Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Pabrik Pintar Lexington Schneider Electric Proyek Percontohan Revolusi Industri 4.0

Published

on

Jayakarta News – Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, mengumumkan ditetapkannya Pabrik Pintarnya di Lexington, Kentucky sebagai Proyek Percontohan Revolusi Industri 4.0 (Advanced Lighthouse) oleh World Economic Forum (WEF). Pabrik Lexington menjadi pabrik Schneider Electric ketiga yang menerima penghargaan ini, atas keberhasilannya dalam mengadopsi teknologi industri 4.0 dalam skala besar.

Siaran Pers Schneider Electric pada Senin (28/9) menyatakan bahwa sebelumnya, WEF telah menunjuk dua pabrik pintar Schneider Electric sebagai proyek percontohan:  pabrik pintar di Batam, Indonesia pada 2019 dan pabrik di Le Vaudreuil, Prancis pada 2018. Dua pabrik tambahan Schneider Electric yaitu Showcase-Monterrey, Meksiko dan Wuhan, Cina, juga telah ditetapkan sebagai fasilitas Developing Lighthouse.

“Industri manufaktur di seluruh dunia sedang menghadapi tantangan baru yang timbul dari kondisi pandemi dan penurunan ekonomi gelombang berikutnya, ditambah lagi dengan ancaman perubahan iklim yang terus meningkat,” ucap Annette Clayton, President and CEO Schneider Electric, Amerika Utara.

Pabrik Lexington yang berusia lebih dari 60 tahun adalah yang pertama dari pabrik Schneider Electric di Amerika Serikat yang menjadi percontohan Pabrik Pintar. Ia menjadi contoh inovasi “brownfield“, yang mengintegrasikan solusi EcoStruxure berbasis IIoT dari Schneider Electric, dengan berbagai solusi digital terbaru, termasuk augmented reality, pemantauan jarak jauh, dan perawatan prediktif, untuk mendorong efisiensi energi, keberlanjutan, penghematan biaya secara keseluruhan, dan di saat yang bersamaan menawarkan peningkatan kelincahan dan ketahanan dalam operasional.

“Transformasi digital Schneider Electric menjadi bukti nyata kekuatan IIoT untuk memberikan dampak positif pada kinerja dan tujuan berkelanjutan. Dengan menjadi bagian dari jaringan global Lighthouse, memungkinkan kami untuk berbagi pengetahuan dan berkolaborasi dengan para pelaku industri untuk menciptakan keberlanjutan dan ketahanan yang lebih baik sehingga dapat pulih dan berkembang di tengah kondisi sulit seperti saat ini,” tambah Annet.

Pabrik Lexington telah menerapkan strategi digital dalam pengelolaan energi yang memanfaatkan konektivitas Industrial Internet of Things (IIoT), analisis tepi, dan analisis prediktif berbasis Cloud untuk mendorong efisiensi di seluruh operasional pabrik. Pada level produk yang terhubung (connected products), EcoStruxure Augmented Operator Advisortelah meningkatkan wawasan terhadap operasional dan mengurangi downtime peralatan hingga 20 persen.

EcoStruxure Power Monitoring Expertmemanfaatkan terhubungnya alat ukur dan sensor untuk membuat visualisasi yang kuat dan analisis deskriptif terhadap konsumsi energi oleh mesin dan proses. EcoStruxure Resource Advisorberbasis cloud mengumpulkan seluruh data pabrik dan menyediakan platform untuk pengelolaan energi tingkat global yang menawarkan wawasan prediktif terhadap tren biaya energi dan pola pengeluaran yang memungkinkan pelaku industri mengoptimalkan biaya energi mereka.

Pabrik Lexington terus mendorong efisiensi dalam kegiatan operasional, menetapkan tolak ukur baru bagi pabrik pintar ini yang meliputi tiga hal.  Pertama pemantauan dan analisa penggunaan energi menghasilkan penghematan energi sebesar 3,4 persen dari tahun ke tahun, berkontribusi pada penghematan regional sebesar $ 6,6 juta sejak 2012. Kedua, pemanfaatan perangkat lunak Discrete Lean Management dari AVEVA mengurangi downtime mesin hingga 6 persen melalui peningkatan visibilitas kinerja mesin, dan mengurangi ketergantungan terhadap dokumen hingga 90 persen. Ketiga, optimalisasi bangunan dengan EcoStruxure Power and Building mendorong pengurangan energi sebesar 26%, pengurangan CO2 sebesar 78% yang mendukung renewable energy credits (REC) dan pengurangan penggunaan air sebesar 20%.  

Pabrik Lexington adalah bagian dari inisiatif Schneider Electric secara global untuk mentransformasi pabrik dan pusat distribusinya secara digital. Rantai Suplai Pintar ini mencakup sekitar 300 pabrik dan pusat distribusi di lebih dari 40 negara, mempekerjakan sekitar 86.000 orang yang menggunakan solusi IIoT yang sama yang ditawarkannya kepada pelaku industri. Fasilitas ini adalah inti dari program Rantai Suplai “Tailored Sustainable Connected 4.0” dari Schneider Electric yang menciptakan rantai suplai yang terhubung, customized, berkelanjutan, dan end-to-end di seluruh domain Plan, Procurement, Make, Customer dan Sustain.

Di Indonesia, Schneider Electric telah mentransformasi keempat pabriknya yang berada di Batam dan Cikarang menjadi pabrik pintar. Sejak 2018, Schneider Electric telah menjadi mitra kerja untuk Kementerian Perindustrian dalam memberikan pelatihan dan pendampingan dalam akselerasi penerapan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. Pabrik pintar Schneider Electric di Batam dipercaya menjadi National Lighthouse bagi Indonesia dan Advanced Lighthouse Revolusi Industri 4.0 dari WEF.

Tahun lalu, Schneider Electric telah melatih lebih dari 350 pelaku industri dan memfasilitasi lebih dari 1.500 orang dari sekitar 300 perusahaan untuk mengunjungi pabrik pintar di Batam. Pada 2020 ini, Schneider Electric memfasilitasi kunjungan virtual ke pabrik pintarnya di Batam untuk 93 perusahaan hingga saat ini. Pabrik pintar Batam juga menjadi Pusat Keunggulan bagi pabrik Schneider Electric untuk wilayah Asia Timur & Jepang. Dalam hal transformasi digital, pabrik pintar Batam terus memperkuat operasional dengan pemanfaatan teknologi digital terbaru mencakup Robot Process Automation, Analytics, dan Machine Learning. (Ernaningtyas)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *