Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Industri Pengolahan Non Migas Tumbuh Positif

Published

on

Dok Kemenperin

JAYAKARTA NEWS – Sektor industri pengolahan non migas dalam negeri masih menunjukkan kinerja positif. Pada triwulan III Tahun 2024 tumbuh positif sebesar 4,84 persen dengan nilai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95 persen.

“Tentu capaian positif dari sektor industri pengolahan nonmigas ini akan menjadi pilar dalam upaya menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Senin.(9/12/2024).

Faisol menyebutkan, kontribusi industri pengolahan non migas terhadap PDB pada triwulan III Tahun 2024 juga mencapai 17,18 persen. Capaian ini merupakan angka tertinggi di antara sektor ekonomi lain. 

Menurut Faisol, industri pengolahan non migas menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari capaian indikator makro.

Faisol menyebutkan, nilai ekspor industri pengolahan non migas sampai September 2024 mencapai USD142,24 miliar atau berkontribusi sebesar 73,76 persen terhadap total ekspor nasional yang menembus angka USD192,85 miliar.

Sedangkan, realisasi investasi di sektor industri pengolahan non migas periode kumulatif Januari-September 2024 berkontribusi sebesar Rp515,7 triliun (40,9 persen).

Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, menurut Faisol, perlu upaya memperkuat fondasi perekonomian nasional dengan cara memenuhi segala kebutuhan sektor industri di Indonesia, di antaranya pasokan bahan baku. Hal ini guna mendukung kelancaran produktivitas.

“Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah adalah sektor IKM, yang selama ini terbukti menjadi penyanggah dan penyelamat bagi perekonomian nasional dari tekanan atau ancaman ketidakpastian ekonomi global,” papar Faisol.

Dalam menyikapi situasi ekonomi global saat ini, kata Faisol, pemerintah juga ingin mengambil kesempatan untuk membangun kekuatan industri dalam negeri. Tujuannya antara lain untuk menciptakan kemandirian ekonomi nasional dan membuka peluang peningkatan investasi di tanah air.

“Oleh karena itu, hilirisasi dan industrialisasi adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa kita pisahkan. Melalui strategi ini, kita optimis ekonomi nasional siap menyongsong visi Indonesia Emas tahun 2045,” jelas Faisol. (yr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement