Connect with us

Entertainment

Waktu Maghrib 2: Libatkan Pemeran Anak Remaja Kesurupan di Giritirto

Published

on

Anantya Kirana sebagai Wulan (foto rapi)

JAYAKARTA NEWS— Maghrib adalah saat matahari terbenam.  Dalam kepercayaan Islam, maghrib waktu beribadah saat azan berkumandang dan anak remaja dilarang keluar rumah.

Saat itulah Jin Ummu Sibyan akan mengganggu anak yang baru lahir, anak dibawah usia dua tahun dan ibu hamil.

Sutradara Sidharta Tata melanjutkan sekuel film ‘Waktu Maghrib’ ke ‘Waktu Maghrib 2’ yang mengambil syuting di Imogiri, Klaten, Piyungan, hutan di Kaliurang di sekitar Jogjakarta.

Peristiwanya terjadi di desa Giritirto saat belasan anak remaja kesurupan dan kerasukan jin.

Anantya Kirana (15 tahun) yang berperan sebagai Wulan mengaku syuting paling seru dan nyaman di hutan Kaliurang. “Menyeramkan dan horor. Tapi dilihat dari sudut pandang anak. Ini paling berkesan,” ujar Anantya.

Sultan Hamonangan sebagai Yogo (foto rapi)

Lain lagi pengalaman Sulthan Hamonangan yang jadi Yogo dan merahasiakan umurnya. “Pas syuting saya pingsan. Padahal waktu break cukup. Mungkin kelelahan,” cerita Sulthan yang dikerek tali sling baja ke atap rumah.

Sama pendapat Muzakki Ramdhan (15) yang jadi Endro dan Ghazi Alhabsyi (19) yang berperan Dewo. “Meski cuma film, tapi kami semua ketakutan. Suasana di hutan sangat gelap dan mencekam,” kenang Muzakki Ramdhan yang wajahnya diprostetik (riasan tambahan).

“Lihat muka kawan yang dimake up jadi setan mengerikan. Lihat wajah sendiri saja juga takut,” ungkap Ghazi Alhabsyi yang  di awal film bermain bola.

Bagaimana jika ada indikasi kerasukan beneran diluar film (syuting telah usai)?

“Saya baca Ayat Kursi dan doa-doa lain. Saya pernah konsultasi ke ulama dan ahli ruqyah. Disarankan kawan yang mengigau dibangunkan dan posisi tidur harus miring ke kanan. Jangan tidur telentang,” jelas Ghazi Alhabsyi.

Sidharta Tata, sutradara (foto legacy)

Aktor Omar Daniel yang jadi Adi setelah 20 tahun kemudian di Waktu Maghrib 1 jujur berkata ini film horor yang menyehatkan.

Kenapa ?

“Selaku sutradara saya berusaha menciptakan pengalaman yang profesional dan kondusif di lokasi syuting,” urai Sidharta Tata.

Strategi yang diterapkan ia membagj hari syuting untuk adegan yang melibatkan anak.  “Sebisa mungkin saya mencegah syuting sampai larut malam atau usai pagi hari. Saya wajib memberikan edukasi yang baik,” aku Sidharta Tata.

Dengan kata lain, ia melakukan pendekatan yang berfokus pada menciptakan lingkungan yang dekat dengan anak remaja.

Menjamin kesehatan dan memotifasi semangat berkarya bagi pemeran anak remaja hukumnya wajib. “Mirip bermain,” imbuhnya.

Produksi Rapi Films, Legacy, Flick dan Sky Media ini dijadwalkan akan dirilis 28 Mei 2025. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement