Connect with us

Kuliner

Belanja ke Pasar Wonokromo Jangan Lupa Lontong Mie Bu Toka

Published

on

Jayakarta News – Pasar Wonokromo Surabaya setiap harinya selalu dipadati para pembeli. Maklum pasar tradisional ini menawarkan berbagai sembako, makanan, barang-barang kelontong dan lain sebagainya ada disini.

Letaknya persis di depan stasiun KA Wonoktomo atau di bawah mall Darmo Trade Centre (DTC) sehingga mudah bagi siapa yang ingin datang ke pasar ini.

Selain barang serba ada juga disini ada pusat kuliner bermacam-macam makanan khas daerah Jatim seperti soto ayam, bakso, tahu campur dan lain-lain.

Kedai lontong mie Bu Toka. (foto: poedji)

Di kuliner tersebut ada satu stand yang cukup besar dibanding stand-stand lain namanya Bu Toka yang menawarkan aneka jajanan, minuman, soto ayam dan yang menjadi favorit adalah lontong mie.

Makanan terakhir itu berbahan kecambah yang diberi mie. Kuahnya segar dengan irisan lontong dan tahu. Memang tidak macam-macam campurannya tapi rasanya enak dan segar.

Manakala ada yang pesan petugasnya bertanya senang pedas, sedang atau tidak pedas. Sebelum diirisi lontong dan irisan tahu serta tuangan kuah, kecambah dan mie terlebih dahulu diberi petis yang dicampur sambal sesuai selera dan ditabur dengan irisan bawang putih yang sudah diiris kecil-kecil kemudian diaduk bersama-sama.

Aba Kasturi adalah salah satu penggemar lontong mie bu toka. Kalau mengantar iatrinya berbelanja di pasar wonokromo selalu disempatkan untuk andok di tempat tersebut.

“Saya sudah lama menjadi langganan disini dan rasa mienya segar dan nikmat,” katanya kepada Jayakarta News sembari menunjukkan ìbu jari.

Bagi mereka yang mampir di tempat tersebut juga mencampuri lontong mie dengan sate usus yang juga dijual disitu.

Untuk minumnya bisa pesan es dawet atau juga es cao. Biasanya pelanggan mie bu toka ini lebih banyak yang datang menjelang siang hari.

Mereka mampir setelah menyelesaikan belanja di pasar wonokromo. Kalau datang pas banyak yang beli maka akan berputar-putar lagi ke pasar buang waktu. (poedji)

Satu usus dan tahu. (foto: poedji)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *