Entertainment

‘Ati Raja’, Peranakan Tionghoa Makassar Bikin Film

Published

on

Jayakarta News – Hafal lirik lagu Ati Raja? Siapa penciptanya?  Sejak era Soeharto/Orde Baru, penciptanya adalah NN (No Name). Hal ini tidak benar. Ternyata, pencipta sebenarnya adalah Ho Eng Dji, peranakan Tionghoa asal Makassar.

“Di era Orde Baru, hampir semua karyanya diberangus oleh pencabutan hak cipta lalu menjadikannya karya NN, sampai kini,” papar Shaifuddin Bahrum, sutradara yang baru saja merampungkan film bertajuk ‘Ati Raja’.

Dalam perbincangan dengan penulis, Ho Eng Dji adalah seorang pencipta lagu ‘Ati Raja’ yang populer di Sulawesi Selatan. Shaifuddin menampilkan vitalitas anak muda yang kreatif berkarya, sosok pemusik Ho Eng Dji demi mrnginspirasi anak muda zaman now.

“Ho Eng Dji meleburkan sekat-sekat etnik dalam masyarakat di Makassar. Dia adalah sosok seniman dan budayawan terkenal pada eranya. Bahkan, dia pernah diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Negara tahun 50an,” ungkap Shaifuddin.

Adapun lokasi syuting di daerah Makassar, Pare-pare, dan Gowa. Ancu Amar sebagai penulis skenario mengatakan, film ‘Ati Raja’ adalah biopic (biography picture) Ho Eng Dji, peranakan Tionghoa Makassar yang lewat syair lagu dan musik banyak bicara kearifan lokal, toleransi dan cinta.

Pada usia belia, ia mengenyam pendidikan di sekolah partikelir milik orang Melayu, Ince Bau Sandi, di Makassar. Disini ia mulai mengenal sastra Melayu dan Makassar, dan belajar menulis lontar dan bahasa Makassar. Tahun 1953, Ho Eng Dji masuk studio rekaman Canari di Surabaya merekam lagu-lagu ciptaannya.

Hingga 1942, sebanyak 3 album piringan hitam berhasil direkam dalam musik daerah Sulawesi  Selatan (juga Bugis, Mandar dan Selayar). Sebelum Perang Dunia 2 (1945), piringan hitamnya terjual 20 ribu keping tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Malaya (kini Malaysia) dan Singapura.

Selain ‘Ati Raja’, lagu-lagu lain ciptaannya yang terkenal diantaranya ‘Amna Ciang’, ‘Sailang’, ‘Dendang Dendang’. Sampai akhir hayatnya (wafat dalam usia 54 tahun di tahun 1960 di Makassar), ia tetap bermain musik. Kehidupan asmaranya diwarnai beberapa gadis yang mengubernya, sampai akhirnya ia bertemu seorang janda dengan tiga anak.

Film yang akan tayang menyambut ultah kota Makassar ke 412 tanggal 7 November 2019 ini diproduksi oleh Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar dan 786 Production. Para pemain bintang lokal semua, diantaranya Fajar Baharuddin (sebagai Ho Eng Dji), Jennifer Tungka, Stephani Vicky Andries, Chesya Tjoputra, Goenawan Monoharto, Kiki Hehanusa dll. (pik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version