Komunitas
Ramah Disabilitas, Masjid Izzatul Islam Hadirkan Ceramah Berbahasa Isyarat untuk Jemaah Tuli

JAYAKARTA NEWS – Berdiri megah dengan kubah utama berwarna emas dan enam kubah kecil yang mengelilinginya, Masjid Izzatul Islam di Grand Wisata, Kabupaten Bekasi, bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan yang inklusif. Sejak didirikan pada 2012 atas inisiatif warga, masjid yang berdiri di atas lahan seluas 2.000 meter persegi ini terus berkembang, termasuk dengan menghadirkan ceramah berbahasa isyarat bagi jemaah tuli.
Langkah ini menjadikan Masjid Izzatul Islam sebagai salah satu masjid percontohan ramah difabel di Indonesia. Program ceramah berbahasa isyarat dilaksanakan setiap bakda zuhur, bekerja sama dengan Majelis Tuli Bekasi. Penerjemah bahasa isyarat ditempatkan di samping mimbar untuk menerjemahkan materi secara langsung agar jemaah tuli dapat memahami isi ceramah dengan mudah.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Izzatul Islam, Aris Heriyadi, mengatakan, inisiatif ini bertujuan menciptakan lingkungan ibadah yang lebih inklusif. “Yang datang ke sini dari berbagai kalangan. Kebetulan ada kawan dari Majelis Tuli Bekasi yang sedang beritikaf di sini, dan kami fasilitasi mereka untuk berceramah menggunakan bahasa isyarat,” ujar Aris di Bekasi, Senin (24/3/2025).
Ia menambahkan, program ini lahir dari keinginan untuk memastikan semua jemaah dapat memperoleh ilmu agama tanpa hambatan komunikasi. “Kami ingin memberikan ruang yang setara bagi semua orang, termasuk saudara-saudara kita yang tuli. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin yang seharusnya bisa diakses oleh siapa saja,” katanya.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Direktur Urusan Agama Islam Kementerian Agama, Arsad Hidayat. Ia berharap program ini bisa menjadi contoh bagi masjid-masjid lain agar lebih ramah terhadap kelompok difabel.
“Kami sangat mendukung program ini karena merupakan wujud nyata dari Islam yang ramah dan inklusif. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran dan pembinaan umat yang harus bisa diakses oleh semua kalangan,” ujar Arsad.
Pesona Arsitektur yang Megah dan Menenangkan
Masjid Izzatul Islam tidak hanya dikenal karena program-program inklusifnya, tetapi juga karena arsitekturnya yang khas. Kubah utamanya yang besar terletak tepat di tengah masjid, dikelilingi enam kubah kecil berwarna serupa, menciptakan kesan megah yang berpadu dengan nuansa ketenangan.
Fasad masjid dihiasi garis-garis lengkung dengan aksen warna lembut pada dindingnya. Desain ini tidak hanya mempercantik tampilan luar, tetapi juga memberikan atmosfer tenteram bagi jemaah, terutama bagi mereka yang menjalankan iktikaf di bulan Ramadan. Dengan kapasitas 2.000 jemaah, masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Kabupaten Bekasi yang memiliki motto Swatantra Wibawa Mukti.
Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah
Selain sebagai rumah ibadah, Masjid Izzatul Islam juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Majelis taklim rutin digelar untuk membimbing jemaah dalam memperdalam ilmu agama. Masjid ini juga memiliki program dakwah khusus bagi kelompok disabilitas, memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap ajaran Islam.
Selain itu, masjid ini mengelola baitul mal yang menghimpun zakat, infak, dan sedekah dari masyarakat. Dana yang terkumpul kemudian disalurkan kepada warga yang membutuhkan, memperkuat peran masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan kesejahteraan umat.
Dengan berbagai program inovatif dan arsitektur yang memukau, Masjid Izzatul Islam bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga simbol inklusivitas dan kepedulian sosial di Kabupaten Bekasi.***/mel