Agribisnis
Industri Agro Berkontribusi 8,89 Persen Terhadap PDB Nasional

JAYAKARTA NEWS – Kementerian Perindustrian mencatat, industri agro mampu tumbuh sebesar 5,20 persen dan turut berkontribusi mencapai 8,89 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2024.
“Hal ini menunjukkan peran vital sektor industri agro dalam struktur ekonomi nasional, terutama melalui sektor pengolahan non-migas yang menyumbang hingga 51,81 persen,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Jumat (28/3/2025).
Bahkan, kata Agus, industri agro bukan hanya menggerakkan sektor ekonomi, melainkan juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 9,37 juta orang.
“Artinya, sektor ini (agro) ikut andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Menperin.
Agus menyebutkan, beberapa subsektor andalan di industri agro, antara lain industri makanan dan minuman, serta industri kayu, kertas, dan furnitur.
Di samping itu, lanjut Agus, neraca perdagangan industri agro juga menunjukkan hasil positif. Hal ini tercermin dari nilai ekspor mencapai USD67,08 miliar dengan volume sebesar 67,07 juta ton pada tahun 2024.
“Keseimbangan antara ekspor dan impor yang kondusif juga menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor ini,” kata Menperin.
Menurut Agus, produk agro Indonesia semakin dinamis, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, dengan sektor makanan dan minuman olahan yang menyumbangkan USD41,4 miliar.
Sementara itu, kata Agus, realisasi investasi di sektor agro mencapai total investasi mencapai Rp206,3 triliun.Jumlah tersebut meliputi Rp126 triliun dari modal asing dan Rp80,4 triliun dari modal dalam negeri.
“Hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat dari dunia usaha terhadap prospek jangka panjang industri ini,” tegas Menperin.
Menurut Agus, perkembangan kinerja yang gemilang ini mencerminkan bahwa industri agro di Indonesia pada tahun 2024 dapat menciptakan ekosistem yang dinamis dan penuh peluang.
“Kami mengajak semua pihak, di antaranya kementerian dan lembaga terkait, pelaku usaha, dan masyarakat, untuk bersinergi dalam menjaga pertumbuhan industri agro yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi, dan mampu beradaptasi dengan tantangan global yang terus berkembang,” jelas Agus.
Namun, kata Agus, sektor di industri agro juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan regulasi global, dan dampak perubahan iklim.
“Untuk itu, kita perlu mengantisipasi tantangan tersebut dengan kebijakan yang adaptif dan penerapan inovasi teknologi,” terang Agus.
Menurut Agus, dukungan dari pemerintah, investasi yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing adalah kunci untuk memastikan industri agro tetap berkembang secara berkelanjutan.
“Dengan dukungan regulasi yang kondusif dan investasi yang terus mengalir, kami optimis sektor ini akan semakin tumbuh dan berdaya saing di pasar global,” kata Agus.
Apalagi, tambah Agus, industri agro punya potensi pasar domestik yang sangat besar, yang juga perlu dioptimalkan industri dalam negeri, termasuk bagi sektor agro. (yer)