Connect with us

Riset

BRIN Terus Kembangkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Published

on

Dok BRIN

JAYAKARTA NEWS – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus kembangkan teknologi mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

Teknologi Faspol 5.0 pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar ramah lingkungan ini merupakan generasi kelima dari metode fast pyrolysis, yang menggunakan sistem multi kondensor untuk meningkatkan efisiensi proses pirolisis.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN, Tri Martini mengungkapkan, salah satu inovasi utama adalah penghapusan penggunaan pipa spiral atau elbow, yang biasanya rawan tersumbat dan berpotensi menimbulkan ledakan.

“Dengan sistem baru ini, proses pembakaran menjadi lebih lancar dan aman,” ujar Tri Martini dalam keterangannya seperti dikutip Sabtu (31/5/2025).

Martini mengatakan, BRIN telah melakukan uji laboratorium terhadap bahan bakar hasil olahan Faspol 5.0, yang disebut petasol.

Hasil uji menunjukkan bahwa petasol memenuhi 18 parameter standar bahan bakar minyak (BBM), dengan angka setana mencapai 51, lebih tinggi dibandingkan biosolar (38,6) dan mendekati kualitas Pertamina Dex atau Dexlite.

Lebih lanjut Martini menuturkan, teknologi ini telah mendapatkan paten dan masuk dalam e-katalog, sehingga dapat diperjualbelikan dan didistribusikan ke berbagai komunitas serta instansi yang membutuhkan solusi atas masalah sampah plastik.

“BRIN berharap Faspol 5.0 dapat menjadi bagian dari strategi nasional menuju ekonomi sirkular dan energi berkelanjutan,” ujar Martini.

Saat ini, lanjut Martini, teknologi Faspol 5.0 telah diimplementasikan di beberapa desa di Indonesia, termasuk Desa Kasilib, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, dan telah digunakan di 52 lokasi di seluruh Indonesia.

Merk petasol sudah memiliki sertifikat Hak Cipta dan nama Faspol juga sudah memiliki tanda daftar Paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Uji mutu petasol telah dilakukan pula di Laboratorium BRIN, Lemigas, dan Universitas Diponegoro.

Meskipun teknologinya telah mendapatkan paten, produk bahan bakar petasol masih dalam proses pendaftaran regulasi dan pengajuan izin untuk dapat dijual secara luas.

Regulasi yang sudah ada adalah Perwali no 7 Tahun 2025 yang dikeluarkan Pemerintah Kota Semarang, ditandatangani Walikota Semarang pada 17 Februari 2025.

“Kami harapkan kedepannya, pemerintah dapat memberikan regulasi yang mendukung penggunaan bahan bakar hasil olahan Faspol 5.0, sehingga dapat digunakan secara luas,” ujar Martini

Selain itu, kata Martini diperlukan juga kolaborasi dengan industri sehingga Faspol 5.0 dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas bahan bakar yang dihasilkan.

Sebagaimana diketahui, petasol adalah BBM berbasis sampah plastik yang mendukung operasional pertanian di Banjarnegara.

Inventor Faspol 5.0, Budi Trisno Aji menerangkan bahwa saat ini, lebih dari 52 mitra dari berbagai daerah termasuk luar Jawa telah mereplikasi teknologi ini.

Setiap hari, mesin produksi petasol milik BSB mampu menghasilkan hingga 200 liter bahan bakar, menjadi solusi nyata atas permasalahan sampah plastik sekaligus kebutuhan energi alternatif di daerah, terutama untuk mesin pertanian.

“Kesulitan kami adalah meyakinkan masyarakat untuk menggunakan produk kam,” ujar Budii.

Namun setelah kehadiran BRIN yang melakukan berbagai kajian komprehensif sehingga menjadi sadar dan membuat produk Budi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Harapan kami supaya bisa ada regulasi dari pemerintah supaya teknologi terapan dan inovasi masyarakat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” harap Budi. (yog)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement