Connect with us

Entertainment

“Charlie Wilson’s War”: Sandiwara Politik di Balik Perang Soviet-Afghanistan

Published

on

Charlie Wilson's War/Sumber foto: filmcarnage.com

“Kami tidak menciptakan monster. Kami hanya memberinya gigi.” 

~ Gust Avrakotos

menyeringai, menatap foto para mujahidin yang sedang memegang senjata buatan AS. 

Di tengah dinginnya Perang Dingin, Charlie Wilson (Tom Hanks) duduk di ruang kerjanya yang mewah, menyeruput martini sambil memandangi laporan intelijen. Anggota Kongres dari Texas ini bukan sosok yang awalnya terlihat seperti arsitek perang. Tapi di balik senyum ramah dan gaya hidup hedonisnya, tersembunyi ambisi yang mengubah sejarah. 

 Permainan Rahasia yang Mengguncang Dunia

Bersama Gust Avrakotos (Philip Seymour Hoffman), agen CIA kasar berotak brilian yang bicaranya selalu penuh sarkasme, dan Joanne Herring (Julia Roberts), sosialita cantik dengan koneksi politik mematikan, Charlie membangun aliansi gelap. Mereka menyelundupkan senjata canggih—termasuk senapan Stinger, rudal darat ke udara ~ ke tangan mujahidin Afghanistan. 

“Kau pikir Kongres akan setuju membiayai perang rahasia?”tanya seorang staf. 

“ Mereka tak perlu tahu,”jawab Charlie sambol tersenyum, “ kita cukup buat mereka merasa sedang berbuat baik.”

Ironi di Balik Kemenangan

Film ini, disutradarai Mike Nichols, tak sekadar kisah heroik. Ia penuh ironi: 

– Adegan pelatihan mujahidin 

menggunakan Stinger digambarkan dengan tegang ~ bagaimana petani bersorban tiba-tiba mengubah perang dengan satu jari di pelatuk. 

– Rapat rahasia di kapal pesiar, di mana Charlie dan Gust meyakinkan senator-senator skeptis dengan data palsu dan anggur mahal. 

– Detik-detik kemenangan,

ketika helikopter Soviet mulai berjatuhan, tapi kamera menyorot wajah Gust yang muram: “Kita baru saja menciptakan masalah lebih besar.”

Sumber Cerita yang Lebih Gelap dari Fiksi

Kisah ini diambil dari buku Charlie Wilson’s War karya George Crile jurnalis yang mengungkap bagaimana Kongres dan CIA dimanipulasi untuk perang rahasia.

Arsip dokumen CIA dan wawancara dengan mantan agen mengonfirmasi hal-hal dengan samar yang bahkan film ini tak berani tunjukkan sepenuhnya :

– Dana gelap dari Israel dan Arab Saudi yang mengalir diam-diam. 

– Laporan intelijen yang dibakar, menghapus jejak keterlibatan AS. 

“Charlie Wilson’s War” bukan sekadar film sejarah. Ia peringatan: dalam politik, tidak ada pahlawan—hanya orang-orang yang bermain api, lalu kaget ketika dunia terbakar.

Akhir yang Mencekam :

 “Kita menang, kan?” Charlie bertanya pada Gust di adegan terakhir. 

“Untuk sekarang,” jawab Gust, “tapi sejarah belum selesai menertawakan kita.”

Layar memudar menjadi hitam, diiringi suara ledakan di kejauhan.

(smi••)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement