Connect with us

Sosial Budaya

KKI 2018: Chatib Basri Bicara Dana Perwalian

Published

on

Chatib Basri

Mantan Menteri Keuangan (2013-2014),  M. Chatib Basri bicara di sesi Pidato Kebudayaan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018  di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud), Jakarta. Topiknya tentang ‘Menuju Dana Perwalian Kebudayaan’.

“Panitia salah undang. Saya kan bukan seniman dan budayawan. Saya adalah ekonom, pengamat ekonomi dan peneliti,” kata Chatib Basri membuka suara.
Meski demikian, toh dia mau saja memenuhi permintaan Panitia KKI 2018. Kalau ditelusuri lebih jauh, Chatib memang pernah main teater di TIM beberapa tahun yang lalu.
Dikatakannya, masalah penting bagi budayawan dan pelaku seni budaya adalah dana. “Mau pameran, mau menggelar teater atau membaca puisi, acaranya enggak dapat jalan kalau dana enggak tersedia,” ungkapnya. Dana ini, katanya, harus berkelanjuta (sustainable), tidak hanya sekali aktivitas.
Ia mengakui, di tengah ekonomi yang sedang sulit seperti saat ini, memang mencari dana dan sponsor tidak mudah. Kalangan budayawan bisa mengajukan usul dana perwalian. Hal ini berdasar UU Pemajuan Kebudayaan No 5 tahun 2017.
“Ini semacam trust fund. Saya pikir ini sangat penting agar kegiatan kesenian di daerah-daerah bisa lancar dan enggak terbentur oleh berbagai macam aturan birokrasi. Dana itu diberikan secara langsung kepada kelompok-kelompok masyarakat, Pemda, organisasi non pemerintah dan swasta,” paparnya.
Di Australia yang dicontohkan Chatib, di sana dibentuk dana abadi oleh Pemerintah yang diberikan oleh kelompok masyarakat yang akan melakukan aktivitas seni.
“Kita juga bisa meniru kiat Australia atau negara lain agar kegiatan seni budaya tetap hidup dan berkelanjutan,” tambahnya.
Di sisi lain, ada saran lain yang dilontarkan Chatib, kalau kalangan seniman dan budayawan bertemu Menteri Keuangan dan Dinas Pajak, pakailah ‘bahasa yang mudah dimengerti’. “Cobalah jelaskan pemasukan yang naik dan pengeluaran yang sedikit,” canda Chatib tapi serius.
Malam harinya, di Panggung Kubah Bambu (di depan Gedung A, Kemendikbud) dihelat pergelaran wayang kulit berlakon ‘Dewa Ruci’ (Bima Suci) oleh dalang terkenal, Ki Anom Suroto. Hadir Mendikbud Muhadjir Effendy, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Dirjen Kesenian dan Sekjen Kesenian. Ratusan pelaku dan penikmat seni dari puluhan Propinsi di luar DKI Jakarta nonton pergelaran wayang yang dimulai pukul 9 malam dan berakhir pukul 2 pagi (Minggu).
Minggu (9/12) digelar pawai budaya. Dan ini adalah hari terakhir KKI 2018 yang Tim Perumus akan merumuskan hasil kongkrit berupa Resolusi Kebudayaan selama lima hari berkongres. Dan nantinya, Resolusi Kebudayaan ini akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. “Resolusi itu kongkrit dan bisa langsung diterapkan,” janji Hilmar Farid. (pik)/
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *