Feature
Obat Rindu Sang Jenderal “Arman Depari”
Dia adalah Irjen Pol Arman Depari, Deputi Bidang Pemberantasan BNN. Terlihat hanyut dalam reunian “Anak-anak Gang Abdi Kejora – Perwira, Berastagi” yang berlangsung beberapa waktu lalu, 29 April 2018 di Cibubur, Jakarta Timur. Sesuai tema: Mburo Ate Tedeh Abdi Kejora Perwira yang artinya Membunuh Rasa Rindu bagi mereka dengan teman semasa kecil, bermain dan tumbuh bersama di seputaran Gang Abdi Kejora Perwira, Berastagi, Sumatera Utara, dimana sang Jenderal berasal. Maka, jenderal bintang dua ini pun mereguk tuntas obat rindu ini dengan mengumandangkan lagu-lagu Karo bersama para sahabat.
Berada di antara sahabat, membuat Arman Depari merasa seperti di rumah masa kecilnya di Berastagi. Setidaknya itu yang tergambar oleh Jayakarta News. Menurutnya, dia begitu ingin berada dalam acara ini, padahal malam tanggal 28/4, Arman sedang mengikuti acara Paskah Nasional di Samosir. Begitu acara selesai, sang jenderal langsung terbang dari Bandara Silangit menuju Jakarta untuk mengikuti acara yang telah berlangsung empat kali ini tiap tahunnya.
Sebaris lirik ini adalah lagu yang dinyanyikan bersama para sahabatnya. Dinyanyikan dengan ungkapan penuh rasa kebahagiaan kebersamaan.
I ja kena gundari ari turang morah ate (dimanakah engkau sekarang)
Ndube me aku tertima-tima o agi (sudah lama ku menunggu)
I ja kena gundari turang (dimanakah engkau sekarang)
Er tangkel kel aku (setiap saat jadi bahan pikiranku)
Suari berngi rukur sisada (siang dan malam aku berpikir sendiri)
Man ise nari nge kuturiken (kepada siapa lagi aku mengadu)
Adi la ku kena … (kalau bukan sama kamu)
Ija kena gundari turang … (tapi entah dimana engkau sekarang)
Kepopulerannya sebagai jenderal pemberantas narkoba, menjadikan dirinya hari itu, bak artis. Bukan hanya sang jenderal yang mengobati rindunya, tapi juga para sahabat dan temannya. Bergantian berfoto bersama menjadikan satu moment tersendiri dalam acara itu.
Hampir semua keluarga yang hadir, tak mau ketinggalan berfoto bersamanya. Bahkan, tidak sedikit yang menyodorkan agar hanya anak-anaknya juga berfoto bersama Arman. Tentu saja, termasuk anak-anak penulis. Tidak ada kesan sombong, tidak ada kesan menolak. Semua yang berfoto bersamanya, dirangkulnya dengan penuh senyuman. Termasuk tentunya foto bersama para sahabat kecilnya. ***