Kabar

Yogyakarta International Airport Bandara Pertama yang Didukung Sistem Deteksi Gempa dan Tsunami

Published

on

JAYAKARTA NEWS—Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati meninjau kesiapan infrastruktur deteksi gempa dan tsunami di Bandara Udara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Yogyakarta. YIA merupakan bandara pertama yang didukung sistem terpadu mengantisipasi potensi gempa dan tsunami serta cuaca ekstrem.

“Jadi hari ini kita meninjau titik mana pada lantai yang mana, dinding yang mana alat itu harus dipasang. Sehingga nanti semua bisa melihat jika ada gempa langsung bisa terbaca pada layar, berpotensi tsunami atau tidak. Sehingga nanti bisa dilakukan langkah-langkah respons lanjut,” kata Dwikorita. Sebagaimana dikutip dari laman bmkg.go.id

BMKG sendiri memiliki fasilitas alat pemantau kondisi cuaca di YIA. Sementara sistem pengamatan gempa bumi dan peringatan dini tsunami bandara saat ini sedang memasuki tahap akhir pemasangan.

Dia menegaskan peninjauan tersebut dilakukan untuk memastikan alat yang dipasang berada di lokasi yang tepat. Pada kegiatan itu, Dwikorita didampingi Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu serta Kepala Balai Besar MKG Wilayah II.

Adapun alat yang sudah terpasang di tempat sementara nantinya dipindahkan ke bangunan baru yang dipadukan dengan kebutuhan stasiun meteorologi penerbangan di Bandara YIA.

“Jadi selain alat pemantau kondisi cuaca seperti AWOS, radar, deteksi windshear dan deteksi abu vulkanik akan dipasang juga peralatan monitoring gempa bumi seperti Accelerograph, Intensitymeter dan Sistem Peringatan Dini Gempabumi (EEWS),” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG beserta rombongan juga meninjau kondisi gedung terminal dan gedung pusat krisis yang dapat difungsikan sebagai shelter evakuasi jika terjadi tsunami.

“Saya rasa ini merupakan salah satu shelter dengan desain yang terbaik. Namun tentu saja harus dilengkapi dengan rencana kontigensi penanggulangan bencana serta melakukan gladi evakuasi atau simulasi sebagai respons terhadap peringatan tsunami, agar pengelola dan pengunjung bandara ini lebih siap untuk mengurangi/mencegah risiko bencana yang ada,” katanya.***/ebn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version