Kabar
Baksos Berbagi Kasih di Lapas Cipinang, Penyanyi Dangdut Saipul Jamil Antri Periksa Gigi
JAYAKARTA NEWS— Yayasan Griya Kesehatan Indonesia (YGKI) bersama Komunitas Lima Agama serta relawan dari STT Arastamar (Setia) menggelar bakti sosial berbagi kasih di Lapas Kelas 1 Cipinang, Jakarta, baru-baru ini. Kegiatan yang digagas Ketua STT Arastamar (Setia) Pendeta Matheus Mangetang dikoordinir Ketua YGKI Yusak Ismanto.
Adapun berbagai kegiatan yang dilaksanakan antara lain pengobatan kesehatan gratis serta pembagian aneka bingkisan yang diperlukan oleh para penghuni Lapas di antaranya, 104 kitab suci Al-Qur’an, 400 Alkitab, 19 kitab Tipitaka dan 10 kitab Weda. Selain itu dibagikan juga 250 kacamata, 240 pasang sandal jepit, 500 odol dan 500 sabun mandi.
Tampak hadir dalam acara baksos tersebut Kakanwil Kementrian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Bambang Sumardiono dan Kalapas Kelas 1 Cipinang Hendra Ekoputera.
Kakanwil Kemenhukam Bambang Sumardiono mengaku sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan berterima kasih atas kepedulian terhadap para warga binaan yang jumlahnya mencapai 4.145 orang. ‘’Baksos yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Dharma Karya Dhika tahun 2019 ini sangat disambut dan diapresiasi sekali. Apalagi demi kebaikan dan pemenuhan kebutuhan warga binaan Lapas kelas 1 Cipinang ini,’’ ucap Bambang Sumardiono.
Menurut Ketua YGKI Yusak Ismanto, gagasan kegiatan ini awalnya dari Ketua STT Arastamar (Setia) Matheus Mangentang. Kalau sebelumnya ia melayani warga di desa-desa yang tak terjangkau, kali ini ia menggagas kegiatan berbagi kasih di Lapas Kelas 1 Cipinang, tempat di mana dia berada sekarang. “
‘’Karena Matheus Mangentang merasa saat ini dia harus melayani yang tidak terlayani, mengasihi yang tidak terkasihi. Sebelumnya melayani di desa-desa yang tak terjangkau, hingga terpanggil harus melayani orang-orang yang tak terjangkau, tidak terkasihi dan terpinggirkan di Lapas Kelas 1 Cipinang ini. Hingga saya pun mengetuk hati teman-teman dari Komunitas Lima Agama untuk bersama melayani saudara-saudara kita di Lapas ini sekaligus membangun kerukunan dari balik terali besi ini,’’ jelas Yusak.
Semua ini bisa terjadi, lanjut Yusak, bukan karena kemampuannya tapi karena kasih Tuhan yang menggerakkan hati teman-teman dari Lima Agama untuk mau bekerjasama hingga berhasil menggumpulkan 500 odol, 500 sabun mandi, 250 kacamata baca serta sejumlah obat-obatan. Juga, tambahnya, membawa belasan tenaga medis yakni 10 dokter umum serta 4 dokter gigi serta para relawan medis lainnya. “Mereka (medis) dengan tulus melayani tanpa dibayar. Sehingga acara bakti sosial ini bisa terlaksana dengan baik,” ungkap Yusak dalam sambutannya.
Bakti sosial ini, papar Yusak lebih lanjut, juga merupakan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Dharma Karya Dhika sekaligus membangun kasih dan kerukunan dari balik terali besi.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu ada karena kasih Tuhan semata. Kita sebagai warga bangsa harus menciptakan hidup yang harmonis dalam kerukunan beragama yang dituangkan dalam bentuk berbagi kasih dengan apa yang kita dapatkan dari teman-teman yang peduli sesama. Bangsa ini sedang dilanda kesusahan terancam dengan sejumlah kerusuhan, karenanya kita harus ciptakan kerukunan secara bersama. Jangan merasa lelah berbagi dan berbuat pada sesama karena Allah mau kita berbagi,” kata Yusak Ismanto.
‘’Kita rugi kalau tidak bisa bekerjasama/bersinergi melayani dan berbagi cinta kasih. Tuhan akan menolong jika kita mau melakukannya bersama. Modalnya hanya lutut. Kita berlutut dan berdoa memohon pada-Nya di samping kejujuran dan ketulusan berbagi pada sesama dan mereka yang ingin dilayani. Tuhan akan memudahkan semua jalan. Kita hanya patut berdamai dengan semua pihak dan segala hormat saya kembalikan pada Tuhan yang memampukan pelayanan berbagi kasih ini dapat terlaksana,’’ tambahnya.
Sementara bakti sosial pelayanan kesehatan berjalan, di sisi lain ada beberapa karya buatan para napi dipamerkan dan dijual. Karya itu berupa tempe, aneka souvenir seperti kereta api dari kertas Koran, asbak dari kayu dan kreasi lainnya hingga membatik kaos/t’shirt, dan kain batik yang sudah jadi.
Tampak di antara 500 napi yang menerima pelayanan kesehatan itu ada penyanyi dangdut Saipul Jamil yang ikut ambil bagian dalam pemeriksaan gigi karena gusinya agak bengkak. Saipul Jamil mengapresiasi baksos yang digelar YGKI dan teman2nya ini.
’’Baksos di lapas ini sangat inspiratif, dan ini menjangkau kami yang tidak dilirik orang-orang. Memang ada dari kami yang mampu, tapi hidup di Lapas ini kan sangat terbatas, apalagi kami di sini jumlahnya cukup banyak. Jadi kalau kami diberikan layanan seperti ini, bagus sekali,” ujar Ipul, panggilan akrab Saiful Jamil.
Jika dirinya keluar kelak, janji Ipul, ia pun ingin menggelar kegiatan layanan kesehatan seperti ini di Lapas. “Kegiatan semacam ini kan sudah banyak digelar di panti-panti asuhan, namun di Lapas masih kurang. Jadi ide membuat Baksos di Lapas ini, sangat inspiratif dan salut banget. Ini benar-benar kepedulian yang luar biasa,’’ tutur Ipul sembari menunggu obat hasil pemeriksaan gusinya.
Sementara itu secara terpisah Matheus Mangentang, Ketua STT Arastamar (Setia) yang kini jadi napi di Lapas Kelas 1 Cipinang ini merasakan dirinya bersyukur bisa ikut ambil bagian dalam bakti sosial di Lapas Cipinang.
“Meski saya ditahan karena vonis yang ganjil dan aneh, namun saya ibaratnya pindah pelayanan. Dari melayani mereka yang tak terjangkau di desa-desa, jadi melayani mereka yang terpinggirkan di sini. Tak terlayani pribadi lepas pribadi di lapas ini,” ungkap Matheus yang tetap berharap agar putusan hukumnya dikaji kembali oleh pihak terkait. Saat ini suratnya kepada Presiden Joko Widodo masih dalam proses pemeriksaan di Sekretariat Negara. ***ks