Entertainment

Sruti Respati Berjuang Lestarikan Kesenian Tradisi

Published

on

Nilai-nilai yang merupakan karakter bangsa kita telah mulai tergerus oleh arus modernisasi. Pengaruh globalisasi begitu kuat, khususnya di kalangan generasi muda. Ini merupakan tantangan juga ‘PR’ buat kita semua.

Begitulah ungkapan keprihatinan Sruti Respati, seniman seniman Jawa yang dalam berbagai kesempatan berkarya berupaya tetap konsisten menjunjung kebudayaan negeri sendiri, sembari menularkannya kepada masyarakat.

Diakui atau tidak, faktanya modernisasi dan globalisasi telah menggerogoti nilai-nilai nasionalisme. Yang paling terasa adalah di bidang budaya, di mana sebagian masyarakat kita seolah lebih suka budaya negeri lain ketimbang mengusung budaya sendiri.

Gejala yang mengkhawatirkan ini sekaligus memprihatinkan, sudah seharusnya menjadi keprihatinan kita bersama, yang jika dibiarkan bukan tidak mungkin kita akan kehilangan jati diri sebagai bangsa.

“Kalau dibilang prihatin, memang prihatin ya. Mau nggak mau kita memang harus mengakui bahwa nilai-nilai yang merupakan karakter bangsa kita telah mulai tergerus oleh arus modernisasi. Pengaruh globalisasi begitu kuat, khususnya di kalangan generasi muda. Ini merupakan tantangan juga ‘PR’ buat kita semua.

Harus ada cara untuk mengembalikan kepedulian kita semua. Bagaimana membangkitkan nasionalisme di kalangan anak-anak muda, ini yang penting dilakukan. Bagaimana membuat agar generasi muda yang merupakan harapan bangsa peduli pada nilai-nilai keindonesiaan, nilai-nilai budaya sendiri,” ungkap penyanyi keroncong ini.

Jika itu tidak dilakukan, ucap Sruti, dia tak bisa membayangkan akan jadi seperti apa bangsa ini puluhan tahun ke depan. “Bisa jadi 20 atau 30 tahun ke depan, kita tidak tahu lagi bagaimana cara mengenalkan budaya negeri kita kepada generasi muda pada masa itu lantaran sudah hilang,” tambahnya mengingatkan.

Menurutnya, semua orang Indonesia harus terlibat dalam menggelorakan semangat ‘merah putih’ , dan para seniman entah itu penyanyi, artis, adalah salah satu pihak yang paling harus bergerak untuk melakukan ‘pekerjaan besar’ (membangkitkan nasionalisme) ini lewat karya-karyanya.

“Seperti saya misalnya, sebagai penyanyi adalah salah satu yang pas untuk mempromosikan budaya kita. Itu yang saya lakukan lewat karya-karya saya melestarikan kesenian tradisi negeri. Bukan hanya lewat lagu tapi juga penampilan, misalnya kebaya yang kerap saya kenakan atau konde,” lanjutnya sembari menambahkan, pihak media pun juga harus ikut bersama melakukan ‘pekerjaan besar’ ini, lewat publikasinya.

Tentunya, diakui wanita kelahiran Solo 1980, agar bisa memikat hati kalangan muda, harus ada ide-ide kreatif yang dimunculkan. Dalam bidang seni misalnya, tidak melulu kesenian tradisional tapi juga seni kreatif yang tentunya tidak meninggalkan unsur-unsur tradisi. Yang terpenting adalah kemasannya. Dengan begitu kalangan muda bisa tertarik, dan mulai peduli.

Untuk mencapai tujuan utama yakni menularkan kecintaan terhadap budaya sendiri, tambah Sruti, kita harus bisa memahami sikap dan minat anak muda. “Apa sih yang disukai anak muda? Musik apa yang mereka gemari, rock, pop, jazz, atau seni kotemporer. Dari sini lah kita bisa masuk untuk memikat mereka”.

“Ketika sudah ada kepedulian maka akan muncul cinta. Jadi anak muda tidak perlu dipaksa untuk menyukai karena rasa itu sudah muncul dengan sendirinya dari dalam. Setelah proses ini berjalan maka sesekali atau saat-saat tertentu kita tampilkan kesenian tradisi kita,” tambah Sruti.

Sruti pun memberi contoh lagu keroncong yang sebagian orang menyebutnya sebagai musik jadul, juga mulai digemari kalangan muda. Itu karena kreativitas. “Ternyata yang namanya musik keroncong asyik juga didengarkan. Anak muda mulai tertarik karena ada sentuhan kreativitas yang disesuaikan dengan kondisi sekarang. Inilah salah satu upaya melestarikan musik keroncong,” ucapnya.

Tapi sebetulnya, kata Sruti lebih jauh, dalam bidang apapun kita berkarya tetap bisa mempertahankan karakter kita sebagai bangsa Indonesia. Entah itu penyanyi, artis bahkan peneliti pun tetap bisa menampilkan karakter bangsa. Karena pada dasarnya setiap orang yang berkarya, dalam hal apapun, selalu mencari karakter dalam karyanya.

“Nah jika kita sudah tahu jati diri kita sebagai orang Indonesia, dengan adat ketimurannya dan kebudayaannya yang beragam, kebudayaannya yang agung, pastilah akan memberi sentuhan yang berbeda pada karya-karyanya apapun itu,” kata Sruti yang bukan saja piawai menyanyi keroncong juga menari. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version