Connect with us

Astronoment

Harapan Baru Atasi Pencemaran Plastik di Laut

Published

on

 

KEGELISAHAN dunia akan pencemaran plastik di laut, samar-samar muncul harapan setelah ilmuwan Cina  mengembangkan riset yang dapat menjawab persoalan polusi plastik yang sekarang ini sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Wang Xixia, chief engineer di Institut Teknik Fisika dan Kimia  di Akademi China, mengatakan bahan komposit poliester baru,  dapat diuraikan  di air laut selama beberapa hari hingga beberapa ratus hari, dan hanya meninggalkan partikel kecil yang tidak menyebabkan polusi.

“Untuk waktu yang lama, orang-orang memfokuskan pada “white pollution (polusi putih)” di darat, tetapi polusi plastik di laut hanya menarik perhatian orang ketika semakin banyak laporan tentang hewan laut yang mati dalam beberapa tahun terakhir,” kata Wang.

Belum lama ini ikan puas ditemukan mati di Pulau Kapota,  Sulawesi, dan telah menjadi viral di dunia maya. Video yang diambil warga menggambarkan berapa sampah plastik telah disantap hewan mamalia laut yang malang itu mati, karena plastik tidak dapat dicernaNYA.

 

Seekor paus sperma ditemukan mati terdampar di pulau Kapota di taman nasional Wakatobi, Sulawesi. Ketika dibedah, ternyata paus mati akibat memakan sampah plastik sebanyak 6 kilogram. Indonesia punya reputasi buruk sebagai salah satu negara dengan polusi sampah plastik terberat di dunia.

Tahukah Anda bahwa sekitar 4,8 juta hingga 12,7 juta ton sampah plastik telah “diangkut” ke laut pada tahun lalu,  dimana  sampah plastik jumlahnya mencapai 60% hingga 80% dari total polutan padat di lautan, demikian menurut  perkiraan konservatif dari kalangan  ilmuwan.

Karena aktivitas manusia dan arus laut, sebagian besar limbah terkumpul  di Pasifik Utara dan Selatan, Atlantik Utara dan Selatan, dan Samudera Hindia Tengah.

Menurut media Prancis, konsentrasi sampah plastik di laut antara California dan Hawaii dapat mencapai 3,5 juta kilometer persegi, atau tujuh kali dari wilayah Prancis – dan tumbuh pada tingkat 80 ribu kilometer persegi per tahun.

World Economic Forum juga memperingatkan bahwa berat total sampah plastik di lautan akan melebihi total berat ikan laut pada tahun 2050. Wah ini mengerikan, dan harus dicegah tentu saja.

Hampir semua plastik ditemukan di laut, baik mengambang di permukaan atau terendam di dasar, dan tidak dapat diuraikan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad, kata Wang.

Efek sinar matahari, pelapukan salinitas, arus lautan dan organisme hidup plastik berubah menjadi fragmen kecil di bawah 5 mm, yang merupakan ancaman signifikan terhadap kehidupan laut. Banyak albatros dan kura-kura mati karena masalah pencernaan setelah makan plastik.

Sebuah survei ilmiah yang mengejutkan menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen burung laut mati karena asupan plastik.

“Kami masih kekurangan cara yang efektif untuk menangani polusi plastik berbahaya,” kata Wang.

“Kami tidak dapat mengumpulkan sampah yang tersebar di lautan dan menghadapinya seperti yang kami lakukan di tanah,” katanya.

Institut Teknik Fisika dan Kimia  adalah salah satu lembaga penelitian terkemuka di Cina yang  mengembangkan plastik biodegradable yang dapat terusai (terdegradasi) oleh mikroba alami dalam karbon dioksida dan air.

Lembaga ini  mengizinkan empat perusahaan Cina untuk menggunakan teknologi mereka, dengan tiga perusahaan yang masuk ke dalam produksi dengan kapasitas tahunan setengah dari plastik biodegradable, atau 75.000 ton.

Untuk mengatasi pencemaran plastik yang serius di lautan, para peneliti menargetkan pengembangan bahan biodegradable dalam air laut, tetapi menemukan bahwa plastik yang terurai dengan cepat di tanah tidak dapat dengan mudah larut ke dalam laut.

Mereka menggabungkan analisis air non-enzimatik, desalinasi air dan proses biodegradasi untuk merancang dan berinovasi bahan baru.

Penelitian ini baru-baru ini terpilih sebagai salah satu dari 30 proyek yang sukses dalam kompetisi teknologi inovatif di masa depan di Shenzhen, Provinsi Guangdong di Cina selatan. Kompetisi ini mendorong para ilmuwan muda Tiongkok untuk memvisualisasikan teknologi terdepan dan menstimulasi inovasi.

Cina telah memberikan prioritas utama untuk melindungi lingkungan ekologis dan telah berkontribusi pada kebijaksanaan Cina dalam menyelesaikan polusi global.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *