Kabar

Kue-kue “Manis” Ciptaan Pengungsi Semeru

Published

on

JAYAKARTA NEWS -Suasana semarak penuh suka cita ada di tempat pengungsian Pronojiwo Lumajang. Mereka yang ditampung di pengungsian menggelar lomba memasak yang dikoordinasi oleh Pemprov Jatim.

Berbagai kue dengan diberi nama yang berhubungan dengan erupsi gunung tersebut menjadi perhatian karena pekerjaan dilakukan dengan sempurna oleh para peserta.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memang sengaja menggelar lomba memasak bagi pengungsi APG Gunung Semeru dalam rangka Hari Ibu 22 Desember.

Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan,  Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur acara diselenggarakan di areal pengungsian Pronojiwo Lumajang pada tanggal 27 dan 28 Desember 2021. Lomba tersebut  diikuti lima puluhan pengungsi perempuan baik remaja putri maupun ibu-ibu.

Semua peserta diminta menyajikan kreasi makanan berbahan dasar mi. Mengingat bantuan relawan cukup banyak tersedia bahan dasar mi. Tidak lupa peserta juga diwajibkan memberi nama hasil kreasi makanannya tersebut.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan lomba tersebut sengaja digelar Pemprov Jatim dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) dan Dinas Sosial guna memotivasi para pengungsi untuk segera bangkit dari kesedihan akibat APG  Gunung Semeru.

“Selain sebagai hiburan dan arena menyalurkan bakat dan kreativitas kaum perempuan, kami ingin memotivasi para pengungsi untuk segera bangkit. Momen  ini digelar sebagai bagian memperingati Hari Ibu juga ,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya (29/12).

Khofifah mengatakan, kegiatan ini juga sebagai bentuk trauma healing bagi para pengungsi. Terlebih kaum perempuan merupakan kelompok yang berpotensi  mengalami kerentanan,  trauma serta depresi  di lokasi pengungsian.

“Kondisi posko pengungsian yang minim fasilitas dan tidak ada hiburan cenderung membuat perempuan dan anak berada dalam keadaan depresi dan stress. Lewat ini diharapkan kondisi mereka bisa kembali pulih, selain  tentunya dengan konseling,” tuturnya.

Selain perlombaan, kata dia, juga turut digelar hypnotherapy agar para pengungsi siap untuk memasuki fase baru yaitu tinggal di Hunian Sementara (Huntara) yang saat ini proses  disiapkan oleh pemerintah.

Sementara itu, dalam acara lomba memasak tersebut para peserta menyajikan berbagai kreasi makanan lengkap dengan nama yang bersinggungan dengan erupsi Gunung Semeru. Diantaranya, Spaghetti Semeru, Mie Nyemek Semeru, Mie Ayam Semeru, Mie Erupsi Semeru, Mie Setan Semeru, dan Mie Mawut Semeru.

Para peserta tiap kelompok  setiap orangnya berhak mendapatkan uang senilai Rp500 ribu, pakaian berupa daster dan pakaian dalam, tumbler, minyak goreng, dan makanan ringan.

“Alhamdulillah semua senang dan gembira. Bukan soal hadiahnya, tapi suasananya yang bikin semua terhibur,” pungkas Khofifah. (poedji)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version