Kuliner
“Tendangan” Toge Goreng Pak Abung
Prosesnya sederhana. Sejumput tauge (kecambah kacang hijau) ditumis dengan air panas, ditambah irisan ketupat, tahu, dan mi, disajikan dengan kuah oncom. Sesimpel itu. Tetapi, mengapa ada yang berasa “nendang” ada yang terkesan biasa-biasa saja?
Sulit menjawab pertanyaan itu. Faktanya memang, meski bahan sama, dan cara masaknya pun sama, ketika singgah di lidah, rasa bisa beda. Karenanya, soal rasa biar saja menjadi rahasia dapur masing-masing penjual toge goreng.
Toge goreng yang satu ini mangkal di kota hujan Bogor, tepatnya di Jalan Raya Cihideung, Bantar Kambing, Cijeruk. Ia dikenal dengan nama Toge Goreng Pak Abung. Buka tiap hari, kecuali hari Jumat, mulai pukul 09.00 sampai lepas maghrib.
Tidak sulit mencari lokasi toge goreng yang sudah eksis sejak tahun 2004 itu. Singkatnya, keluar tol Jagorawi arah Baranangsiang (Kota Bogor), arahkan ke jalan alternative Sukabumi melewati Sukasari, Cipaku, Pamoyanan, Palasari, dan Cijeruk.
Pesanlah seporsi toge goreng seharga Rp 8.000. Biarkan Pak Abung meracik toge, ketupat, mie kuning, dan bumbu tauco. Selanjutnya, cicipi barang sesendok-dua sendok. Aroma toge dan tauco yang tajam, sungguh membuat tangan tak sabar menyantap lagi, sesuap demi sesuap.
Pak Abung merasa bersyukur, menu toge goreng kreasinya diterima banyak lidah. Karenanya, tak jarang mereka kembali dan kembali lagi menjadi pelanggan setia. Tak heran jika hari biasa saja, pak Abung bisa menghabiskan 20 kg toge. Bahkan di akhir pekan, jumlah toge yang dihabiskan bisa dua kali lipat.
Jika Anda merasa datang dari tempat yang cukup jauh, jangan lupa membelinya untuk dibawa pulang. Pak Abung akan membungkuskan toge goreng dengan daun patat yang menyerupai daun pisang, hanya saja lebih kecil dan lebih lentur. Daun itu adalah penjamin rasa toge goreng Pak Abung tidak berubah, jika disantap setiba di rumah nanti. ***