Kolom
Sang Penyanyi
Oleh Egy Massadiah
Berbicara tentang alam dan lingkungan seperti menyanyikan sebuah syair lagu. Mutlak mempesona dan bisa diterima semua kalangan. Sebab urusan menjaga alam adalah persoalan universal, masalah semua orang. Tentu berbeda kalau topiknya misalnya “hobby balap motor”, maka yang bisa menikmati hanya mereka berada dalam lingkaran topik tersebut.
Namun syair lagu, lirik dan melodi yang harmoni juga memerlukan penyanyi yang handal, hebat dan mumpuni. Agar lagu tersebut bisa dinikmati, tidak membosankan dan meresap hingga ke urat syaraf. Hingga ujungnya bermetafor menjadi/mengubah perilaku manusia dari tidak peduli menjadi penjaga alam dan pecinta lingkungan.
Dalam Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di Solo Jawa Tengah 15 November 2019, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo tampil mempesona karena kehandalannya mengkomunikasikan persoalan kebencanaan hingga mampu dipahami dengan baik semua pihak.
Laiknya penyanyi, Doni mengusung syair syair “pencegahan kebencanaannya” nya dengan syahdu, merdu dan tidak melahirkan ketakutan, sebagaimana kerap dijumpai saat membahas kebencanaan yang muncul justru kengerian dan rasa seram.
Hadirin terlibat interaktif dengan gaya komunikasi sang jenderal yang pecinta pohon.
Dalam teater tradisi yang kerap kita jumpai sebagai kearifan lokal di berbagai nusantara, pemain di panggung dan penonton tidak disekat, namun membaur menjadi satu kesatuan tontonan.
Serupa dengan itu, Doni melibatkan pendengarnya menjadi bagian dari pidatonya. Kelenturan intonasinya menjadi penyemangat tersendiri bagi yang mendengarkannya. Mungkin dalam menyanyi itu disebut “cengkok”.
Misalnya saat membahas pantai rimbun pohon cemara udang yang elok di Kebumen, Doni spontan bertanya siapa yang asal Kebumen, ayo tepuk tangan. Tiru Kebumen menjaga pantainya.
Saat ditayangkan video Gunung Kendeng di Kabupaten Pati, Doni kembali melempar tanya: siapa yang asal Pati? Kenapa Anda biarkan gunung di kampung anda botak. Geer hadirin pun menggema.
Setidaknya Kebumen menjadi bangga dan Pati ikut introspeksi, dan tentu saja segera melakukan penghijauan.
Dilain kesempatan Doni bertanya, siapa yang dari Kudus? Ada pohon apa? Dari mana pohonnya?
Hadirin menjawab: Dari Jarum, bibitnya dari Rancamaya, yang kasi Kolonel Doni Monardo. Kembali hadirin tergelak.
Begitulah, lagu tentang alam, syair menjaga lingkungan, jika dinyanyikan dengan sepenuh hati maka pendengarnya pun akan hanyut, senikmat berada di kawasan pegunungan, tertiup angin sepoi sepoi, seraya meneguk secangkir kopi panas. Dan sang penyanyi itu adalah Doni Monardo.
Sugeng Rawuh dari Surakarta, mari kita semua jaga alam, dan Jawa Tengah selalu memberikan inspirasi, untuk ketangguhan Indonesia. (*)