Feature
Wajah Islam di Ukraina
MENGETAHUI kabar saudara muslim di negara asing, selalu menarik perhatian masyarakat muslim Indonesia. Tak heran jika acara-acara televisi yang menyuguhkan reportase perjalanan ke berbagai komunitas Islam di berbagai negara, memiliki rating tinggi.
Ketertarikan itu pula yang mendorong Duta Besar RI di Ukraina, Prof Yuddy Chrisnandi mengundang para pemuka Islam negara itu untuk berbuka puasa bersama di rumah dinasnya, awal Juni lalu. Dua tokoh Islam Ukraina, Mufti Syeikh Tamin Achmed Mohammed Mutach dan Mufti Said Ismagilov hadir bersama komunitas muslim Ukraina lainnya.
Mufti Syeikh Tamin adalah President of Islamic University sekaligus imam besar Masjid Arrahma Kyiv, ibukota Ukraina. Selain itu, ia juga menjabat pemimpin Dewan Ulama Islam Ukraina (Clerical Board of Ukraine’s Moslems). Sedangkan Mufti Said Ismagilov adalah imam Masjid Arraid, Kyiv.
“Saya merasa sangat terhormat mendapat undangan dari Prof Yuddi Chrisnandi. Perlu kami sampaikan, organisasi kami di Masjid Arrahma berpegang pada syiar Islam tanpa ada kepentingan politik,” ujar Mufti Syeikh Tamin.
Sementara Mufti Said Ismagilov berharap kegiatan ini bisa lebih mempererat persaudaraan Islam di Ukraina. Dalam kesempatan itu, Mufti Ismagilov balik mengundang Dubes Yuddy Chrisnandi dan jajaran KBRI Kyiv untuk hadir dalam acara buka puasa bersama di Masjid Arraid.
Saat ini ada sekitar 2 juta pemeluk agama Islam di Ukraina. Jumlah tersebut menjadikan Islam sebagai agama kedua terbesar setelah Kristen Orthodoks. Dalam situs resmi organisasi Arrahma islam.in.ua, dinyatakan bahwa pertumbuhan Islam di negara ini dianggap yang paling pesat. Karena Bangsa Ukraina, sejarahnya telah bersentuhan dengan Islam sejak lama, terutama dengan warga asal Krimea.
Selain itu, muslim di Ukraina banyak berasal dari negara eks-Uni Soviet yang mayoritas muslim seperti Kyrgistan, Uzbekistan, Tajikistan dan lainnya. Namun, tidak sedikit warga Ukraina yang memeluk agama Islam baik karena perkawinan maupun karena pilihan hidup.
Di kota Kyiv sendiri, terdapat sekitar 60.000 pemeluk Islam. Di ibukota Ukraina ini terdapat beberapa masjid yang menjadi pusat komunitas umat Islam. Ada dua yang dianggap sebagai yang terbesar yaitu masjid Arrahma dan Arraid.
Masjid Arrahma yang berasal dari kata Rahmah yang di asma’ul husna berarti Maha Pengasih. Masjid Arrahma beralamat di, Lukyanovskaya Str., 46. Kyiv. Masjid itu selesai dibangun atas dukungan Pemerintah Ukraina dan berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim pada hari Sabtu 3 Desember tahun 2000. Masjid tersebut dirancang untuk dapat menampung 3.000 jamaah di atas area seluas 3.200 meter persegi.
Sementara masjid “Alraid” atau sering disebut Arraid adalah masjid yang didirikan oleh berbagai organisasi Islam di Ukraina untuk menyambut kebangkitan Islam di negara-negara eks-Uni Soviet. Organisasi ini dinilai sebagai awal gerakan “Reviival of Islam” atau Kebangkitan Islam di wilayah Eurasia. Tujuan dari pendirian organisasi Arraid ini adalah mempersatukan gerakan Islam di seluruh Ukraina, yang diawali pada tahun 1997.
Organisasi yang bertujuan sama itu kemudian bergabung dalam “Arraid” mendirikan Islamic Cultural Center (ICC) yang fokus kepada pemberdayaan umat di Ukraina antara lain ICC of Kyiv, ICC of Simferopol, ICC of Odesa, ICC of Kharkiv, ICC of Donetsk, ICC of Vinnitsa, ICC of Zaporizhia dan ICC of Luhansk. Saat ini organisasi Arraid telah berhasil menjalankan syiar Islam di Ukraina.
Selain mengelola masjid di Kyiv, organisasi ini menjalankan berbagai aktivitas sosial termasuk meningkatkan spiritual Islam serta membantu kaum kurang mampu dan yatim piatu. Arraid juga dikenal sebagai organisasi yang fokus berperan menjadi jembatan dialog antara Kristen (Orthodoks) dengan Islam.
Dalam kesempatan buka puasa tersebut, Dubes Yuddy juga menyampaikan apresiasinya atas kehadiran mereka. Yuddy mendukung gerakan syiar Islam tanpa bumbu politik yang dijalankan para pemuka agagma di Ukraina.
Ia menambahkan bahwa Islam adalah agama “Rahmatan lil alamin” atau agama untuk seluruh alam semesta. Kegiatan buka bersama dengan pemimpin umat di Kyiv ini bukan acara politik melainkah murni ukhuwah Islamiyah.
Tahun 2017 lalu, kegiatan yang sama juga dilakukan di Wisma Indonesia kediaman resmi Duta Besar. Ke depan, kegiatan ukhuwah Islamiyah seperti ini tidak hanya dalam bentuk buka puasa bersama di bulan Ramadhan, namun juga dalam berbagai kesempatan untuk memperkuat silaturahmi dan menjadikan Islam sebagai agama Rahmatan lil alamin, ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2014 – 2016 ini.
Acara berbuka puasa bersama tersebut dimulai menjelang maghrib atau sekitar pukul 20.30, dengan dialog tentang perkembangan terkini Islam di Ukraina antara Dubes Yuddy dengan kedua Mufti tersebut. Tepat pukul 21.09 adalah saat berbuka puasa waktu Kyiv. Buka puasa ditandai dengan adzan maghrib yang dikumandangkan oleh Sukarmin, seorang pegawai di Wisma Indonesia.
Setelah membatalkan puasa dengan sajian pembuka, seluruh tamu mengikuti sholat maghrib berjamaah di halaman terbuka Wisma Indonesia yang diimami Mufti Syeikh Tamin Achmed Mohammed Mutach. Turut hadir dalam kegiatan itu ulama-ulama dari masjid Arrahma dan Masjid Arraid. Kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama Dubes dan seluruh tamu didampingi home staf KBRI Kyiv. Kegiatan ifthar diakhiri penyerahan bingkisan cindera-mata khas Indonesia dari Dubes Yuddy. ***