Kabar
Menko Muhadjir Minta Kampus Ikut Tangani Wabah PMK
JAYAKARTA NEWS – Jelang Idul Adha 1443H wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak merajalela. Hal itu membuat peternak skala kecil ataupun besar mengalami kerugian.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani PMK, di antaranya dengan memberikan vaksin untuk hewan ternak untuk mencegah terjangkitnya virus serta mengobati hewan yang terjangkit.
Selain dengan upaya yang dilakukan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta peran aktif kampus dalam menanggulangi wabah PMK di daerah-daerah yang terjangkit.
Salah satu daerah yang terjangkit wabah PMK adalah di Provinsi Jawa Timur. Dalam lawatannya ke Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Menko PMK menemukan sapi ternak masyarakat yang terjangkit PMK.
“Saya himbau terutama untuk perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran hewan dan peternakan untuk segera mengerahkan dosen mahasiswanya untuk membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah PMK ini,” ujarnya saat mengecek penanganan sapi yang terkena PMK di Desa Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dikutip dari Siaran Pers Kemenko PMK, Minggu (3/7).
Muhadjir mengungkapkan bahwa dirinya telah meminta langsung kepada Kemendikburistek agar program pengabdian bisa dialokasikan untuk membantu masyarakat khususnya dalam penanganan wabah PMK.
“Saya sudah meminta kepada Dirjen Ristekdikti Prof. Nizam untuk mengalokasikan anggaran kampus merdeka untuk mereka yang akan melakukan pengabdian masyarakat langsung untuk disupport dari dana yang tersedia yaitu kampus merdeka,” jelasnya.
Dalam kunjungannya di Desa Guluk-guluk, Menko PMK menemukan sapi ternak milik warga terjangkit PMK. Untungnya, sapi tersebut dapat ditangani dengan baik oleh pihak terkait oleh Dinas Peternakan dari Kabupaten Sumenep dan langsung diisolasi dan diobati dengan pengobatan herbal.
Menurut Menko Muhadjir dengan mencegah penyakit PMK maka akan mencegah kemiskinan baru di tengah masyarakat. Karenanya, pemerintah terus berupaya untuk meminimaisir kematian hewan ternak akibat wabah PMK.
“Seperti kita ketahui di sini kan termasuk peternak kecil. Hanya 2-3 sapi. Kalau mati setengah kiamat itu. Kalau sapi jantan yang diharapkan bisa dijual menjelang idul adha. Angannya untung besar bisa 30 juta per ekor ternyata mati. Nah ini akan mendorong terjadinya angka kemiskinan terutama peternak kecil,” jelasnya.
Muhadjir mengapresiasi kesigapan seluruh pihak terkait dalam menangani penyakit PMK di Kabupaten Sumenep, khususnya di Desa Guluk-guluk yang dengan sigap seluruh aparatur desa bersama dinas peternakan dan pihak terkait melakukan isolasi dan pengobatan pada hewan ternak.
“Ini saya rasa cara yang bagus. Dengan sigap ada sapi yang langsung diisolasi karena sudah terpapar PMK dan kelihatannya sudah sehat. Vaksin juga sudah dilakukan di sini. Mudah-mudahan bisa tertangani semua,” pungkasnya.***/mel