Connect with us

Entertainment

Industri Film Terbuka bagi Anak Muda

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Industri film nasional saat ini perlu tenaga-tenaga anak muda. “Sangat terbuka. Mereka yang berminat tidak hanya dididik menjadi aktor, tapi juga sutradara, penulis skenario, juru kamera, penata suara dan penata artistik. Banyak kru film kini digawangi orang tua,” ujar Yan Wijaya, pengamat film dalam acara bincang-bincang sinema ‘Film maker Goes to School’ (FMGC) yang dihelat oleh Direktorat Jenderal Perfilman, Musik dan Media Kemendikbud Ristek bekerja sama dengan Demi Film Indonesia.

Acara tersebut digelar di hadapan sejumlah pelajar SMA N 5, SMA N 8 dan SMA Muhammadiyah 6, Makasar, baru-baru ini.

Yan Wijaya mengatakan, kali ini film maker menyasar anak muda agar cinta film Indonesia. Mengajak pelajar dan remaja agar lebih kenal industri film.

“Belakangan banyak film kurang mengangkat budaya kearifan lokal. Kita kaya nilai-nilai filosofis tersebut. Makassar sudah lama berhasil memupuk sineas-sineas lokal dengan membuat film pendek (short movie) dan bahkan sukses membuat film bioskop seperti ‘Uang Panai’ yang diputar lebih sebulan di bioskop-bioskop Makassar,” jelas Yan Wijaya.

Sebagai pintu gerbang Indonesia Timur, Makassar menjadi pelopor pembuatan film daerah dan disusul Bandung, Jogjakarta dan kota lain. Beberapa film produksi daerah bisa mengungguli film-film produksi Jakarta. Misalnya ‘Uang Panai’, ‘Dumba Dumba’, ‘Tarung Sarung” dan beberapa judul film daerah lain.

Seniman Asmin Amin yang kini menjabat sebagai Direktur Pinisi International Film Festival menggarisbawahi bahwa apa yang tersirat kini juga menjadi pesan tersurat. “Kita bangga film-film daerah mengangkat pesan-pesan leluhur dan keadaban bangsa” ungkap Asmin Amin.

Gayung bersambut tatkala sineas Bayu Pamungkas sependapat dengan dua paparan di atas.
“FMGS bertujuan demi kecintaan terhadap film-film nasional. Disini ada acara kampanye film dan bincang-bincang film diluar kelas’ timpal Bayu Pamungkas yang terakhir membuat film ‘de Toeng, misteri ayunan nenek’.

Demi Film Indonesia (DFI) adalah yayasan cinta film nasional. Didirikan oleh Yan Wijaya dan Fachrul Muchsen. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement