Kabar
Adhiyasa Wirashakti Gelar GELIAT Tumbuhkan Budaya Literasi Anak
JAKARTA, JAYAKARTA NEWS – Komunitas Adhiyasa Wirashakti bersama Kelurahan Penjaringan, melakukan kegiatan penguatan literasi pada ekosistem pendidikan anak dan pemanfaatan ruang publik melalui program Gerakan Literasi Masyarakat (GELIAT). Acara berlangsung di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah, Jakarta Utara.
Kegiatan tersebut berlangsung 2 September 2023 dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional 8 September sekaligus mendukung Gerakan Literasi Nasional. Di samping, membantu mewujudkan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2020-2024).
Pembudayaan literasi anak berkaitan erat dengan minat baca. Salah satu cara meningkatkannya adalah menyediakan akses bacaan sesuai kebutuhan. Ditambah, peningkatan SDM kepengelolaan ruang publik. Kegiatan ini menyasar anak-anak usia sekolah dasar (6-12 tahun), remaja (13-18 tahun), dan pengurus RPTRA Penjaringan Indah.
Pembukaan acara GELIAT dihadiri Nurul Hilal, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Penjaringan, mewakili Lurah Penjaringan. Hadir pula Sri Wulandari selaku Koordinator RPTRA Penjaringan, dan Pramwidya Novia sebagai perwakilan LPDP.
Acara ini terdiri dari penyerahan donasi berupa 300 buku bacaan anak, 2.200 buku tulis, dan 100 tanaman obat. Dalam kesempatan itu dilakukan penanaman 4 tanaman obat sebagai simbol kesepakatan antara Adhiyaksa Wirashakti dengan RPTRA dan Kelurahan Penjaringan.
Selanjutnya, acara dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok anak mengikuti agenda story telling dan kuis profesi serta sesi kerajinan tangan. Kelompok remaja mengikuti agenda diskusi tantangan literasi, dan kelompok pengurus RPTRA mengikuti agenda penyuluhan manajemen perpustakaan.
Kegiatan story telling dongeng kelompok anak dilakukan sebagai upaya pengembangan bahasa dan kognitif serta melatih kemampuan imajinasi anak. Sedangkan kegiatan fun games, kuis tebak profesi, dan pembuatan prakarya dimaksudkan untuk meningkatkan daya kreativitas dan keterampilan mereka.
“Pembuatan prakarya bagi anak-anak dapat melatih kreativitas mereka (anak usia 6-12 tahun) menjadikan sebuah bayangan di kepala, ke dalam bentuk 2 atau 3 dimensi sederhana, dan ini penting untuk mengembangkan imajinasi mereka untuk dapat menghasilkan karya-karya di masa depan,” ujar Ketua Divisi Social Project, Pinta Budi Pradana Hutama.
Sementara itu, focus group discussion (FGD) mengangkat tema tantangan literasi di lingkup komunitas. Peserta remaja diajak berpikir kritis. Mereka diajak membuka wawasan tentang cara efektif meningkatkan minat baca di tengah maraknya penggunaan hiburan digital sejak dini.
Hasilnya, diharap lahir ide dan solusi terkait tantangan literasi. Tak kalah penting, pelatihan manajemen perpustakaan kepada pengurus RPTRA Penjaringan dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan perpustakaan RPTRA secara berkelanjutan, dengan tujuan agar kualitas perpustakaannya tetap relevan dengan kebutuhan dan perkembangan minat pengunjung. “Betapa bagusnya materi manajemen perpustakaan, yang selama ini belum pernah kita praktikkan secara langsung,” ucap Sri Wulandari, Koordinator RPTRA Penjaringan.
Nurul Hilal, Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Penjaringan, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap acara ini. Ia mencatat hal-hal penting yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan RPTRA Penjaringan menjadi lebih baik. Harapannya, kegiatan ini membawa manfaat lebih banyak lagi dan dapat menginspirasi anak-anak sekitar RPTRA untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
Sebagai penutup acara, Tri Susilo sebagai perwakilan Tim Persiapan Keberangkatan LPDP hadir secara langsung di lokasi kegiatan dan menyampaikan apresiasi kepada Adhiyasa Wirashakti sebagai penyelenggara kegiatan GELIAT.
Komunitas Adhiyaksa Wirashakti beranggotakan peserta Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 212 beasiswa LPDP yang berjumlah 285 orang dan diketuai Ramdani Murdiana dari Divisi Perwakilan Angkatan. Para anggota Adhiyaksa Wirashakti akan melanjutkan studi S2 dan S3 di dalam dan luar negeri, untuk kemudian kembali dan mengabdikan ilmunya di Indonesia selepas menyelesaikan studi.
Melalui GELIAT, Adhiyasa Wirashakti berharap semua pihak yang terlibat akan menerima manfaat jangka pendek dan panjang. Selain itu, Adhiyasa Wirashakti juga meyakini bahwa partisipasi masyarakat setelah GELIAT adalah kunci keberlanjutan.
Karena itu, melalui pelatihan pengelolaan perpustakaan, pelibatan anak, dan partisipasi pemangku kepentingan yang telah dilakukan dalam kegiatan GELIAT, diharapkan akan memicu kemajuan dan kegiatan literasi masyarakat Penjaringan. Khususnya literasi anak, yang jauh lebih baik lagi di masa depan. (pr)