Ekonomi & Bisnis

Gandeng bank bjb, PPAD Bantu Tuntaskan Persoalan Bangsa

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Lepas subuh di hari Selasa (21/6/2022), Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo meluncur ke Bandung. Selain bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Doni juga dijadwalkan hadir di ruang rapat lantai 7 Menara bank bjb, Jl. Naripan 12 – 14, Bandung untuk menandatangani nota kesepahaman antara PPAD dan bank bjb.

Begitulah. Program politik kesejahteraan yang digulirkan Doni Monardo disambut positif dunia perbankan. Satu di antaranya adalah bank bjb, sebuah bank BUMD yang didirkan sejak 20 Mei 1961, dan menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang melantai di Bursa Efek Jakarta, sejak 2010.

Ketika menyambut Doni Monardo dan rombongan, Dirut Dirut bank bjb, Yuddy Renaldi juga mengemukakan sederet prestasi yang telah ditorehkan bank yang dipimpinnya. Secara nasional, bank bjb urutan 14 dari 107 bank di Indonesia, dan merupakan bank pembangunan daerah terbaik dan terbesar di Indonesia dengan total asset posisi Maret 2022 sebesar Rp 158 triliun.

Pria kelahiran Bogor 1964 yang mantan pejabat Bank BNI itu juga menyebutkan sebaran bank bjb sebanyak 2.804 jaringan di 14 provinsi di seluruh Indonesia. “Visi kami adalah ‘Menjadi Bank Pilihan Utama Anda’. Melalui MoU ini, bank bjb bisa memberikan support dan layanan terbaik dari sisi perbankan. Guyon kami, insya Allah lebih baik dari bank lain,” ujar pria berambut putih itu, disambut tawa dan tepuk tangan yang hadir.

Yuddy juga menyampaikan sejumlah kerjasama yang sudah dan akan terjalin. Di antaranya dengan Kodam III/Siliwangi (sejak 2020), dan dengan Mabes TNI (dijadwalkan akhir Juni 2022). “Saat bertemu Panglima TNI, kami diminta menyiapkan video untuk disebar ke seluruh teritori, agar seragam. Sedang kami siapkan,” ujar lulusan Magister Manajemen STIE IPWI Jakarta tahun 2000 itu.

Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo (kanan), dan Kabid Ekonomi PPAD, Mayjen TNI Purn Wiyarto, di Menara bank bjb, Bandung. (foto: bank bjb)

Masuk 10 Besar

Doni Monardo dalam sambutannya mengapresiasi pencapaian prestasi bank bjb. “Semoga tahun depan bisa masuk 10 besar,” doanya, dan di-amin-i para hadirin.

Kepala BNPB 2019-2021 itu juga menaruh harapan besar pasca MoU antara PPAD dan bank bjb. Di bawah kendali Kabid Ekonomi Mayjen TNI Purn Wiyarto, PPAD memiliki rencana kegiatan wirausaha, sebagai program utama organisasi. “Politik PPAD adalah politik kenegaraan dan politik kesejahteraan. Kami tidak berpolitik praktis,” tegas Doni Monardo.

Jika ada purnawirawan TNI-AD berpolitik praktis, dipersilakan melalui organisasi politik yang ada, sebagai wujud hak individu. Karena itu, tegas Danjen Kopassus 2014-2015, segenap pengurus PPAD tidak berpolitik praktis.

“Selain di politik, sesungguhnya ada bidang pengabdian lain, setelah purna tugas sebagai prajurit TNI, yakni ikut membantu pemerintah menyelesaikan persoalan yang belum terselesaikan secara maksimal, utamanya di bidang kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

Dalam kurun 2,5 tahun terakhir, sejak pandemi covid-19 melanda negeri, banyak warga negara kehilangan pekerjaan. Menurut catatan resmi, jumlahnya sekitar 2 juta orang. Banyak perusahaan menurun drastis omzetnya dan mengurangi jumlah karyawan. Banyak pula industri yang tutup sama sekali.

Sementara, Doni Monardo punya pengalaman dalam sejumlah penugasan, yang jika disimpulkan sesuai dengan pepatah Inggris yang berbunyi, “a hungry man become an angry man”. “Kalau perut kosong, sangat mudah diprovokasi untuk berbuat kerusuhan,” ujarnya.

Melalui PPAD, Doni Monardo bertekad menggerakkan potensi para purnawirawan menjadi salah satu motor lajunya ekonomi negara, utamanya pasca covid-19. Setiap upaya yang dilakukan, bermuara pada terciptanya unit usaha yang produktif, sehingga mampu menyerap tenaga kerja.

“Dalam banyak kesempatan saya mengatakan, para pencipta lapangan kerja adalah pahlawan masa kini dan yang akan datang,” ujar Doni Monardo.

Di tengah kita, ada kondisi yang bisa dibilang darurat. Utamanya mereka yang hidup dalam tekanan ekonomi akibat efek pandemi. Tanpa uang dan pekerjaan, masyarakat tidak bisa mendapatkan asupan makanan bergizi. Mereka juga tidak bisa mengakses kesehatan yang layak, termasuk akses pendidikan bagi putra-putrinya. “Sehingga kalau ada purnawirawan yang berhasil menciptakan lapangan kerja, saya katakan mereka adalah pahlawan,” tegasnya.

Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo ikut nyemplung ke tambak dan memanen udang vaname di tambak PT Parigi Aquakultura Prima, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. (foto: bidkom ppad)

Karena itu pula, PPAD terus menggeliat menjalin kerjasama dengan para pihak. Termasuk dengan PT Parigi Aquakultura Prima, perusahaan yang sukses dengan budidaya udang vaname di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

“Saya sudah mempelajari, sukses PT PAP antara lain berkat disiplin manajemen serta water treatment atau ekosistem yang baik. Tak heran jika tambak udang di sana, satu hektare bisa menghasilkan 70 ton, sementara tambak-tambak kebanyakan kurang dari 30 ton,” tambahnya.

Kini, sukses PAP sudah menjadi buah bibir nasional. Perkampungan tempat tambak udang mereka berada, menjadi sejahtera. Dulu mereka miskin, sekarang berkecukupan. Banyak yang sudah pergi umrah dan mendaftar haji. Dealer sepeda motor laris. “Pas panen raya, gaji tenaga ahli di sana mungkin sama dengan gaji Dirut bank bjb,” kata Doni berseloroh.

Hal lain yang jadi perhatian Doni Monardo adalah pengembangan sumber pangan alternatif sagu. Pada dasarnya, bangsa kita bukan bangsa pemakan nasi, tapi pemakan sagu. Beras berasal dari China. Kemudian disusul beras India.

Dari sisi bahasa, ada kemiripan antara kata “sagu” dengan “sego”, bahasa Jawa yang berarti nasi. Ada kemiripan juga dengan “sangu”, bahasa Sunda yang juga berarti nasi. Padahal, aslinya sagu sebagai makan pokok nenek moyang kita, bukan nasi dalam arti beras dari China. Sebaliknya, nasi adalah bahasa China (naxi).

“Waktu saya latihan militer di Jawa Barat, sering dengar warga Sunda bicara ‘aya sangu’? Yang artinya, ada nasi?” kata Doni sambil tertawa, mengenang awal-awal tugasnya sebagai prajurit TNI.

Di sejumlah wilayah di Tanah Air, utamanya di kawasan dengan habitat bakau yang baik, Doni Monaro juga membawa PPAD melirik peluang budidaya kepiting bakau. “Ke depan, kita kembangkan pangan sagu dikombinasi kepiting dan udang, serta sayur daun kelor, maka kita akan menjadi bangsa yang kuat dan mandiri di bidang pangan,” ujar Doni optimistis.

Sebelum mengakhiri sambutan, Doni Monardo tak lupa menyampaikan terima kasih kepada bank bjb yang berperan aktif mengucurkan dana CSR bagi program Citarum Harum. Program yang ia gagas tahun 2017-2018 saat menjabat Pangdam III/Siliwangi. “Mudah-mudahan CSR lingkungan bisa semakin ditambah karena di Jabar saya merasakan kualitas lingkungan menurun,” katanya.

Jika musim hujan, banyak terjadi banjir dan longsor yang menelan korban. Berdasar data BNPB, korban banjir dan longsor di wilayah Jawa Barat paling besar dibanding provinsi lain di Indonesia. “Semoga dengan memperhatikan ekosistem, kerugian akibat bencana alam bisa ditekan di kemudian hari,” harapnya. (egy/roso)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version