Feature

Tetap Eksis di Usia Senja

Published

on

Suytno dengan sejumlah literaturnya. (nanang)

Jayakarta News – Usia senja atau lanjut usia (lansia), tidak bisa dihindari, karena hal ini sudah merupakan sebuah siklus hidup manusia yang pasti dialaminya, dan setiap menyebut kata Lansia, yang terbersit di benak kita adalah seseorang yang tidak berdaya dan memiliki banyak keluhan kesehatan. Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahn fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial.

Salah satu permasalahan yang sangat mendasar yang dialami oleh para lansia adalah mengenai kesehatan akibat proses degeneratif, seperti hipertensi, masalah persendian, gigi, mulut, gangguan pernafasan hingga diabetes militus dan sebagainya.

Padahal Lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan. Dengan pengalaman yang telah dimiliki dalam pengetahuan kesehatan misalnya, mereka dapat berperan aktif sebagai agen perubahan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat.

Salah satu upaya untuk memberdayakan Lansia di masyarakat adalah dengan melalui pembentukan dan pembinaan kelompok lansia. Melalui kelompok ini, Lansia dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat membuat mereka tetap aktif. Mereka dapat melakukan berbagai kegiatan aktif seperti membuat kerajinan tangan, kuliner, berkebun seperti tanaman hias, tanaman obat dan sebagainya, selain berperan untuk menyalurankan hobi, juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

Hidroponik dan tanaman obat, yang berhasil dibudidayakan oleh Soeyitno bersama kelompok HATINYA PKK di lingkungan RT.05/04 Jatibening Baru,Pondok Gede,Bekasi. (foto : nanang)

Adalah R.O Soeyitno, pria asal Slawi Jawa Tengah ini masih nampak energik dan sehat meskipun kini usianya sudah menginjak 64 tahun. Tidak mengurangi semangatnya untuk selalu aktif mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya di wilayah RT.05/RW04 Kelurahan Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi.

Kalau usia diatas 50 itu biasanya jari mulai kaku, tapi saya megang golok, megang cangkul, saya senang ke kebun, senang jalan ke hutan, itu semua membuat saya enak aja, dilansia itu jangan memikirkan aku ini sudah tua, malah saya balik begini, mumpung umur masih ada, apa yang bisa saya perbuat, nanti semuanya itu ditutup, ujar ayah 3 anak dan 1 cucu ini.

Pria yang sering disapa Pak Guru ini kesehariannya memang berprofesi sebagai tenaga pengajar di Taman Siswa, salah satu Sekolah Swasta di Jakarta. Sebenarnya sudah pensiun sebagai tenaga pengajar, tapi saya ditugasi untuk mengembangkan usaha-usaha lain yang dapat  mendatangkan income bagi yayasan, ujar pria yang memiliki hobi bercocok tanam dan berjalan kaki ini.

Untuk mengusir rasa sepi diluar aktifitasnya sebagai karyawan, ia menyalurkan hobinya dengan bercocok tanam memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumahnya yang ia tanami sendiri lahan kosong 200 meter dengan berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman hias, hidroponik, hingga tanaman obat.

Lurah Jatibening Baru, Mulyadi (kanan), bersama tim Monev Penggerak PKK Propinsi Jawa Barat, saat mengunjungi lokasi HATINYA PKK Jatibening Baru. (foto : nanang)

Rupanya apa yang ia lakukan ini, mendapat perhatian dari warga sekitar hingga suatu waktu diikut sertakan dalam lomba tingkat RT yang waktu itu juga di hadiri oleh ibu Lurah sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Jatibening Baru. Seusai lomba, Ibu Lurah menyempatkan diri untuk mampir ke lokasi untuk melihat-lihat hasil tanamannya, dan sampai akhirnya merasa tertarik untuk kerjasama dalam pemanfaatan lahan tersebut dijadikan tempat kegiatan PKK.

Gayung pun bersambut, kemudian dari pihak keluarga besarnyapun selaku pemilik lahan mengijinkannya selama tanah tersebut belum dipergunakan oleh pihak keluarga.Sekarang tempat ini telah diberi nama “HATINYA PKK” kepanjangan dari Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman.

Soeyitno berharap tempat ini bisa menjadi wadah  untuk pemberdayaan masyarakat, tidak hanya bidang sosial ekonomi saja, tapi juga dapat membuka kesempatan pelatihan lapangan kerja bagi pemuda masyarakat sekitar. Bahkan kalau ini berhasil dan terus mau dilanjutkan ia masih ada tanah kosong 700-800 meter yang siap untuk tempat pengembangan kegiatan PKK seperti Kelompok Wanita Tani (KWT), tentu harus disertai dengan sistem pengelolaan manajamen yang baik dan jelas, ujarnya. (Nanang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version