Kabar

Menko PMK: Kasus TB Seperti Gunung Es

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Penyakit tuberkulosis (TB) menjadi ancaman kesehatan yang memerlukan penanganan serius di Indonesia. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan kasus penyakit tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan kasus TB di Indonesia seperti fenomena gunung es. Dia menerangkan,  perkiraan kasus TB di Indonesia saat ini berkisar 845.000 kasus. Sementara, masih sekitar 57 persen kasus TB di Indonesia belum teridentifikasi. Demikian Siaran Pers Kemenko PMK, Sabtu (4/9).

“Ini merupakan fenomena gunung es. Kalau salah satu keluarga kena TB, itu kemungkinan bisa keluarga sekitarnya juga terinfeksi TB,” ujarnya saat meninjau pelaksanaan kegiatan screening TB di balai RW 17, Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (3/9).

“Dan TB ini gejalanya mirip Covid-19 ada yang orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala. Karena itu dengan adanya tracing ini kita bisa lebih tahu persis karena bisa termasuk mereka yang bergejala atau tidak,” imbuhnya.

Untuk memecahkan kasus gunung es yang tidak terdeteksi itu, skrining dan pelacakan kasus TB menjadi sangat penting untuk dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Tim Zero TB Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pihak Pemkot Yogyakarta bersama dengan Zero TB UGM telah melakukan layanan mobile screening untuk mendeteksi kasus-kasus TB di wilayah Kota Yogyakarta. Layanan mobile screening ini pun diketahui menjadi yang pertama di Indonesia yang melakukan skrining keliling di wilayah-wilayah kecamatan dengan angka kasus TB yang cukup tinggi di Kota Yogyakarta.

Menko PMK mengapresiasi inovasi untuk melacak penyakit TB secara aktif atau jemput bola yang dilakukan Pemkot Yogyakarta. Menurutnya, pelaksanaan skrining kasus ini sangat bagus dan bisa menjadi model dalam penanganan TB di wilayah-wilayah lain di Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi pemerintah Kota Yogyakarta yang telah menginisasi kegiatan penemuan kasus secara aktif dan pelacakan kontak erat TB di Kota Yogyakarta. Nanti akan saya kaji kalau memang sangat visible bisa didiseminasi, artinya bisa digunakan untuk wilayah-wilayah yang lain,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Menko Muhadjir juga menyempatkan untuk menjajal layanan skrining TB. Dia mengecek kondisi paru-parunya dengan mobil x-ray yang disediakan. Hasilnya kondisi paru-paru dia tidak terdapat masalah kesehatan.

Muhadjir memuji pelayanan mobile screening tersebut. Dia mengatakan, pelayanannya sangat cepat, praktis, dan telah menggunakan teknologi canggih seperti virtual reality, dan artificial inteligence.

“Ketika saya diperiksa di dalam mobil ternyata monitor yang di luar dipegang dokter sudah bisa tahu kondisi saya. Sehingga ketika saya turun dari mobil saya langsung bisa tahu kondisi paru-paru saya. Ini suatu hal yang sangat praktis dan saya kira biayanya jauh lebih murah dibanding rontgen konvensional,” ujarnya memuji.

Menko Muhadjir mengatakan, akan memerintahkan pihak Kementerian Kesehatan untuk mengkaji inovasi tersebut untuk bisa mereplikasi dan menjadikan program pengentasan TB di Indonesia sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

“Tentu akan kita pelajari. Mudah-mudahan bisa ditekan juga biaya-biaya peralatan yang diperlukan dan bisa digunakan secara masif. Karena kita punya target tahun 2030 kita bisa bersih dari TB sesuai dengan perintah Pak Presiden,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga menyempatkan berinteraksi dengan penyintas TB, Bapak Suratmo, 81 tahun, seorang pengrajin wayang karton. Muhadjir memberikan semangat kepada Suratmo serta keluarganya yang menjadi kontak erat agar tetap sehat, semangat, dan rajin mengonsumsi obat terapi pencegahan TB.

Selain itu, Muhadjir juga memborong wayang karton yang dibuat oleh Suratmo. Dia juga memberikan paket bantuan sembako dari Gerakan Kemenko PMK Bersatu dan Peduli. (*/mel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version