Connect with us

Sport

Yenny Wahid Minta Pelonggaran Karantina Atlet dan Official Asing

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI), Yenny Wahid meminta pemerintah memberikan pelonggaran karantina terhadap atlet dan official asing yang akan berlaga pada Kejuaraan Dunia Panjat Tebing pada Oktober 2022.

Pelonggaran yang dimaksud Yenny yakni diberlakukannya sistem bubble sehingga para atlet bisa tetap menjalani latihan dan tetap terlindung karena menggunakan mekanisme tersebut. Apalagi, sistem bubble sendiri pernah diterapkan pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 dan Turnamen Sepakbola Piala AFF 2020 di Singapura.

“Kalau bisa mereka tidak usah karantina tapi ada sistem bubble. Mereka tidak boleh keluar dari hotel dan hanya ke tempat pertandingan saja. Jadi, betul-betul terproteksi,” kata Yenny saat ditemui pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di Artotel Jakarta, Kamis (20/1/2022). Demikian rilis yang diterima redaksi.

“Kalau atlet tidak latihan kan pasti menurun dan biasanya kalau atlet asing datang ke kita mereka akan tanya tuan rumah karantina juga dong. Karena, kalau tidak pasti tuan rumah punya keuntungan karena atletnya bisa berlatih selama karantina,” sambungnya.

Kejuaraan dunia panjat tebing di Indonesia sejatinya dijadwalkan dihelat pada tahun lalu. Akan, karena situasi pandemi Covid-19 di Indonesia tengah meningkat, kejuaraan dunia panjat tebing pun dimundurkan dan kembali dijadwalkan bergulir pada Oktober 2022.

Terkait kebijakan karantina untuk atlet, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan Kemenpora telah bersurat kepada Pak Presiden. Nantinya persoalan tersebut bakal dibahas dalam rapat terbatas sebelum akhirnya diputuskan karantina seperti apa yang tepat bagi atlet-atlet yang berlaga di Indonesia.

“Inisisatifnya sudah kami kirim tanggal 12 Januari kemarin ke Kemenpora dan kemarin Menpora sudah rapat dengan lintas kementerian/Lembaga seperti Kemenkes, BPNB, Satgas Covid-19, mereka pun sepakat bahwa para atlet harus latihan, latihan kan tidak mungkin di dalam kamar jadi nanti pakai sistem bubble atau seperti apa aturannya,” jelas Okto.

“Dari pihak yang tadi dibentuk, sudah merumuskan dan rumusannya sudah kembali ke Kemenpora, nanti akan diputuskan di ratas,” pungkasnya.***/rnl

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *