Kolom

Ibu Kota Pindah, Peluang Emas Etnis Betawi

Published

on

Abah Fachrudin saat menjadi Nara Sumber di Acara Sosialisasi Perda No. 4 tahun 2025 tentang Pelestarian Kebudadayaan Betawi

JAYAKARTA NEWS— Perpindahan sekitar 12 ribu Aparatur Sipil Negara  (ASN) dari 38 Kementerian/lembaga secara bertahap pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai Juli 2024 sampai Desember 2024 dan diyakini jumlahnya akan makin membengkak di belakang hari, merupakan peluang emas untuk lebih memajukan etinis Betawi.

Meski demikian, hal tersebut hanya akan terwujud dengan syarat sumber daya manusia (SDM) etnis Betawi unggul dan siap menghadapi tantangan Jakarta ke depan.  Hal tersebut dikemukakan Akademisi Universitas PTIQ Jakarta Achmad Fachrudin, Jumat (15/3/2024) di Jakarta.

Lebih jauh Achmad Fachrudin yang juga aktivis di Lembaga Kebudayaan Betawi tersebut menyebut, sekurangnya ada empat peluang emas, keuntungan dan sekligus tantangan dari pemindahan ibukota Jakarta ke IKN bagi etnis Betawi.

Pertama, populasi etnis Betawi berpotensi akan makin eksis dan survive. Bahkan sangat mungkin etnis Betawi yang sebelumnya hijrah ke Bodetabek akan kembali pulang ke kampung halamannya di Betawi.

Kedua, sekaitan dengan aspek pertama, bisa berdampak terhadap konfigurasi penduduk. Mengacu hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, komposisi penduduk Jakarta berdasarkan etnis adalah etnis Jawa 36.64%, Betawi 28.65%, Sunda 14.8%, Tionghoa 6,71%, dan sisanya etnis-etnis lainnya.

Data BPS tersebut bisa jadi pada 2024 mengalami pergeseran, dan sangat mungkin populasi etnis Betawi makin berkurang. Tetapi setelah ibukota pindah ke IKN, bisa berdampak populasi etnis Betawi meningkat secara cukup signifikan.

Ketiga, dapat memicu harga diri (human diginity), spirit dan etos kerja serta tantangan (challenge)   tersendiri bagi etnis Betawi untuk lebih memajukan manusia Betawi dan kebudayaannya  secara lebih otonom dan mandiri.

Saat ini pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaaan Betawi, termasuk Perkampungan Betawi Setu Babakan di Jagakarsa Jakarta Selatan, sangat belum maksimal. Padahal  Perda No. 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi serta Pergub Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi sudah cukup lama diterbitkan.  

Keempat, membuka lapangan pekerjaan baru bagi etnis Betawi, baik di sektor formal dan infomal karena sebagian tenaga kerja sudah pindah ke IKN. Dengan catatan, manakala pemerintahan baru hasil Pemilu Serentak 2024 maupun Pilkada DKI 2024 memiliki komitmen kuat dan konkrit untuk tetap memajukan  pembangunan kota Jakarta yang didesain menjadi kota jasa dan bisnis berstandar global. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang antara lain diindikasikan dengan kinerja APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI tetap dinamis, dan tidak anjlok.

Achmad Fachrudin yang biasa disapa Abah memberikan penekanan khusus akan kesiapan SDM yang unggul dari etnis Betawi untuk memberi solusi atas pemindahan ibukota Jakarta dengan berbagai dinamika dan problematikanya.

Karenanya, ia menyarankan, para tokoh Betawi atau mereka yang peduli dengan Betawi, baik secara individu maupun organisasi, terutama yang mempunyai posisi dan fungsi strategis di birokrasi dan DPRD DKI Jakarta, lebih fokus, serius, sungguh-sungguh, bertanggungjawab dan terukur dalam memajukan SDM etnis Betawi.

Fachrudin mengutip jargon: “Kalau bukan etnis Betawi siapa lagi yang akan memajukannya. Kalau bukan sekarang,  kapan lagi”. Karena itu, perpindahan ibukota Jakarta ke IKN, menurut jurnalis senior tersebut,   harus menjadi momentum strategis dan tidak boleh disia-siakan untuk memajukan etnis Betawi secara komprehensif, holistik dan integral dalam kerangka memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version