. Terima kasih.
admin
June 7, 2020 at 9:43 pm
Monggo menghubungi penulisnya langsung: Bp Aqua Dwipayana di telepon +62 812-2717-3895