Entertainment
Borobudur Writers Cultural Festival Tetap Digelar secara Daring
JAYAKARTA NEWS—– Borobudur Writers Cultural Festival (BWCF) ke 9 tetap digelar di Studio Banjarmili (virtual), Jogjakarta, 19 s d 23 November 2020. Jadi acara ini tidak lagi diadakan di halaman candi Borobudur, tapi tetap bertahan secara on line (daring) dan tidak mengurangi mata acara. Mengusung tema ‘Bhumisodhana : ekologi dan bencana dalam refleksi kebudayaan Nusantara’,
BWCF akan menampilkan berbagai acara menarik, seperti pidato kebudayaan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, launching dan bedah buku, award Sang Hyang Kamahayanikam, simposium (webinar), ceramah umum, bedah relief, workshop, meditasi dan yoga sampai temu penerbit.
Di acara seni pertunjukan, dilangsungkan tribute 2 seniman besar Indonesia yaitu Suprapto Suryodarmo (tokoh meditasi gerak) dan Ayip Rosidi (sastrawan). Suprapto Suryodarmo di Tribute to Amerta dan Ayip Rosidi di Tribute Jatiniskala. “Ini tribute khusus. Pak Ayip Rosidi itu aktif dalam literasi klasik tasawuf Sunda.
Sedangkan Pak Suprapto Suryodarmo dengan padepokan Tutup Ngisor Lereng Merapi gencar menciptakan gerak-gerak baru dan inspiratif dalam tari,” kata kurator BWCF, Seno Joko Suyono dalam press releasenya. Selain itu, ada webinar ‘Forum call for Papers’ secara terbatas, dengan 300 peserta. Acara ini bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan dan penerbit Ombak dari Jogjakarta. Dalam hal ini, panitia menerbitkan buku ‘Menolak wabah’ (Suara suara dari manuskrip, relief, khazanah rempah dan ritual Nusantara). Buku ini terbit 2 volume, tebalnya 500 halaman dan dikumpulkan dari makalah para penulis. Semua acara BWCF bisa dilihat melalui YouTube dan Zoom. (pik).