Kesehatan
Sel Punca, Bisa Atasi Kebotakan dan Keriput Kulit
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran UGM Departemen Dermatologi dan Venerologi Prof. Dr. Dr. Yohanes Widodo Wirohadjojo, Sp.KK(K)., kulit terluar tubuh manusia merupakan sumber sel punca. “Kulit sebagai organ terluar dri tubuh manusia merupakan sumber sel punca yang paling mudah diperoleh secara klinis,” kata Prof Yohanes Widodo Wirohadjojo dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar pada Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (28/11) lalu, di ruang Balai Senat.
Pria kelahiran Pendopo-Palembang, Sumatera Selatan, 62 tahun silam ini menuturkan pada kulit manusia terdapat lapisan epidermis yang berasal dari lapisan ektodermal dan dermis-subkutis yang berasal dari mesodermal. “Dari bagian tersebut kita dapat dengan mudah memanen sel punca baik sel epidermal, sel punca krista neuralis maupul mesensimal,” katanya.
Pemanfaatan terapi sel punca untuk kulit keriput menurutnya dilakukan dengan menerapkan sel punca adiposa autolog dalam terapi keriput wajah. Selain itu, pemanfaatan graft lemak yang dicampur sel punca adiposa autolog bahkan bisa memperbaiki keriput pada wajah. Menurutnya, pemakaian lemak berukuran kecil yang kaya sel punca adiposa semakin sering dikerjakan di klinik dermatologi. Namun di banyak negara di Asia, imbuhnya, banyak klinik kecantikan yang mengklaim mampu melakukan pengobatan sel punca untuk anti-aging. Padahal pada umumnya pelayanan yang mereka berikan adalah pengobatan kulit keriput dengan teknologi platelet baik dengan teknologi plasma kaya platelet maupun lisat fibrin kaya platelet. “Bukan teknologi sel punca,” katanya.
Meski masih terus dikembangkan, Widodo menuturkan aplikasi sel punca yang mungkin kelak banyak dilakukan di klinik kecantikan adalah aplikasi sekretom heterolog guna mencegah dan mengobati kulit menua. Kelemahan teknologi ini terletak pada besarnya molekul skretom yang melebihi ambang batas absorbsi perkutan. “Usaha mencari metode untuk meningkatkan absorbsi untuk meningkatkan perkutan masih terus dilakukan,” ujarnya. ***